Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sulitnya Membuat Mie Soba Jepang, Tak Segampang Menyantapnya...

Kompas.com - 24/02/2018, 21:00 WIB
Jessi Carina,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi


CHIBA, KOMPAS.com - "Butuh waktu 5 tahun 3 bulan untuk menjadi pembuat mi soba profesional," ujar Kozi, chef dari Mapple Inn Hotel, Chiba.

Hal itu cukup mengagetkan KompasTravel saat mengikuti kelas pembuatan soba di Hotel Mapple Inn, Chiba, Jepang, Kamis (23/2/2018). Bagaimana mungkin membutuhkan waktu sepanjang itu untuk menjadi ahli dalam membuat mi soba.

Kozi pun menjelaskan kepada saya dan rombongan dari Indonesia dan Malaysia. Kata dia, waktu tiga tahun khusus untuk belajar membuat adonannya, dua tahun untuk menggiling mi, dan tiga bulan untuk memotong adonannya.

"Tetapi hari ini kita akan membuat soba hanya dalam satu jam," ujar Kozi.

Baca juga : Harga Mulai Rp 10.000 untuk Menyantap Sushi di Restoran Ini

Ternyata, membuat mi soba tidak semudah memakannya. Mi yang terbuat dari tepung buckwheat ini harus dibuat dengan teknik khusus.

Adonan mi soba sendiri biasanya dibuat dengan campuran tepung buckwheat dan tepung gandum biasa. Perbandingannya, 80 persen tepung buckwheat dan 20 persen tepung gandum.

Baca juga : Restoran Ini Memberi Panduan Makan Sushi yang Baik

Namun, kali ini saya tidak membuat adonannya. Chef Kozi sudah menyiapkan adonan untuk mempercepat proses pembuatan mi soba.

"Jadi hari ini saya akan tunjukkan teknik menggiling dan memotong mi soba saja," kata Kozi.

Chef Kozi dari Mapple Inn Hotel, Chiba, Jepang sedang memipihkan adonan mie soba, Kamis (22/02/2018). KOMPAS.com/JESSI CARINA Chef Kozi dari Mapple Inn Hotel, Chiba, Jepang sedang memipihkan adonan mie soba, Kamis (22/02/2018).

Pipihkan Adonan

Adonan soba yang disediakan Kozi berbentuk lingkaran pipih tebal. Teknik pertama, hanya pinggir adonan saja yang ditekan sampai pipih.

Gunakan telapak tangan untuk menekan adonan soba dari arah jarum jam 8 ke arah jarum jam 2. Kemudian, putar adonan sesuai arah jam dan tekan kembali pinggir adonan seperti teknik sebelumnya.

Nantinya, bentuk adonan menjadi seperti kue cucur dalam ukuran besar. Terdapat tonjolan adonan di tengah-tengah.

"Setelah itu, tekan juga sisa adonan di bagian tengah. Tekan terus sampai adonan pipih dan rata keseluruhan," ujar Kozi.

Menekan adonan soba juga tidak semudah yang dibayangkan. Kita tidak boleh menekannya terlalu keras. Selain itu, kita juga harus memastikan permukaan adonan benar-benar rata dan berbentuk lingkaran sempurna.

Chef Kozi dari Mapple Inn Hotel, Chiba, Jepang sedang menggiling adonan mie soba, Kamis (22/02/2018). KOMPAS.com/JESSI CARINA Chef Kozi dari Mapple Inn Hotel, Chiba, Jepang sedang menggiling adonan mie soba, Kamis (22/02/2018).

Waktunya Menggiling

Setelah adonan berbentuk lingkaran tipis, proses pembuatannya masih terus berlanjut. Sekarang adalah waktunya menggiling adonan menjadi lebih pipih lagi sebelum dipotong menjadi mi.

"Kalau tadi kita membuat adonan menjadi lingkaran, sekarang kita membuat adonan menjadi bentuk kotak dengan cara menggilingnya," ujar Kozi.

Ada dua rol kayu yang disiapkan Kozi untuk menggiling satu adonan. Langkah pertama, rola kayu pertama diletakkan di tengah-tengah adonan itu.

Kemudian kita harus mendorong rol kayu itu pelan-pelan. Ingat, rol kayu harus didorong dan bukan diputar. Hasilnya bisa membuat adonan menjadi pipih tetapi permukaannya rata.

"Jangan didorong sampai habis, sisakan sedikit adonan di ujung," ujar Kozi.

Kemudian, putar adonan 180 derajat. Lakukan hal yang sama pada adonan yang belum dipipihkan dengan rol. Ulang terus tekni tersebut sampai adonan tipis. Setelah itu, gunakan rol kayu satu lagi untuk membuat adonan itu berbentuk kotak.

"Pertama, berikan sedikit tepung di tengah permukaan adonan. Taruh rol kayu satu lagi di tengah dan gulung adonannya dengan rol itu," ujar Kozi.

Setelah adonan, terlilit seluruhnya di rol, Koji meminta kita untuk menggiling ke depan. Lakukan sebanyak tiga kali lalu putar 180 derajat. Proses penggilingan harus dilakukan berkali-kali sampai adonan mi soba pipih sempurna.

Chef Kozi dari Mapple Inn Hotel, Chiba, Jepang sedang memotong adonan mie soba, Kamis (22/02/2018). KOMPAS.com/JESSI CARINA Chef Kozi dari Mapple Inn Hotel, Chiba, Jepang sedang memotong adonan mie soba, Kamis (22/02/2018).

Potong Tipis-tipis

Setelah adonan berbentuk kotak sempurna, Kozi menunjukkan kepada kami cara melipat adonan tersebut. Setiap melipat, kita harus menambah tepung di atas adonan agar tidak menempel. Adonan dilipat sampai mendapatkan panjang mi soba yang pas. Setelah itu, barulah mi soba dipotong-potong.

Saya mendapatkan kesempatan untuk memotong soba yang nantinya akan saya makan. Kami memotong soba dengan menggunakan pisau khusus. Setelah dipotong, Kozi memberikan kami piring soba untuk meletakkan mi milik kami. Mi soba siap direbus di dalam air panas selama satu menit.

Mie soba yang sudah direbus. Sebelah kiri adalah hasil potongan chef di Mapple Inn Hotel sedangkan sebelah kanan hasil potongan KompasTravel. KOMPAS.com/JESSI CARINA Mie soba yang sudah direbus. Sebelah kiri adalah hasil potongan chef di Mapple Inn Hotel sedangkan sebelah kanan hasil potongan KompasTravel.

Mi soba sendiri bisa dinikmati dengan cara panas dan dingin. Hari itu, mi yang saya buat adalah mi soba dingin. Setelah direbus satu menit, mi soba kami dimasukan ke dalam panci berisi air dan es batu.

Kemudian, mi soba siap dimakan. Biasanya, mi soba itu dimakan bersama dengan sup soba dan tempura.

Mi soba dingin menjadi makan malam saya di Mapple Inn Hotel. Mi soba yang telah saya buat disajikan di sebuah piring khusus.

Tidak lupa, Chef Kozi juga memberikan mi soba buatannya di samping mi bikinin saya. Perbedaan potongannya sangat nyata. Setelah direbus, mi saya menjadi lebar seperti kwetiau sementara mi buatan Chef Kozi tipis-tipis.

Meski demikian, saya tetap menikmati soba itu, mi sehat asli Jepang yang ternyata susah dibuatnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com