Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kain Tapis yang Menghidupi Warga

Kompas.com - 22/06/2017, 06:42 WIB

Dikombinasikan

Kain tapis semakin populer semenjak pemakaiannya semakin beragam. Dahulu, kain tapis hanya digunakan sebagai pakaian adat pada acara pernikahan. Namun, kini, kain tapis mulai dikombinasikan menjadi pakaian sehari-hari, tas, kopiah, jilbab, taplak meja, syal, hingga hiasan dinding.

Redawati-lah yang pertama menumbuhkan semangat menapis kepada ibu-ibu di desanya dua tahun silam. ”Awalnya, saya iseng menawarkan beberapa kain tapis pada teman di kantor. Ternyata banyak yang suka. Saya mulai mengembangkan produk lain yang dikombinasikan dengan kain tapis,” katanya.

Dengan modal Rp 2,5 juta, Redawati memantapkan hati untuk mengembangkan tapis. Selain untuk melestarikan budaya menapis, Redawati juga melihat peluang usaha bahwa kain tapis dapat dijadikan oleh-oleh khas Lampung.

Sejak itu, Redawati mulai membuat produk-produk berupa tas, kopiah, dan jilbab yang dikombinasikan dengan kain tapis.

Untuk tas dan kopiah, misalnya, ia menggunakan bahan dasar kain katun atau satin yang dipadukan dengan hiasan tapis. Sementara untuk jilbab, Redawati membeli jilbab polos aneka warna yang dikombinasikan dengan hiasan tapis di bagian pinggir.

Tas dan jilbab kombinasi tapis itu laris di pasaran. Redawati mulai kewalahan membuat pesanan tas dan jilbab. Lalu, ia mengajak ibu-ibu di sekitar rumahnya menapis. Mereka semangat karena bisa mendapat uang dengan cepat.

”Mereka mengerjakan satu kain selama tiga hari sampai satu minggu. Satu kain dijual Rp 75.000-Rp 90.000 tergantung pada motifnya. Kain itu langsung dibeli untuk dijahit lagi menjadi tas dan jilbab tapis,” katanya.

Dahulu, saat tapis hanya dibuat sebagai pakaian adat atau pakaian pengantin, perajin kesulitan menjualnya. Pasalnya, harga satu kain adat tapis Rp 1,5 juta-Rp 5 juta. Pembelinya pun hanya kalangan terbatas, yakni masyarakat suku Lampung yang membutuhkan kain tapis untuk acara adat.

Sebulan terakhir menjelang Ramadhan, desa itu memproduksi 1.500 jilbab tapis. Jilbab itu dijual ke sejumlah kota, di antaranya Bandar Lampung, Jakarta, Palembang, dan Bandung. Tidak hanya itu, pesanan juga datang dari luar negeri, di antaranya Malaysia dan Singapura. Penjualan dilakukan secara daring.

Jilbab tapis dijual Rp 75.000-Rp 120.000 per helai. Tas tapis dijual Rp 450.000 hingga Rp 700.000 per unit.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com