Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Garuda Indonesia Masih Mengkaji Penerbangan Kupang-Dili-Darwin

Kompas.com - 18/08/2017, 19:14 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Maskapai penerbangan Garuda Indonesia sampai saat ini masih mengkaji dan menganalisis rencana penerbangan rute Kupang-Dili (Timor Leste)-Darwin (Australia).

General Manager Garuda Indonesia Kantor Cabang Kupang, Kokoh Ritonga mengatakan, rencana layanan penerbangan langsung dengan rute menuju dua negara tetangga yang telah diusulkan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), sejak Tahun 2016 masih harus dianalisis karena banyak faktor penting yang perlu disiapkan.

"Kalau kita terbang menuju rute itu, maka dari Garuda sendiri harus menyiapkan infrastruktur pendukung berupa kantor maupun struktur organisasi, karena di Dili dan Darwin belum ada kantor Garuda di sana. Jadi tu perlu dilakukan analisis secara komperhensif," kata Kokoh kepada Kompas.com di ruang kerjanya, Selasa (15/8/2017).

(BACA: Garuda Indonesia Didesak Buka Rute Kupang-Darwin)

Memang Kokoh, permintaan atau harapan dari Dinas Pariwisata NTT hingga Gubernur NTT, sudah disampaikan ke Garuda Indonesia di Jakarta, namun hingga saat ini belum diputuskan.

"Sebenarnya kita bisa sewa (gedung untuk dijadikan kantor) dan prosesnya tidak lama, namun di belakang itu semua ada pertimbangan biaya juga. Kalau kita terbang ke sana (Dili dan Darwin), kira-kira potensi pasarnya seperti apa," ucap Kokoh.

Menyusuri pantai di kota Dili, Timor Leste, Sabtu (13/5/2017).KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Menyusuri pantai di kota Dili, Timor Leste, Sabtu (13/5/2017).
Apalagi, lanjut Kokoh, pada tahun 2006 sampai 2009 maskapai yang sebagian sahamnya milik pemerintah itu pernah terbang dari Kupang menuju Darwin, tapi akhirnya ditutup karena peminat (penumpang) sedikit, bahkan tidak ada sama sekali sehingga pihaknya tidak ingin mengulangi lagi.

(BACA: Berita Foto: Bulan Mei di Kota Dili)

Pihak Garuda Indonesia, menurut Kokoh, punya unit khusus yang akan mengumpulkan data dari semua instansi resmi seperti data kunjungan dari Imigrasi dan juga Angkasa Pura.

Sejauh ini Garuda Indonesia telah mendukung pariwisata di NTT dengan membuka penerbangan ke sejumlah kabupaten seperti di Manggarai Barat (Labuan Bajo), Ende, Sikka (Maumere) dan Sumba Barat Daya (Tambolaka).

Bahkan khusus untuk rute Labuan Bajo, sehari penerbangannya tiga kali, meski jumlah penumpanya tidak penuh. "Kita ingin agar dengan adanya Garuda Indonesia yang terbang ke sejumlah daerah di NTT, tentu daerah itu akan makin dikenal di level internasional," katanya.

(BACA: Jangan Pulang dari Darwin Tanpa Lihat Buaya)

Sebelumnya diberitakan, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Marius Ardu Jelamu, mendesak Garuda Indonesia agar segera membuka rute penerbangan Kupang-Darwin, Australia Utara.

Anak-anak bermain di Mindil Beach, Northern Territory. Pantai ini terletak sekitar 3 km dari pusat kota Darwin.KOMPAS.com/Caroline Damanik Anak-anak bermain di Mindil Beach, Northern Territory. Pantai ini terletak sekitar 3 km dari pusat kota Darwin.
Menurut Marius, pembukaan rute penerbangan itu sangat penting guna merebut pasar wisatawan Australia yang semakin banyak berkunjung ke NTT.

“Kami masih berjuang ini pembukaan rute penerbangan Kupang-Darwin. Kementerian Perhubungan sudah mengizinkan maskapai untuk melayani rute Kupang-Darwin, namun maskapai ini masih menghitung untung ruginya. Tapi saya mengharapkan tentu Garuda Indonesia sebagai maskapai penerbangan nasional harus segera membuka rute itu,” katanya di Kupang, Kamis (6/10/2016).

Marius menambahkan, Garuda Indonesia sebaiknya tidak hanya memikirkan bisnis semata, tapi juga harus berpikir untuk melayani warga negara Indonesia yang ada di Kupang dan juga warga negara Indonesia di Darwin yang mau ke Kupang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com