Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/09/2018, 14:10 WIB
Citra Fany Samparaya,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Pariwisata Arief Yahya menjelaskan bahwa industri kuliner memberikan sumbangan cukup besar dalam ekonomi kreatif lebih dari 40 persen. Setiap tahunnya mengalami pertumbuhan yang sangat tinggi setiap tahun sebesar 15 persen.

Kuliner memberikan sumbangan cukup besar dalam ekonomi kreatif lebih dari 40 persen, dengan pertumbuhan yang sangat tinggi 15 persen per tahunnya. Nomor satu kuliner, fashion, dan kriya. Kuliner menjadi portfolio produk yang sangat besar dan pertumbuhannya tinggi serta keuntungannya besar,” ujar Arief dalam konferensi pers Wonderful Indonesia Culinary and Shopping Festival di Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata, Jakarta (18/9/2018).

Arief juga menambahkan bahwa ada tiga hal penting yang menjadi catatan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancangegara (wisman).

Pertama adalah national food yang belum dimiliki oleh Indonesia. Kemudian Kemenpar menentukan 5 national food atas dasar Forum Group Discussion (FGD) yang dilakukan oleh Akademi Gastronomi Indonesia (AGI).

“Makanan nasional ini dari FGD yang dilakukan oleh Vita dan teman-teman AGI. Dipilih oleh mereka yang paling unggul. Tidak usah berlama-lama, lima yang kita pilih itu sudah dipilih oleh CNN juga. Satu rendang, dua sate, tiga nasi goreng. Yang tidak dipilih oleh CNN adalah coto dan gado-gado, ini kemudian dipilih oleh teman-teman,” jelasnya.

Rendang Ayam, salah satu menu Sinar Pagi Nasi Padang di acara Streat, Singapore Food Festival 2018 di Empress Lawn atau di depan Victoria Memorial Hall, Singapura, Sabtu (14/7/2018). KOMPAS.COM/MOH NADLIR Rendang Ayam, salah satu menu Sinar Pagi Nasi Padang di acara Streat, Singapore Food Festival 2018 di Empress Lawn atau di depan Victoria Memorial Hall, Singapura, Sabtu (14/7/2018).
Vita Datau Messakh, Ketua AGI dan Ketua Tim Percepatan Wisata Kuliner dan Belanja bahwa pertimbangan national food dari survei populer dunia yang dilakukan oleh CNN dan restoran yang menjadi mitra Kemenpar menyediakan lima nasional food ini.

“Pertimbangan yang pertama survei populer dunia yang dilakukan oleh CNN dan restoran yang menjadi mitra Kemenpar menyediakan lima nasional food ini, jadi ketika mau campaign yah mereka masak yang sama. Komunitas-komunitas juga setuju kalau makanan-makanan ini, dan ini juga mudah dibuat kecuali rendang. Rendang juga sudah punya bumbu jadi, dan punya cara-cara masak yang cepat,” jelas Vita kepada KompasTravel.

“Kita sudah me-reverage yang namanya yang sudah dilakukan survei populer di dunia oleh CNN terhadap nomor satu rendang, nomor dua nasi goreng, nomor 14 sate. Jadi ini kemudian digunakan,"

"Lalu soto dianggap mempersatukan Indonesia karena ada di mana-mana. Gado-gado mudah ditemui, dan mudah juga cara buatnya dan bisa didiverfikasi karena terbuat dari bumbu kacang. Setelah dicek di semua restoran yang menjual makanan Indonesia di luar negeri menyediakan 5 makanan ini, jadi kalau 5 makanan ini di-campaign-kan akan lebih mudah dikenal orang baik di luar maupun di Indonesia,” tambahnya.

IlustrasiOcdp/Wikimedia Commons Ilustrasi
Selain national food, Indonesia belum memiliki destinasi kuliner yang pasti. Hal ini kemudian dilihat dan Kemenpar memutuskan untuk memilih tiga destinasi kuliner yaitu Joglosemar, Bali, dan Bandung.

“Indonesia sebelumya belum memiliki destinasi kuliner yang pasti, sedangkan kuliner menjadi hal pertama yang dicari oleh para wisman. Sehingga, Kemenpar melihat ini dan dipilihlah tiga destinasi kuliner itu Joglosemar, Bali, dan Bandung,” kata Arief.

Adapun kriteria-kriteria yang ditetapkan yaitu kesiapan, para pelaku, keberagaman makanan, dan komitmen pemerintah daerah.

“Destinasi kuliner ditetapkan dengan kriteria tertentu, salah satu kesiapan, pelaku-pelakunya siap, makanannya beragam, dan sudah dianggap pemerintah daerahnya komit untuk mengembangkan, terus bisnisnya juga growth,"

"Penilaian ini dilakukan pada 2015 oleh tim khusus dari kemenpar yang terdiri dari para pakarnya untuk ke daerah untuk penilaian tersebut. Muncul 10 besar, lalu 5 besar, dan ditentukan 3 besar, Joglosemar, Bali, dan Bandung, ke tiga daerah ini dilihat sudah siap,” jelas Vita.

Semangkuk soto tauto serta nasi putih di Warung Soto Tauto Bang Dul cabang Jalan Gajah Mada, Kota Pekalongan. Soto tauto merupakan kuliner khas Pekalongan. Soto tauto sendiri merupakan salah satu kuliner yang dicari wisatawan yang berkunjung ke Pekalongan.KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO Semangkuk soto tauto serta nasi putih di Warung Soto Tauto Bang Dul cabang Jalan Gajah Mada, Kota Pekalongan. Soto tauto merupakan kuliner khas Pekalongan. Soto tauto sendiri merupakan salah satu kuliner yang dicari wisatawan yang berkunjung ke Pekalongan.
Ia juga menjelaskan jika komitmen pemerintah daerah menjadi sangat penting karena dengan komitmen ini perkembangan pariwisata di setiap daerah bisa cepat. Sedangkan pariwisata merupakan cara paling mudah, cepat dan murah untuk menyumbangkan devisa dan membuka lapangan kerja.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com