Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air Terjun Haratai, Magnet Wisata Loksado

Kompas.com - 03/06/2017, 09:14 WIB

ADITYA Rahmaniardi (24) akhirnya terjun ke air setelah mondar-mandir di atas lanting atau rakit bambu.

Ia semula ragu-ragu menceburkan diri karena air di lokasi Air Terjun Haratai, di Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, terlihat dalam dan dingin. Buih airnya saja terasa dingin di kulit.

"Ternyata di pinggir tidak terlalu dalam,” ujar Adit, panggilan Aditya Rahmaniardi, sambil tetap berpegangan pada rakit bambu agar tidak terseret arus yang cukup deras.

Kedalaman air di posisi Adit berdiri hanya sepinggang. Ia kemudian menyelam beberapa kali untuk membasahi sekujur tubuhnya.

”Ayo nyebur,” ajak Adit, pengunjung dari Kandangan, ibu kota Kabupaten Hulu Sungai Selatan, kepada temannya dan beberapa pengunjung lain yang masih terlihat ragu-ragu terjun ke air yang jernih itu.

(BACA: Serunya Menjelajahi Dasar Air Terjun Tumpak Sewu di Lumajang)

Ajakannya langsung direspons. Satu per satu mereka terjun ke untuk merasakan kesegaran air Pegunungan Meratus.

Pada Senin (27/3/2017) siang itu, matahari bersinar cukup terik. Namun, sengatannya tak mampu mengalahkan dingin dan sejuknya Air Terjun Haratai.

Beberapa pengunjung yang mandi pun tak sanggup berlama-lama di air karena dinginnya terasa menusuk sampai ke tulang. ”Serasa mandi air es,” ujar Riezky Nurul (25), pengunjung lainnya.

Kendati Adit dan beberapa pengunjung sudah terjun ke air, sebagian pengunjung tetap tidak mau mandi di air yang dingin itu.

(BACA: Air Terjun Tumpak Sewu di Lumajang, Niagara-nya Indonesia)

Mereka terlihat asyik berfoto bersama teman atau pasangan. Ada juga yang asyik melakukan swafoto dengan latar belakang air terjun.

Air Terjun Haratai yang terletak di Desa Haratai memiliki ketinggian sekitar 20 meter. Debit airnya cukup besar dan arus deras sehingga sulit sekali berenang di sekitar air terjun.

”Karena musim hujan, airnya deras. Apalagi, kemarin di sini hujan seharian. Saat kemarau, airnya tidak begitu deras,” kata Agus (22), warga Desa Haratai yang bertugas menjaga loket di lokasi wisata alam tersebut.

Dari perkampungan warga, Air Terjun Haratai hanya berjarak 1 kilometer. Namun, dari pusat kecamatan jaraknya 9 kilometer. Adapun dari Kandangan jaraknya sekitar 50 kilometer dan dari Banjarmasin sejauh 185 kilometer.

Air Terjun Haratai hanya satu dari beberapa air terjun yang ada di Loksado. Kecamatan yang terletak di Pegunungan Meratus itu merupakan kawasan wisata alam di Kalimantan Selatan yang sudah ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).

Beberapa air terjun lainnya adalah Air Terjun Riam Barajang, Air Terjun Riam Hanai, Air Terjun Rampah Menjangan, dan Air Terjun Tinggiran Hayam.

Populer

Di antara sejumlah obyek wisata air terjun tersebut, Air Terjun Haratai terbilang cukup populer sehingga menjadi magnet wisatawan. Selain pemandangannya masih asri, lokasinya juga lebih mudah dijangkau.

Akses menuju lokasi obyek wisata itu sudah cukup baik, terutama dari Banjarmasin sampai Loksado yang nyaman dilalui kendaraan roda empat.

Namun, dari Loksado menuju lokasi obyek wisata Air Terjun Haratai hanya bisa dilalui kendaraan roda dua. Medan yang dilalui juga cukup ekstrem.

Jalan sepanjang 9 kilometer itu mendaki dan menurun dengan kecuraman diperkirakan hingga 60 derajat. Lebar jalan di beberapa titik tak lebih dari 1,5 meter, dengan jurang atau sungai di salah satu sisinya.

Jalan itu pun berbatu-batu karena betonnya sudah hancur. Empat jembatan gantung dan beberapa jembatan lainnya juga mulai rusak dan bergoyang saat dilintasi. Melewati jalan itu cukup memacu adrenalin.

Pengunjung yang tidak membawa kendaraan roda dua bisa menggunakan jasa ojek atau menyewa sepeda motor di Loksado. Ongkos ojek pergi pulang sama dengan ongkos sewa sepeda motor, yakni Rp 80.000 sekali jalan. Lokasi parkir kendaraan berjarak sekitar 100 meter dari air terjun.

Dari lokasi parkir, pengunjung harus berjalan kaki dan melewati jembatan gantung hingga mencapai loket. Setiap pengunjung harus membayar retribusi masuk lokasi obyek wisata air terjun Rp 5.000 per orang.

Setelah itu pengunjung bisa sepuasnya menikmati wisata air terjun, termasuk mandi menggunakan ban pelampung yang telah disediakan.

Menurut Agus, lokasi obyek wisata Air Terjun Haratai buka setiap hari mulai pukul 07.00 sampai pukul 17.00 Wita. Setiap hari pasti ada pengunjung yang datang.

Namun, kunjungan paling ramai adalah pada akhir pekan dan hari libur. ”Hari Sabtu, Minggu, dan hari libur pengunjung bisa mencapai 100 orang. Hari biasa 10-20 orang saja yang datang,” ungkapnya.

Perlu diperbaiki

Riezky Nurul, pengunjung dari Tanjung, Kabupaten Tabalong, yang baru pertama kali berkunjung ke Air Terjun Haratai, mengaku cukup puas dengan pesona air terjun tersebut.

”Obyek wisatanya bagus. Cuma sayang, akses menuju ke sini masih susah. Jalannya harus diperbaiki,” ujar perempuan asal Bandung, Jawa Barat, yang baru tiga bulan tinggal di Kalimantan Selatan itu.

Menurut Adit, pembenahan di lokasi obyek wisata Air Terjun Haratai juga tidak begitu kelihatan.

”Tahun lalu saya ke sini. Sekarang, saya lihat hampir tidak ada yang berubah. Akses tetap saja masih sulit. Kalau diperbaiki dan dipercantik, pasti makin banyak wisatawan yang datang ke sini,” tuturnya.

Harno, warga Desa Haratai yang menjabat sebagai Wakil Ketua II Kerukunan Suku Dayak Meratus (KSDM) Provinsi Kalimantan Selatan, mengatakan, perbaikan jalan dan jembatan menuju lokasi Air Terjun Haratai mendesak dilakukan. Akses yang belum nyaman itu dikeluhkan sebagian besar wisatawan.

”Kami berharap pemerintah bisa segera memperbaiki akses menuju lokasi obyek wisata air terjun,” kata Harno.

Kepala Bidang Destinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Hulu Sungai Selatan Budi Wahono mengatakan, perbaikan jalan dan jembatan untuk memperlancar akses menuju lokasi Air Terjun Haratai sudah masuk dalam perencanaan pemerintah daerah. ”Penganggaran dan realisasinya baru tahun depan,” ujar Budi.

Menurut Budi, akses menuju lokasi air terjun masuk ke dalam kawasan hutan lindung. Karena itu, jalan tidak mungkin diperlebar.

”Setelah diperbaiki nanti, tetap hanya untuk sepeda motor, dan tidak dimungkinkan untuk dilintasi mobil,” katanya. (JUMARTO YULIANUS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com