Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Bukit Penuh Domba, Ini Pemandangan Selandia Baru yang Sesungguhnya...

Kompas.com - 13/05/2017, 20:09 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

KOMPAS.com - Bukit dengan padang rumput luas menghampar sejauh mata memandang di perjalanan menuju Rotarua dari Bandara Auckland, Pulau Utara, Selandia Baru. Setiap bukit yang saya lewati dipenuhi domba hingga sapi. Jumlahnya tak terhitung. Dari kejauhan mereka seperti gerombolan titik yang memenuhi puncak bukit.

Konon, jumlah domba di Selandia Baru lebih banyak daripada jumlah manusia. Mungkin ada benarnya, karena inilah pemandangan yang lazim terlihat di Selandia Baru. Namun, Selandia Baru yang sesungguhnya bukanlah padang rumput berbukit dengan gerombolan domba dan sapi.

"Semua itu impor. Bahkan rumput yang Anda lihat adalah impor, bukan asli Selandia Baru," kata Jessie, pemandu tur dari Rotarua Canopy Tours.

BACA: Kia Ora, Berani Memacu Adrenalin di Selandia Baru?

Jadi seperti apa Selandia Baru sesungguhnya? Jessie mengantar saya dan peserta tur canopy di Rotarua untuk mendapatkan jawaban itu. Rotarua adalah kota di Pulau Utara dari Selandia Baru. Selandia Baru terdiri dari dua pulau utama yaitu Pulau Utara dan Pulau Selatan.

Rotarua dikenal sebagai “rumah” para Maori, bangsa pertama yang menetap di Selandia Baru. Rotarua bisa diakses melalui Bandara Auckland melalui perjalanan darat sekitar empat jam. Jika ke kota ini, turis kerap disarankan untuk mengikuti tur yang disediakan Rotarua Canopy Tours.

Tur ini membawa peserta melihat alam Selandia Baru sesungguhnya, ketika para Maori baru saja datang ke Selandia Baru. Sebuah hutan perawan yang luas dengan pohon-pohon tinggi menjadi tempat penjelajahan.

Rotarua Canopy Tour Jembatan gantung di hutan alami di Rotarua, Selandia Baru.
Cara penjelajahannya terbilang unik. Bukan dengan cara trekking biasa, melainkan “mengudara” di antara pepohonan. Inilah satu-satunya tur zipline canopy di hutan alami Selandia Baru. Peserta diajak meniti jembatan gantung yang menghubungkan satu pohon ke pohon lainnya.

Penjelajahan dilakukan dengan cara zipline dari pohon ke pohon. Jika Anda bingung apakah zipline itu, zipline kerap disebut flying fox di Indonesia.

Seperti pada umumnya canopy tour, zipline dan jembatan gantung ini terhubung dari satu penyangga ke penyangga lainnya. Semua penyangga dibangun di atas pohon. Selain itu, peserta tur juga ditemani pemandu profesional yang tak hanya memastikan keamanan peserta, tetapi juga menjelaskan seluk-beluk flora dan fauna setempat.

BACA: Turis Indonesia, Inilah Waktu Terbaik Liburan di Selandia Baru

Di Indonesia, sudah ada operator yang menawarkan pengalaman canopy tour yang sama. Menjelajahi hutan atau pegunungan dengan cara bergelantungan menggunakan zipline atau jembatan gantung.

Rotarua Canopy Tour menawarkan sensasi yang berbeda. Untuk menjelajahi hutan, perlu melewati enam zipline dan dua jembatan gantung. Total “trekking” bergelantungan menjelajahi hutan ini sepanjang lebih dari satu kilometer dan memakan waktu selama tiga jam.

Bayangkan, Anda bergelantungan di atas hutan dan “terbang” setinggi pohon. Hampir keseluruhan perjalanan dilakukan di ketinggian, bukan berjalan di tanah. Setiap zipline memiliki panjang berbeda-beda, dari 40 meter hingga 220 meter.

BACA: Mengenal Lebih Dekat Maori di Selandia Baru, Kunjungi 3 Tempat Ini

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerbangan di Bandara Incheon Korea Terganggu akibat Balon Isi Tinja

Penerbangan di Bandara Incheon Korea Terganggu akibat Balon Isi Tinja

Travel Update
Pameran Wonderlab di Grand Indonesia, Instalasi Teknologi Masa Depan

Pameran Wonderlab di Grand Indonesia, Instalasi Teknologi Masa Depan

Travel Update
TMII Gelar Festival Musim Panas Jepang untuk Sambut Libur Sekolah

TMII Gelar Festival Musim Panas Jepang untuk Sambut Libur Sekolah

Travel Update
Cara ke Pameran Biang Kerok Benyamin Sueb di Jakarta, Bisa Naik KRL

Cara ke Pameran Biang Kerok Benyamin Sueb di Jakarta, Bisa Naik KRL

Travel Tips
Gunung Bromo Buka Lagi Usai Kebakaran, Simak Aturan Berkunjung

Gunung Bromo Buka Lagi Usai Kebakaran, Simak Aturan Berkunjung

Travel Update
Gunung Kerinci Jadi Lokasi Pembuatan Dokumenter soal Risiko Pendakian

Gunung Kerinci Jadi Lokasi Pembuatan Dokumenter soal Risiko Pendakian

Travel Update
10 Tempat Liburan di Purwakarta, dari Alam hingga Sejarah

10 Tempat Liburan di Purwakarta, dari Alam hingga Sejarah

Jalan Jalan
Liburan ke Jakarta Aquarium & Safari, Ada Bajak Laut dan Kapibara

Liburan ke Jakarta Aquarium & Safari, Ada Bajak Laut dan Kapibara

Travel Update
5 Tempat Liburan Keluarga di Bandung, Ada yang Cocok untuk Piknik

5 Tempat Liburan Keluarga di Bandung, Ada yang Cocok untuk Piknik

Jalan Jalan
Promo Libur Sekolah di Rivera Outbound & Edutainment Bogor, mulai Rp 65.000

Promo Libur Sekolah di Rivera Outbound & Edutainment Bogor, mulai Rp 65.000

Travel Update
231 Penerbangan di Bandara AP II Layani Kepulangan Jemaah Haji

231 Penerbangan di Bandara AP II Layani Kepulangan Jemaah Haji

Travel Update
Ada Usulan Kenaikan Tarif Pungutan Turis Asing di Bali, Sandiaga: Harus Dilihat Dulu

Ada Usulan Kenaikan Tarif Pungutan Turis Asing di Bali, Sandiaga: Harus Dilihat Dulu

Travel Update
Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Sungai Maron Pacitan

Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Sungai Maron Pacitan

Travel Update
Taman Aglaonema Terbesar Indonesia di Sleman, Ini Jam Buka dan Harga Tiket Masuknya

Taman Aglaonema Terbesar Indonesia di Sleman, Ini Jam Buka dan Harga Tiket Masuknya

Travel Update
Visa Kunjungan Jangka Pendek di Kepulauan Riau Akan Diumumkan Segera

Visa Kunjungan Jangka Pendek di Kepulauan Riau Akan Diumumkan Segera

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com