YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sebagai salah satu gudang ternak di DI Yogyakarta, sapi banyak dijumpai di Kabupaten Gunungkidul. Salah satu produk hasil olahan daging sapi yang dikenal nama kicikan.
Kuliner ini konon berasal dari Padukuhan Banjardowo, Desa Gedangrejo, Kecamatan Karangmojo, Gunungkidul.
(BACA: 66 Ingkung Ayam Disuwir-suwir di Sendang Beji Gunungkidul)
Kicikan adalah masakan campuran daging dan jeroan sapi yang telah dicacah, diolah sedemikian rupa menjadi kuliner yang lezat, dengan kuah yang gurih. Campuran cacahan daging dan jeroan tersebut dimasak dengan bumbu kicik.
"Masakan kicikan sudah ada sejak ratusan tahun lalu dan turun temurun dimasak oleh warga," kata salah seorang tokoh desa di Padukuhan Banjardowo, Suradji Rachmat, Minggu (20/8/2017).
(BACA: Belalang Goreng ala Gunungkidul, Gurihnya Mirip Udang Goreng...)
Memiliki rasa gurih, dan rasa mirip tongseng, jika ingin ada sensasi pedas, penikmat bisa menambahkan sambal bawang. Kicikan sebagai lauk, dan dimakan menggunakan nasi beras merah, dipadukan dengan sambal bawang.
"Jika tongseng menggunakan merica atau cabai mentah, kicikan dengan sambal bawang," ujarnya.
Warga sekitar sudah terbiasa makan kicikan, karena biasa dijual di sekitar pasar tradisional. Tetapi jangan berharap setiap hari ada, karena pasar tradisional di sana hanya mengikuti pasaran dalam tanggalan Jawa.
Seporsi biasanya dijual Rp 5.000. Cara penyajiannya masih tradisional, menggunakan daun jati sebagai pembungkusnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.