"Pada tanggal 13 Maret 2015 kami mulai membuka wisata Air Terjun Tumpak Sewu. Konsep awalnya berawal dari keprihatinan saja untuk memberdayakan masyarakat dan menciptakan lapangan kerja. Dan untuk di sini termasuk desa yang kaya dengan anugerah alam dari Allah yang Maha Kuasa," kata Pengelola Wisata Alam Air Terjun Tumpak Sewu, Abdul Karim.
Berbekal modal pribadi Rp 30 juta, Karim mulai menata obyek wisata Air Terjun Tumpak Sewu. Ia bersama masyarakat Desa Sidomulyo langsung membangun akses jalan di sekitar obyek wisata.
"Yang pertama dibangun itu akses jalan termasuk tangga ke bawah. Pos Panorama dulu yang kita garap," jelasnya.
Pos Panorama adalah satu tempat yang disediakan pengelola dengan pemandangan deretan air terjun. Pos Panorama terletak sekitar 400 meter dari pintu masuk utama air terjun.
Satu pilihan lainnya adalah trekking ke dasar air terjun. Jalur trekking yang ditawarkan memang berbeda dengan menuju Pos Panorama.
Wisatawan akan melewati jalur tanah dengan kombinasi bambu yang cukup terjal dan menuruni aliran air terjun kecil.
"Tapi kalau dari Pos Panorama ke bawah kita konsepnya ekoturisme. Untuk wisata minat khusus itu jadi harus pakai pemandu," tambah Karim.
Jalur trekking menuju dasar Air Terjun Tumpak Sewu terbilang masih terbilang aman dengan catatan. Jalur trekking masih harus dioptimalkan dengan cara memperbaiki pengaman di kiri kanan jalur.
Jalur trekking sendiri ditempuh sekitar 600 meter dari pintu gerbang masuk. Wisatawan yang ingin mencoba harus ditemani dengan pemandu.
Waktu trekking menuju dasar air terjun dibatasi hingga pukul 15.00 WIB. Hal itu lantaran untuk unsur keamanan bagi wisatawan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.