Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribut Cendol Diklaim Malaysia, tetapi Minumnya Teh Thailand

Kompas.com - 03/10/2017, 19:30 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu media sosial sempat ramai karena pemberitaan salah satu media luar negeri, Insider, yang menyebut cendol berasal dari Malaysia. Berita yang ditayangkan lewat video singkat Instagram @thisisinsiderfood itu kemudian menuai protes keras dari netizen Indonesia. Pihak Insider akhirnya merevisi keterangan video dan menuliskan cendol berasal dari Asia Tenggara.

D iantara banyaknya komentar netizen Indonesia, ada satu komentar yang menarik yakni dari akun @RadjaCendol atau Randol. Randol adalah gerai minuman cendol terbesar di Indonesia saat ini.

"Hampir semua komentar protes bahwa Malaysia terus menerus mengklaim apa yang menjadi milik kita, salah satunya cendol, minuman kebanggaan Indonesia. Ironisnya justru banyak orang Indonesia menggangap remeh cendol, dan lebih memilih antre panjang membeli minuman dari negeri tetangga seperti minuman Taiwan atau Thailand," begitu tulis akun Instagram Radja Cendol.

BACA: Angkat Derajat Cendol, Danu Berguru Cendol hingga ke Pelosok Daerah

Seakan menohok netizen, KompasTravel menghubungi pendiri Radja Cendol Danu Sofwan (30) pada Jumat (29/7/2017). Ia angkat bicara perihal cendol yang diklaim dari Malaysia. 

"Berita ini sebenarnya sudah lumayam lama, ketika tahun 2013 mencari tahu produk tradisional, saya nemuin artikel di internet. Cendol akan diklaim Malaysia," jelas Danu.

Usai membaca artikel tersebut semakin membulatkan tekad Danu untuk membuka gerai minuman cendol.

"Saya mencoba bersuara lewat berusaha, yakni lewat jualan cendol," tuturnya.

Sebenarnya bukan hal aneh jika cendol diklaim Malaysia. Sebab, menurut Danu, orang Malaysia ternyata sangat mengapresiasi cendol.

"Mereka (orang Malaysia) sangat suka dan antusias terhadap cendol. Antrean beli cendol panjang. Beda dengan orang Indoenesia yang antrean panjang itu justru minuman dari luar negeri," sebut Danu.

BACA: 10.000 Gelas Per Hari, Ini Kisah Sukses Si Radja Cendol

Danu tidak menyalahkan jika orang Indonesia lebih gemar produk minuman dari luar negeri seperti Bubble Tea dari Taiwan atau Thai Tea dari Thailand. Menurutnya itu hak konsumen untuk membeli minuman yang disukai. Namun ia menyayangkan karena Indonesia sebenarnya punya minuman yang tidak kalah lezat.

Antrean panjang minuman luar negeri, menurut Danu, juga dipengaruhi faktor gaya hidup. Minuman kekinian memang sedang tren.

"Harus ada anak muda Indonesia yang menjaga warisan kuliner tradisional. Hidangan yang lahir dari perut Nusantara," sebut Danu.

Danu sendiri berharap semoga masyarakat Indonesia dapat lebih cinta produk dalam negeri dan menghargai kuliner asli Indonesia.

"Jangan nanti kalau sudah diakui negara tetangga baru ribut di sosmed dan nyinyir. Sebelum itu terjadi mari kita jaga dengan mengonsumsi. Tidak harus Randol, sekarang banyak merek cendol lain. (Produk) mereka juga bisa dikonsumsi," sebut Danu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Travel Update
Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Travel Tips
Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jalan Jalan
7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

Travel Tips
Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat 'Long Weekend'

Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat "Long Weekend"

Travel Update
Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Hotel Story
3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

Travel Tips
Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Jalan Jalan
Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com