JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) merancang beberapa strategi pemasaran memenuhi target kunjungan 20 juta wisatawan mancanegara (wisman) dan 375 juta pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) pada 2020.
Deputi Bidang Pemasaran 1 Kementerian Pariwisata, I Gde Pitana mengatakan untuk memenuhi angka tersebut dibutuhkan strategi-strategi pemasaran yang bagus.
Hal tersebut akan terus dievaluasi tiap tahun.
"Tahun 2012 ini pak Menteri (Arief Yahya) memang mengubah struktur dan beberapa strategi untuk memenuhi 'angka keramat' (target wisatawan) itu," tutur I Gde Pitana, saat audiensi Forum Wartawan Pariwisata (Forwapar) di Kementerian Pariwisata, Jakarta, Senin (7/5/2018).
Ia memaparkan beberapa strategi online hasil evaluasi, untuk mendapatkan target wisata 17 wisman dan 375 wisnus.
1. Menurunkan Biaya Konektivitas
Strategi ini sering disebut dengan nama hot deals, yaitu menurunkan biaya konektivitas saat pasar menurun.
"Ada 22 ribu seat feri dari Singapura ke Kepulauan Riau, tapi saat low season paling hanya terisi 40 persennya. Kita mau 60 persennya dijual murah saat low itu," terang Pitana.
Demikian juga untuk hotel dan atraksi lain. Seperti golf di Bintan, yang sangat penuh di akhir pekan tetapi kosong di hari kerja.
"Jika akomodasi, transportasi, dan atraksi tersebut dikumpulkan dengan harga murah, akan jadi promo hingga diskon 70 persen. Namanya teori excess capacity," tutur Pitana.
Contoh paket yang tahun ini telah dijual ialah paket hot deals untuk wisman Singapura. Dengan Rp 580.000 per orang sudah termasuk feri, penginapan, dan golf di Bintan.
"Ini tidak akan rugi. Karena ketika kosong itu tetap harus menggaji pekerja (operational cost). Mending dijual dengan harga murah, daripada nol pemasukan," terang Pitana.
Strategi CDM ini juga bersifat online, di mana wisatawan di seluruh dunia "dibombardir" informasi pariwisata Indonesia.