Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Salah, Ini Bedanya Sushi dan Sashimi

Kompas.com - 18/02/2018, 13:07 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jika Anda penggemar makanan Jepang, mungkin sudah terbiasa dengan istilah sushi dan sashimi. Namun, tak sedikit orang Indonesia yang bisa membedakan antara sushi dan sashimi. Kerap kali sashimi disebut juga sebagai sushi.

Baik sushi maupun sashimi, keduanya menggunakan bahan mentah, terutama ikan. Jadi apa bedanya? Chef Masami Okamoto, seorang koki berkewarganegaraan Jepang yang telah bekerja di Indonesia selama 17 tahun, menjelaskannya secara sederhana untuk Anda.

"Sushi itu potongan ikan pakai nasi sushi. Kalau sashimi potongan ikan saja," kata Masami, kepada KompasTravel, Senin (12/2/2018).

Chef Masami saat ini menjabat sebagai Executive Chef Keyaki Restaurant, salah satu restoran Jepang tertua di Jakarta yang berlokasi di Hotel Sari Pan Pacific. Ia sendiri telah berkarir menjadi chef masakan Jepang selama 29 tahun.

Baca juga : Cara Anda Makan Sushi Ternyata Aneh bagi Orang Jepang

Selain kesegaran ikan atau bahan yang digunakan, menurut Masami, jiwa dari sushi terletak pada nasinya. Hal ini yang membedakan enak atau tidaknya sushi suatu restoran.

Nasi sushi dibuat dari beras khas Jepang yang setelah jadi nasi teksurnya cenderung pulen. Setelah beras ditanak menjadi nasi, nasi kemudian dicampur dengan cuka beras khas Jepang, garam, dan gula. Inilah nasi sushi.

"Kalau di Jepang, nasi sushi menggunakan dua sampai tiga jenis beras. Cukanya juga bisa saja dicampur dari dua merek berbeda," tutur Masami.

Sashimi di restoran Taigi, SCBD, Sudirman, Jakarta.Kompas.com/Silvita Agmasari Sashimi di restoran Taigi, SCBD, Sudirman, Jakarta.
Sebuah kedai sushi di Jepang, biasanya harus bereksperimen menemukan perpaduan yang tepat antara beberapa merek atau jenis kualitas beras sushi dan beberapa merek cuka. Mereka akan mencoba satu per satu perpaduan ini hingga menemukan "jiwa" yang pas untuk menjadi ciri khas nasi sushi kedai tersebut.  

Baca juga : Mulai Rp 11.000, Inikah Sushi Termurah di Kawasan Senopati?

Sushi sendiri memiliki berbagai jenis. Biasanya tergantung teknik meletakan bahan dan jenis bahan yang digunakan. Namun, ikan mentah paling umum digunakan dan merupakan elemen tradisional dari sushi.

Orang kerap mengenal sushi sebagai nasi dan isian yang digulung dengan nori atau lembaran rumput laut. Sushi jenis ini biasa disebut maki.

Kenyataannya ada ratusan jenis sushi. Misalnya nigiri, menurut Masami, nigiri berarti mengepal. Jadi nasi sushi dikepal sedemikian rupa, diberi sedikit wasabi, lalu atasnya ditaruh potongan ikan mentah.

Baca juga : Mencicipi Kaisen-don, Nasi dengan Topping Sashimi di Hokkaido

Sushi tidak terbatas hanya menggunakan ikan. Bahan laut lainnya pun biasa diolah menjadi sushi, sebut saja seperti kerang hingga udang. Kini, sushi hadir bahkan tidak hanya bahan mentah saja, tetapi juga ada bahan masak seperti crab stick.

Selain itu, ikan biasa dikombinasikan dengan bahan sayuran dan buah seperti timun hingga gaya modern yaitu menggunakan alpukat. Sushi di tiap-tiap negara juga mengalami perubahan dan muncul gaya baru. Sebut saja salmon sushi yaitu sushi menggunakan ikan salmon yang diperkenalkan orang Norwegia pada tahun 1985.

Sashimi dan SushiSushi Kiosk Sashimi dan Sushi

Tak Sembarang Memotong Sashimi

Sementara itu, sashimi merujuk pada potongan ikan atau bahan daging lainnya, bisa saja udang. Menurut Masami, walaupun terlihat sederhana, ada teknik memotong tersendiri. Perlu waktu bertahun-tahun agar seorang koki menguasai teknik memotong sashimi.

Di Indonesia, sashimi yang populer adalah tuna atau meguro dan sake atau salmon. Sama halnya sushi, sashimi biasanya dimakan dengan bumbu pelengkap seperti shoyu dan wasabi. Selain itu biasanya disajikan pula parutan lobak putih dan acar jahe sebagai penetralisir lidah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com