Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mural Berdenyut di Perth

Kompas.com - 13/06/2017, 15:08 WIB

Lalu, di seberang State Library of Western Australia di Francis Street, kami menelusuri jalan terbuka dengan lantai dicat warna-warni dan dilengkapi sejumlah kursi bulat.

Kawasan ini kian menawan berkat kehadiran beberapa mural. Salah satunya, gambar lelaki bertopi pada dinding lebar di dekat parkiran.

Masih banyak mural lain di sudut-sudut kota Perth. Ada lukisan binatang, pemandangan, ornamentasi, sampai kehidupan sehari-hari. Gaya visualnya bervariasi: surealis, realis, dekoratif, bahkan kubistis. Semuanya memamerkan keindahan bentuk, warna, dan adegan.

Dengan penataan yang apik, karya-karya itu membuat Perth lebih manusiawi. Menjelajah kota di pinggir Sungai Swan itu kita tak hanya dijejali gedung-gedung bertingkat, tetapi juga dihibur gambar-gambar asyik.

”Banyak orang yang ingin pensiun di sini. Suasananya santai,” kata Jason Woodthorpe, sopir dari Perth Luxury Tours, yang mengantar kami blusukan di Coral Coast Region. Tetapi, ia tak hanya bicara mural, tetapi soal kenyamanan Perth secara keseluruhan.

Kota pelabuhan

Beberapa hari kemudian, kami mengunjungi Fremantle, bagian dari kota metropolitan Perth. Kali ini kami mencicipi segway tour, yaitu jalan-jalan dengan mengendarai semacam skuter listrik yang luwes.

Dipandu Rusty Creighton, pemandu dari Two Feet & a Heartbeat, kami menyusuri kota di muara Sungai Swan itu.

Rusty menggebu menguraikan sejarah Fremantle sebagai kota pelabuhan tua. Bangunan-bangunan kuno—sebagian didirikan abad ke-19 M—terpelihara baik, seperti gereja dengan arsitektur gotik yang rumit, gedung pertemuan, bahkan penjara.

Ya, penjara yang dulu untuk mengurung para narapidana itu kini jadi tujuan wisata. Kami melongoknya sebentar. Bangunan itu berdinding tebal dengan pintu gerbang megah bergaya Inggris abad pertengahan.

KOMPAS/ILHAM KHOIRI Beberapa dinding bangunan dihiasi mural sehingga terasa lebih hidup di Perth, Australia Barat.
Fremantle juga dihiasi banyak mural. Tak jauh dari pasar, misalnya, ada lukisan tikus besar dan gurita raksasa di dinding. Lalu di dekat pelabuhan pemancingan, ada mural lelaki berkumis tebal yang lagi makan es krim. Warna-warni yang ngejreng pada gambar itu menggoda para pelancong untuk berswafoto.

”Di sini ada festival mural yang ramai. Banyak seniman terlibat,” kata Rusty. Sayang, festival itu sudah berlalu beberapa bulan lalu sehingga kami tak sempat ngobrol dengan para senimannya.

Mural punya dua wajah. Jika tak ditangani baik, katakanlah dibuat secara vandalistis, lukisan dinding itu bisa bikin kisruh kota. Namun, dengan penataan apik, seni ini justru mempermanis satu kawasan, seperti di Perth dan Fremantle.

Dinding-dinding kota itu menjadi ruang galeri bagi para seniman untuk berekspresi. Bagi warga yang melintas, karya-karya itu menawarkan rekreasi visual, barangkali juga pesan-pesan positif.

Kosmologi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com