JAKARTA, KOMPAS.com - Tepat 22 Juni 2018, jatuh sebagai peringatan ulang tahun Jakarta ke 491. Sebagai ibu kota Indonesia, Jakarta memang punya sejarah panjang. Posisinya sejak sebelum merdeka menjadi pusat pemerintahan Hindia Belanda dan titik niaga yang penting.
Memperingati ulang tahun Jakarta, inilah lima kawasan di Jakarta yang bersejarah. Sampai saat ini masih ada dan menyisakan bangunan bahkan kegiatan yang masih terus berlangsung:
1. Kota Tua, Jakarta Barat
Inilah pusat pemerintahan Batavia awal, sebelum akhirnya dipindah ke kawasan Weltevreden (daerah Medan Merdeka). Beberapa bangunan yang masih difungsikan sampai sekarang adalah Kantor Gubernur Jenderal VOC yang kini menjadi Museum Sejarah Jakarta, Gereja Lama Belanda yang sekarang menjadi Museum Wayang, Jembatan Merah, Menara Syahbandar, gudang rempah VOC yang menjadi Museum Bahari, dan Pelabuhan Sunda Kelapa.
Baca juga: Menguak Sisi Gelap Museum Fatahillah
Dahulu di kawasan Kota Tua dikelilingi benteng, tetapi 1835-1870 terjadi wabah yang akhirnya membuat pusat pemerintahan Hindia Belanda dipindahkan ke kawasan Weltevreden.
Kawasan Weltevreden merujuk pada hampir seluruh kawasan Jakarta Pusat saat ini. Termasuk daerah Monumen Nasional, Tanah Abang, Gambir, dan Lapangan Banteng.
Sampai saat ini kawasan Weltevreden meskipun namanya sudah berubah, masih berfungsi sebagai psuat pemerintahan. Istana negara berdiri di sini, dengan banyaknya lembaga negara di kawasan ini.
Baca juga: Molenvliet dan Keindahan di Masa Lalu
Beberapa bangunan penting yang masih dapat ditengok dalam bentuk asli atau mirip adalah Gedung Kesenian Jakarta, Museum Kebangkitan Nasional yang dulunya adalah Gedung STOVIA, Rumah Raden Saleh, Lembaga Eijkman, dan masih banyak lainnya.
Kawasan Jatinegara disebut Mester Cornelis pada zaman Hindia Belanda. Dahulu disana ada Benteng Belanda Mester Cornelis yang berfungsi untuk menjaga akses ke arah Buitenzorg (Bogor).
Baca juga: Di Stasiun Jatinegara, Sejarah KRL Dimulai...
Di kawasan ini terdapat bangunan sejarah seperti Stasiun Kereta Api Jatinegara, Gereja GPIB Koinonia, bagunan bekas markas Kodim 0505, Pasar Lama Jatinegara, rumah langgam Cina, kelenteng, dan gedung SMP 14 Jatinegara (di samping Jatinegara Plasa).
Jika ada Kampung Bali, Kampung Banda, Kampung Tugu di Jakarta sebenarnya mengacu kepada sejarah kawasan tersebut sebagai pemukiman tawanan perang yang disentralisasi oleh Hindia Belanda, kebanyakan berakhir jadi budak.
Baca juga: Jejak Portugis di Kampung Tugu
Seperti kawasan Kampung Tugu yang sampai saat ini masih lestari di Koja, Jakarta Utara. Merupakan keturunan tawanan perang Portugis di daerah Malaka.
Mereka dibawa oleh Belanda ke Batavia, dijadikan serdadu atau pekerja VOC, dan dipaksa pindah kepercayaan. Sampai saat ini masyarakat Kampung Tugu masih melestarikan bangunan seperti Gereja Tugu, budaya mandi-mandi dan keroncong tugu yang tersohor.
Dibanding empat kawasan lain, sejarah kawasan Blok M masih lebih muda. Blok M dahulu disiapkan oleh Hindia Belanda sebagai kawasan pemukiman baru bernama Kebayoran Ilir. Membentang dari Blok A sampai S, dengan Centrale Stichting Wederopbouw (CSW) sebagai pengawas pembangunan kawasan tersebut.
Baca juga: Sejarah Blok M, Dulunya Tempat Nongkrong Anak Muda Era 80-an...
Hal ini diungkapkan olehpemandu tur Jakarta Good Guide, Candha Adwitiyo, saat tur di kawasan Blok M, Jakarta, Minggu (17/6/2018). Kawasan Blok M sempat menjadi lokasi gaul anak muda Jakarta pada era '80-'90an.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.