Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sensasi Minum Teh Kulit Salak di Tengah Kebun Salak

Kompas.com - 25/10/2017, 07:32 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

SALATIGA, KOMPAS.com - Menikmati secangkir teh ditemani semilir angin yang bertiup dari sela-sela popohonan salak adalah salah satu yang ditawarkan agro wisata Warung Kebung Salak (WKS) Salatiga.

Tapi teh yang ditawarkan di tempat ini bukanlah sembarang teh, tapi teh yang terbuat dari kulit buah salak.

Jika biasanya setelah kita makan buah salak, kulitnya pasti dibuang. Tapi oleh Laili Musyarofah (37) pemilik WKS, kulit buah salak bisa dibikin sebagai minuman yang nikmat dan tentunya menyehatkan.

(Baca juga : Sensasi Unik Minum Kopi Biji Salak dan Nasi Goreng Salak)

Setelah sukses memproduksi Bubuk Biji Salak yang tampilan dan rasanya nya mirip kopi, teh kulit salak ini makin melengkapi menu-menu alternatif di WKS yang terletak di Jalan Srikandi, Grogol, Salatiga, Jawa Tengah.

"Sudah empat bulan ini saya produksi. Awalnya ya coba-coba," kata Laili saat ditemui, Senin (24/10/2017) sore.

(Baca juga : Mirip Kurma, Ternyata Kurma Salak dari Perkebunan Lereng Merapi)

Berdasarkan yang ia pelajari dari internet, dalam kulit salak ditemukan beberapa zat yang bermanfaat, di antaranya kalori, fosfor, kalsium, vitamin B, air, karbohidrat serta zat besi. Dengan mengonsumsi teh kulit salak ini maka kita sudah memperoleh berbagai mineral yang diperlukan tubuh.

Dengan mengolah kulit salah menjadi teh, kata Laili, bisa mencegah dan mengatasi berbagai jenis penyakit. Antara lain sembelit, tekanan darah tinggi dan mengobati ambeien.

"Bukan mengobati, tepatnya menurunkan karena efeknya tidak langsung sembuh tapi perlahan," kata lulusan Fisip Undip, jurusan ilmu komunikasi ini.

Laili Musyarofah (37) pemilik Warung Kebun Salak dengan koleksi sekitar 1.000 pohon salak di Jl Srikandi, Grogol, Salatiga, Jawa Tengah.KOMPAS.COM/SYAHRUL MUNIR Laili Musyarofah (37) pemilik Warung Kebun Salak dengan koleksi sekitar 1.000 pohon salak di Jl Srikandi, Grogol, Salatiga, Jawa Tengah.
Menurut Laili, membuat teh kulit salak inipun tidaklah sulit. Mula-mula kulit salak dijemur sampai kering, kemudian dipotong kecil-kecil. Setelah itu digiling hingga menjadi bubuk.

Agar memudahkan untuk dikonsumsi, bubuk dari kulit salak ini dimasukkan ke dalam tea bag (kantong teh celup). "Meminumnya tinggal diseduh pakai air panas, sama seperti membuat minuman teh," ujarnya.

Salah seorang konsumen dari Solo, Ekosus (40) mengaku penasaran dengan rasa teh kulit salak. Ia tahu teh ini dari membaca sebuah postingan di media sosial yang diunggah salah satu temannya.

"Katanya bisa menyembuhkan diabetes, makanya saya mampir pas mau ke Semarang. Rasanya ada sepet-sepetnya, kalau pakai gula ya tidak terasa," kata Ekosus.

Menurut Laili, produksi teh kulit salak ini meskipun baru empat bulan berjalan, kini konsumennya sudah banyak dari luar kota. Antara lain Jakarta, Bali, Kalimantan, Sumatera dan Papua. Mereka membeli melalui toko belanja online.

"Saya promosikan lewat facebook dan IG, saya jual di Tokopedia dan Bukalapak. Satu boks kemasan 10 gram isi 10 kantong harganya Rp 10.000," katanya.

Bagi anda yang berkeluarga, WKS yang mempunyai seribu pohon salak ini juga menawarkan paket outbound mulai harga Rp 10.000 hingga Rp 25.000 per peserta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Mall Solo dekat Stasiun Purwosari, Bisa Jalan Kaki

3 Mall Solo dekat Stasiun Purwosari, Bisa Jalan Kaki

Jalan Jalan
Minimarket di Jepang dengan Latar Belakang Gunung Fuji Timbulkan Masalah

Minimarket di Jepang dengan Latar Belakang Gunung Fuji Timbulkan Masalah

Travel Update
Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Travel Update
Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Travel Update
7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

Hotel Story
6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com