Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencicipi Swike Purwodadi, Sup Kodok dengan Tauco

Kompas.com - 25/04/2017, 06:03 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho

Penulis

GROBOGAN, KOMPAS.com - Di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah khususnya di Kecamatan Purwodadi, kodok menjelma menjadi makanan khas yang digandrungi oleh masyarakat di sana. Mereka menyebutnya Swike.

Hidangan ini dipercaya berasal dari pengaruh masakan Tionghoa yang masuk ke Indonesia. Tekstur daging kodok dianggap serupa daging ayam. Bagi telinga warga pada umumnya, Purwodadi sudah sejak lama mengantongi jargon sebagai "Kota Swike".

Kodok hijau yang habitatnya di persawahan itu, diracik dengan bumbu tradisional menjadi makanan yang kesohor di kalangan para pecandunya. Masakan berkuah layaknya sup yang konon merupakan perpaduan ramuan dari Tionghoa dan lokal ini sangat mengakar kuat di Kabupaten Grobogan terutama di Kota Purwodadi. 

Luar biasa mudahnya menemukan warung makan swike di Purwodadi. Di sejumlah titik pusat kota hingga perdesaan, ada banyak warga yang menjajakan masakan yang mengandalkan bahan dasar tauco itu.

Seperti halnya rumah makan "Swike Asli Purwodadi" atau lebih getol dengan sebutan swike 'Cik Ping' yang tak lain adalah nama pemilik rumah makan ini. Tempat makan yang setiap harinya ramai dikunjungi para penikmat kodok itu berlokasi di Jalan Kolonel Sugiono, Kecamatan Purwodadi, Grobogan.

Rumah makan lintas generasi ini diklaim sudah ada sejak tahun 1901. Untuk menunjukkan eksistensinya, pengelola pun menuliskan tahun perdana mereka berdiri pada baliho yang terpampang di depan rumah makan sederhana tersebut.

Bukan perkara mudah, rumah makan 'Cik Ping' telah bertahan lebih dari seabad. Selain warga Grobogan, tercatat pula warga luar kota acap kali menyempatkan diri mampir di rumah makan ini.

Sampai-sampai, sederet artis kenamaan seperti Robby Sugara, Inul Daratista, Didi Kempot dan petinju Cris John pernah turut menyambanginya. Terpajang foto-foto orang terkenal di tembok rumah makan bernuasa asri itu.

Shanty Tjandra Wati  (54) atau akrab disapa Cik Ping, menuturkan, awal mulanya, sebelum tahun 1900, generasi pertama sesepuhnya itu berdagang swike dengan berkeliling berjalan kaki mengangkat pikulan di wilayah Purwodadi. Hingga akhirnya nasib baik menghantarkan leluhurnya bernama Kong Giring itu untuk berjualan swike dengan mangkal di rumah yang saat ini menjadi rumah makan 'Cik Ping'.

"Untuk mengenangnya, pikulan itu masih dipergunakan di warung. Kami adalah generasi kelima. Kami buka cabang di Jalan Imam Bonjol, Semarang sejak 1997 dan di Jalan Diponegoro, Yogyakarta sejak 40 tahun lalu," terang Cik Ping kepada Kompas.com, Minggu (23/4/2017) sore.

Reputasi rumah makan 'Cik Ping' yang menyajikan panganan kodok hijau di Purwodadi bukan isapan jempol belaka. Dalam kurun sehari, rumah makan yang berada di jantung kota Purwodadi ini bisa menghabiskan 50 kilogram paha kodok hijau yang telah diramu.

Bahan utama hidangan ini adalah kaki kodok dengan dibumbui jahe, bawang putih, garam, lada dan tauco. Swike dihidangkan dengan perasan jeruk nipis, taburan bawang putih goreng, dan daun seledri.

Agar lebih lengkap, swike biasanya dinikmati dengan nasi putih. Hal istimewa dari swike olahan Cik Ping adalah kekuatan kuahnya serta meresapnya bumbu pada daging kodok.

Cik Ping menyisipkan ramuan rahasia dalam menciptakan tauco sebagai bahan dasar membuat swike. Tauco sendiri merupakan hasil fermentasi kedelai hitam atau kuning dan penambahan larutan garam.

"Swike kami istimewa pada tauconya. Kami juga memilih kecap yang berkualitas untuk memadukan rasa manis pada kuah. Untuk yang berselera pedas, kami sediakan ulek'an cabai," pungkas Cik Ping.

Harganya cukup terjangkau menyesuaikan rasa lezatnya. Swike kuah dihargai Rp 20.000 per porsi. Ada pula pepes berisi telur, jeroan dan daging kodok berbalut daun pisang dijual Rp 10.000 per bungkus.

Kodok goreng tepung atau mentega Rp 25.000 per porsi. Tongseng dan rica kodok Rp 25.000 per porsi serta Rambak atau kerupuk kulit kodok Rp 4.000 sebungkus.

"Enak banget olahan kodok di sini terutama swike kuahnya. Bumbu yang disajikan meresap ke dalam daging kodok dan kuahnya enak. Perpaduan, manis, asam, asin dan pedas. Saya bersama keluarga dan teman-teman sering jajan di sini. Pokoknya nendang di lidah mas," kata Cahya Wandita Kusuma (28), seorang pengunjung, warga Jagalan, Purwodadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

Hotel Story
6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com