Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yohana Yembise: Panggil Saya Enu Manggarai...

Kompas.com - 26/11/2017, 20:43 WIB
Markus Makur

Penulis

LABUAN BAJO, KOMPAS.com - Ungkapan tulus terucap dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Prof Yohana Yembise saat bertemu ratusan ibu dan anak di Kampung Paang Lembor, Desa Wae Bangga, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur, Kamis (23/11/2017).

“Saya sudah pakai kain adat songke Manggarai berarti panggil saya perempuan Manggarai. Juga lebih akrab dan penuh kekeluargaan dengan memanggil saya Enu Manggarai. Ratusan orang Manggarai bekerja dan tinggal di Papua dan mereka menyebut dirinya orang Papua. Jadi saya yang diterima secara adat istiadat Manggarai Barat dengan memakai kain songke Manggarai berarti saya sudah menjadi perempuan Manggarai," kata Yohana Yembise.

(Baca juga : Jelajahi Warisan Leluhur Orang Manggarai di Flores)

Menteri melanjutkan, "Saya berterima kasih kepada Dr Agustinus Bandur, Senior Lecturer and Strategic Research and Partnership Universitas Bina Nusantara Jakarta. Saat datang ke kantor say, dia bilang 'Ibu Menteri berkunjunglah ke kampung saya'. Saat itu saya menjawabnya, aturlah waktunya sehingga saya bisa berkunjung. Dan hari ini saya berada di Kampung Paang Lembor,” ungkapnya yang disambut tepuk tangan dari ratusan anak-anak sekolah dan kaum perempuan dari kampung itu maupun kampung tetangga.

Memakai kain songke, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Prof Yohana Yembise di Kampung Paang Lembor, Desa Wae Bangga, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur, Kamis (23/11/2017). KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Memakai kain songke, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Prof Yohana Yembise di Kampung Paang Lembor, Desa Wae Bangga, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur, Kamis (23/11/2017).
Hari itu, Kamis (23/11/2017), berkumpul kaum perempuan dan tua-tua adat rumah Gendang Paang Lembor untuk menjemput dan menyambut Prof Yohana Yembise dengan rombongannya. Malamnya tua-tua adat Kampung Paang Lembor melaksanakan ritual adat untuk memberikan permisi kepada leluhur dari kampung itu untuk peristiwa langka pada hari besoknya.

Tua-tua adat dan kaum perempuan sudah menyiapkan sebuah Lipa Songke (kain songke) dengan motif Manggarai. Ritual adat itu dilakukan tua-tua adat dan kaum perempuan Kampung Paang Lembor untuk menghargai dan menghormati kehadiran Ibu Menteri di kampungnya.

Kunjungan kerja seorang menteri sangat langka terjadi di kampung itu. Ini merupakan sejarah pertama seorang menteri rela mengunjungi kampung terpencil di Kabupaten Manggarai Barat.

Warga Kampung Paang Lembor, Desa Wae Bangga, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, NTT menyambut Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Prof Yohana Yembise dan rombongan dengan tarian Ronda, Kamis (23/11/2017). KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Warga Kampung Paang Lembor, Desa Wae Bangga, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, NTT menyambut Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Prof Yohana Yembise dan rombongan dengan tarian Ronda, Kamis (23/11/2017).
Untuk itu, tua-tua adat dan kaum perempuan di kampung itu memberikan yang terbaik dan menerima Ibu Menteri itu dengan Lipa Songke dan menobatkan Yohana Yembise sebagai perempuan Manggarai.

Deng Lipa Songke

Saat tiba di pintu gerbang (Paang) Kampung Paang Lembor, Kamis (23/11/2017) sekitar jam 10.00 Wita, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak turun dari kendaraan dinas yang ditumpanginya dari Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Manggarai Barat.

Tua-tua adat dan kaum perempuan yang sudah berpakaian adat Manggarai Raya sudah menunggu kedatangannya. Kaum perempuan dengan kain songke dan baju kebaya, serta tua-tua adat dengan tengge lipa songke dan berpakaian baju putih siap menyambut Yohana Yembise, menteri asal Papua itu.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Prof Yohana Yembise di Kampung Paang Lembor, Desa Wae Bangga, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur, Kamis (23/11/2017).KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Prof Yohana Yembise di Kampung Paang Lembor, Desa Wae Bangga, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur, Kamis (23/11/2017).
Saat tiba di pintu gerbang (Paang) kampung itu, tua-tua adat menyambut dengan ritual kepok dengan ayam jantan putih dan moke lokal.

Tak jauh dari lokasi ritual kepok, kaum perempuan menunggu dengan menyiapkan kain songke, saat itu juga kain songke diserahkan dan dipakai Deng Lipa Songke (memakai lipa songke kepada kaum perempuan).

Dalam tradisi orang Manggarai jika kaum perempuan memakai lipa songke dalam berbagai ritual adat disebut Deng Lipa Songke sementara untuk kaum laki-laki atau tua-tua adat disebut Tengge Lipa Songke.

Tua-tua adat Kampung Paang Lembor, Desa Wae Bangga, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur menyambut Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Prof Yohana Yembise dan rombongan, Kamis (23/11/2017). KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Tua-tua adat Kampung Paang Lembor, Desa Wae Bangga, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur menyambut Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Prof Yohana Yembise dan rombongan, Kamis (23/11/2017).
Setelah ritual adat itu dilangsungkan, Yohana Yembise diantar dengan tradisi ronda oleh kaum laki-laki dengan iringan musik gong dan gendang menuju ke Mbaru Gendang Kampung Paang Lembor.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise didampingi kaum perempuan kampung dengan rombongan dari kementerian masuk di Mbaru Gendang. Tua-tua adat dengan pakaian adat sudah duduk di bawah Siri Bongkok (tiang utama rumah adat).

Ritual Kapu dari Tua Adat Kampung Paang Lembor

Setiba masuk di Mbaru gendang, Yohana Yembise bersama rombongan dipersilakan duduk di Lose yang berbahan daun pandan yang sudah dianyam oleh kaum perempuan di kampung itu.

Warga Kampung Paang Lembor, Desa Wae Bangga, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur menyambut Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Prof Yohana Yembise dan rombongan, Kamis (23/11/2017).  KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Warga Kampung Paang Lembor, Desa Wae Bangga, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur menyambut Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Prof Yohana Yembise dan rombongan, Kamis (23/11/2017).
Selanjutnya tua adat menyambut Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan rombongan dengan seekor ayam kampung berwarna putih sebagai tanda ketulusan dan kesucian serta kehormatan dari ada orang Manggarai atas kunjungan tersebut.

Seorang tua adat ditugaskan untuk menyerahkan ayam itu kepada Yohana Yembise di dalam rumah adat tersebut. Sesudah ayam itu diserahkan, selanjutnya tua meritualkan sapaan permisi kepada leluhur di Mbaru Gendang itu (teing wae luu).

Ritual Teing Sepa oleh Kaum Perempuan

Semua ritual adat selesai dilangsungkan di Mbaru Gendang Paang Lembor, kaum perempuan menyambut Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dengan rombongannya dengan ritual Teing Sepa (sirih pinang).

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Prof Yohana Yembise berdialog dengan murid sekolah di Kampung Paang Lembor, Desa Wae Bangga, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur, Kamis (23/11/2017).KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Prof Yohana Yembise berdialog dengan murid sekolah di Kampung Paang Lembor, Desa Wae Bangga, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur, Kamis (23/11/2017).
Satu persatu, ibu-ibu membawa sirih pinang kepada Ibu Menteri dan rombongan. Tampak Yohana Yembise makan sirih pinang bersama dengan rombongan lain.

Ritual ini merupakan warisan leluhur orang Manggarai dalam berbagai ritual adat di Mbaru-mbaru gendang maupun ritual perkawinan adat orang Manggarai.

Ritual adat selesai dilaksanakan, selanjutnya, Yohana Yembise dan rombongan serta tamu lainnya disuguhkan kopi flores juga makanan lokal hasil olahan tangan kaum perempuan di kampung itu.

Selesai minum kopi, Yohana Yembise dan rombongan menuju ke kemah acara untuk berdialog dengan ratusan anak-anak sekolah dasar dan kaum perempuan.

Memakai kain songke, warga Kampung Paang Lembor, Desa Wae Bangga, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur menyambut kedatangan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Prof Yohana Yembise bersama rombongan, Kamis (23/11/2017).KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Memakai kain songke, warga Kampung Paang Lembor, Desa Wae Bangga, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur menyambut kedatangan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Prof Yohana Yembise bersama rombongan, Kamis (23/11/2017).

Perdagangan Manusia di Nusa Tenggara Timur

Saat sambutannya, Yohana Yembise menginformasikan bahwa kasus perdagangan manusia di NTT masih dikategorikan tinggi. Para mafia perdagangan manusia itu tersebar ke seluruh pelosok Indonesia dengan memberikan janji-janji yang menggiurkan.

Bahkan kejahatan seksual dan kekerasan terhadap anak yang mulai dari lingkungan rumah sampai di lingkungan pendidikan masih dijumpai kasus-kasus yang merendahkan martabat manusia.

"Pertanyaan saya, mengapa anak-anak dan kaum perempuan menjadi korban kekerasan oleh kaum laki-laki? Anak-anak merupakan warisan generasi depan dari keluarga dan bangsa Indonesia. Bahkan, sesama orang Indonesia menjadi pelaku perdagangan manusia juga tindakan kekerasan dan kejahatan seksual," kata Yohana.

Menurut Yohana, perempuan memiliki martabat yang luhur setara dengan kaum laki-laki. Bahkan, perempuan terus melahirkan manusia baru di Indonesia.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Prof Yohana Yembise di Kampung Paang Lembor, Desa Wae Bangga, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur, Kamis (23/11/2017). KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Prof Yohana Yembise di Kampung Paang Lembor, Desa Wae Bangga, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur, Kamis (23/11/2017).
"Untuk itu, kita bergerak bersama untuk melindungi, menghargai dan menghormati kaum perempuan dan anak-anak. Tanpa perempuan takkan ada manusia baru di bumi Indonesia, walaupun kita membutuhkan laki-laki. Namun, kita perlakukan perempuan setara dengan kaum laki-laki,” jelasnya.

Yohana memaparkan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sudah membuat UU Perlindungan Anak dan Perdagangan Manusia. Pemerintah Indonesia melibatkan 11 kementerian untuk memerangi mafia perdagangan manusia.

“Saat saya ke luar negeri, saya jumpai orang-orang tenaga kerja ilegal. Mereka minta kepada saya untuk dipulangkan ke Indonesia. Juga kita jumpai bahwa organ-organ tubuh orang yang mati di luar negeri diambil dan diperjualbelikan sehingga saat dibawa ke kampung halamannya di Indonesia adalah jenazah hanya fisiknya saja. Ini yang terus kita perangi,” katanya.

Selain itu, Yohana Yembise menegaskan, anak-anak di Eropa dan negara lainnya tidak pernah menyentuh anak-anak apalagi memukul dan menganiaya. Jika itu terjadi maka dijerat dengan hukum seberat-beratnya.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Prof Yohana Yembise di Kampung Paang Lembor, Desa Wae Bangga, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur, Kamis (23/11/2017). KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Prof Yohana Yembise di Kampung Paang Lembor, Desa Wae Bangga, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur, Kamis (23/11/2017).
Menurut Yohana, anak-anak sekolah memang memiliki kelakuan-kelakuan yang tidak sesuai dengan pikiran orang dewasa. Tetapi itulah dunia anak-anak. Tugas guru dan orangtua adalah mengajar, mendidik dan memperlakukan mereka dengan baik.

“Saat ini anak-anak sudah memiliki kesadaran untuk melaporkan guru mereka karena tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan hak-hak anak. Saya mengimbau guru-guru dan orangtua untuk tidak melakukan tindakan kekerasan. Lembaga pemasyaratan Indonesia sudah penuh dengan orang-orang yang melakukan tindakan-tindakan kekerasan,” ujarnya.

Yohana Yembise mengungkapkan, Anak-anak dari SDI Peci membaca deklarasi hak-hak anak dalam bahasa Inggris. "Saya baru jumpai di Kampung Paang Lembor, Manggarai Barat bahwa anak-anak sekolah dasar berani membacakan deklarasi hak-hak anak dalam bahasa Inggris," katanya.

Pendiri Lembaga Florenza Paang Lembor, Dr Agustinus Bandur kepada KompasTravel menjelaskan, lembaga yang didirikannya ini bukanlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) melainkan lembaga pelayanan sukarela bagi anak-anak untuk sekolah gratis.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Prof Yohana Yembise mengunjungi penenun kain songke di Kampung Paang Lembor, Desa Wae Bangga, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur, Kamis (23/11/2017). Dalam tradisi orang Manggarai jika kaum perempuan memakai lipa songke dalam berbagai ritual adat disebut Deng Lipa Songke.KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Prof Yohana Yembise mengunjungi penenun kain songke di Kampung Paang Lembor, Desa Wae Bangga, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur, Kamis (23/11/2017). Dalam tradisi orang Manggarai jika kaum perempuan memakai lipa songke dalam berbagai ritual adat disebut Deng Lipa Songke.
“Saya undang Ibu Menteri sejak tahun lalu. Kunjungan ke kampung terpencil di Manggarai Barat ini sekaligus berdialog dengan kaum perempuan dan anak-anak sekolah terkait kasus-kasus kejahatan seksual, kasus kekerasan dalam rumah tangga, kasus-kasus tindakan kekerasan terhadap anak dan perempuan juga kasus perdagangan manusia yang menjadi masalah utama di Propinsi Nusa Tenggara Timur. Juga Ibu Menteri melihat langsung pengembangan pemberdayaan perempuan, khusus para penenun kain songke Manggarai raya yang dilakukan perempuan,” kata Agustinus Bandur.

********************

Mau paket wisata gratis ke Thailand bersama 1 (satu) orang teman? Ikuti kuis kerja sama Omega Hotel Management dan Kompas.com dalam CORDELA VACATION pada link INI. Hadiah sudah termasuk tiket pesawat (PP), penginapan, dan paket tur di Bangkok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Travel Update
5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

Travel Tips
Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Travel Update
Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Travel Update
Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Travel Tips
Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jalan Jalan
7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

Travel Tips
Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com