“Dulu waktu awal-awal saya diprotes habis-habisan hampir setiap hari, ada pro kontra tentang patung ini,” kata Nyoman.
Sebelumnya Nyoman pun memiliki 82 persen saham atas GWK. Namun akibat krisis yang berkepanjangan, Nyoman tidak mampu mempertahankan kepemilikan saham tersebut sehingga akhirnya pada tahun 2012 harus merelakan PT Alam Sutera Realty Tbk untuk mengakuisisi saham GWK.
“Tapi ya kita berjalan dengan apa yang kita yakini, dengan pemikiran ilmiah, rasional. Saya punya keyakinan ini benar, dengan pertimbangan intelektual dan seni tentunya. Karena patung ini melibatkan seni, teknologi, sains,” jelas dia.
Baca juga: Tempat Konser IMF-World Bank, GWK Siap Jadi Atraksi Unggulan di Bali
Oleh sebab itu, Nyoman mengatakan patung GWK harus dipertanggungjawabkan soal keamanannya seperti tahan gempa, angin, hingga petir karena akan dikunjungi ribuan manusia.
Bila telah rampung, patung GWK akan memiliki tinggi sekitar 121 meter yang disinyalir mengalahkan Patung Liberty di New York.
Terakhir, Nyoman berharap apa yang dilakukan dirinya selama 28 tahun ini, dengan cita-cita membangun GWK bisa menjadi contoh untuk semua anak bangsa Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.