Waktu terbaik berkunjung ke Situ Cisanti mulai dari pagi hingga sore hari apabila tidak turun hujan. Saat siang hari Anda bisa abadikan pesona Situ Cisanti dengan berfoto di spot-spot instagenic.
Setelah itu berkumpul sambil bercengkrama hingga sore hari melihat proses matahari yang akan tenggelam.
Jangan terlampau hingga malam hari, sebab biasanya kabut akan turun pada malam hari, dan udara di sana akan semakin dingin.
5. Bawa bekal makanan sendiri lebih baik
Di obyek wisata ini, di gerbang depan terdapat beberapa warung dan penjual makanan. Kebanyakan makanan yang dijual adalah makanan ringan seperti tahu goreng, mi rebus atau mi goreng serta seduhan kopi juga teh.
Sementara, di dalam obyek wisata, Anda akan jarang menemukan penjual. Hanya satu atau dua pedagang mi bakso yang dapat ditemui.
Maka dari itu, lebih baik membawa bekal sendiri dari rumah layaknya pikni. Di sana Anda bisa menyewa atau membawa tikar yang kemudian di gelar di tepi danau.
Setelah itu bisa menyantap bekal makanan yang Anda bawa sambil menghirup udara segar dilengkapi dengan pemandangan danau berlatar gunung di sana.
6. Bawa jaket
Hal yang sebaiknya tak terlupakan adalah membawa baju hangat atau jaket. Udara di sana sangat segar bahkan jika hari sudah sore, akan semakin dingin. Jika Anda tak kuat dengan udara dingin, maka sebaiknya gunakan baju hangat tersebut.
7. Hormati kearifan lokal
Situ Cisanti memiliki kearifan lokal berupa sejarah yang kuat. Salah satu buktinya adalah terdapat dua mata air yang mengalir ke Situ Cisanti.
Lokasi mata air tersebut merupakan petilasan Raja Sunda yakni Prabu Siliwangi. Kolam mata air tersebut pernah menjadi tempat Prabu Siliwangi membersihkan tubuhnya.
Hingga kini, kolam mata air tersebut banyak digunakan pengunjung untuk tempat mandi membersihkan diri secara lahir dan batin.
Nah, untuk bisa mandi di sana, kuncen atau penjaga mata air di sana yang akrab disapa Abah Atep mengingatkan agar para pengunjung tetap bersikap sopan dan santun. Terutama saat berkunjung atau mandi di kolam mata air tersebut.