Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nyam... Nikmatnya Bakso Beranak Isi Keju sampai Cabai Rawit

Kompas.com - 15/07/2017, 12:04 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bakso beranak merupakan hasil modifikasi kuliner khas Indonesia yang cukup booming. Salah satu bakso beranak yang bertahan dengan cita rasanya yang khas ialah Bakso Beranak Pak Gayeng, Gambir, Jakarta.

Tidak seperti bakso beranak pada umumnya yang dijual di tempat permanen, bakso ini dijual dengan gerobak di sisi taman. Meski begitu, anggapan negatif terhadap street food ini hilang ketika melihat antrean pembelinya pada sore dan malam hari. Terlebih saat Anda menyecap rasa kuah dan kenyalnya Bakso Beranak Pak Gayeng ini. Di gerobak coklatnya yang tak terlalu besar, Gayeng sang pemilik menyediakan ragam bakso. Seperti bakso urat cabai, bakso keju, bakso telur, dan tentunya bakso beranak.

"Kalau di kita yang jadi primadonanya, banyak dicari dan paling cepet habis malah bakso beranaknya. Bakso yang lain malah jadi sampingan saja. Makanya stok bakso beranak paling banyak dah," ujar Gayeng sambil memperlihatkan isian bakso beranaknya kepada KompasTravel, Jumat (14/7/2017).

Cirikhas favorit pelanggan Bakso Beranak pak Gayeng ialah memiliki aneka rasa. Saat Gayeng membelahnya, terlihat delapan bakso kecil beraneka rasa didalamny, Jumat (14/7/2017).KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Cirikhas favorit pelanggan Bakso Beranak pak Gayeng ialah memiliki aneka rasa. Saat Gayeng membelahnya, terlihat delapan bakso kecil beraneka rasa didalamny, Jumat (14/7/2017).

Hal yang menjadi ciri khas favorit pelanggannya ialah bakso beranak di sini memiliki aneka rasa. Saat Gayeng membelahnya, terlihat delapan bakso kecil beraneka rasa di dalamnya. Bakso telur puyuh terlihat pertama. Kemudian ada bakso dengan isian keju dan isian cabai rawit merah.

BACA: Bakso Bom yang Bikin Keringetan, Berani Coba?

Wujud bakso beranak ini cukup besar, diameternya delapan sampai sembilan sentimeter. Sedangkan teksturnya cukup berurat dan kenyal. Namun, kekenyalan tersebut bukan berasal dari tepung sagu yang banyak, tetapi pemilihan dan pengolahan daging yang khusus dipelajari Gayeng.

"Saya sekeluarga memang jualan bakso dari dulu, hampir masing-masing keluarga jualan bakso di beberapa tempat," tuturnya.

Gerobak Bakso Pak Gayeng berada di samping jejeran kuliner streetfood lainnya, tepatnya di Jalan Tulang Bawang 4 Cideng, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (14/7/2017).KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Gerobak Bakso Pak Gayeng berada di samping jejeran kuliner streetfood lainnya, tepatnya di Jalan Tulang Bawang 4 Cideng, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (14/7/2017).

Pantas saja resep dan cara pengolahannya boleh diadu dengan bakso di restoran. Ia menjelaskan bahwa daging yang digunakan ialah daging sapi bagian penutup, atau belakang. Daging ini memiliki karakter mudah mengembang, berurat dan kenyal, tetapi harganya juga cukup mahal dibanding beberapa bagian lain.

Sedangkan kuahnya kental dengan kaldu dan berminyak. Anda harus mencobanya sebelum memberikan kecap dan sambal, kuahnya terlihat keruh dengan rempah kecoklatan dan begitu gurih. Sayangnya setelah terkena penyedap rasa, rasa kaldunya sedikit tertutup.

Untuk harga, bakso beranak di sini terbilang sangat terjangkau. Satu porsi bakso beranak berisi delapan bakso isi lengkap dengan sayur, mi dan yang lainnya dihargai Rp 15.000.

Pada akhir pekan, Anda bisa menikmati bakso beranak dengan ukuran besar berisi 12 bakso, dengan harga Rp 30.000. Anda bisa menikmati bakso ini di tengah semilir angin Taman Tulang Bawang.

Gerobak Bakso Pak Gayeng berada di antara jejeran kuliner street food lainnya, tepatnya di Jalan Tulang Bawang 4 Cideng, Gambir, Jakarta Pusat. Setiap harinya buka pukul 15.00 hingga habis pukul 20.00 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com