Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Buka Luwur Sunan Kudus, Ribuan Warga Berebut Nasi Uyah Asem

Kompas.com - 21/09/2018, 09:12 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

KUDUS, KOMPAS.com - Ribuan warga berebut "Nasi Uyah Asem" yang disediakan pada tradisi Buka Luwur (Kelambu) Makam Sunan Kudus, di kompleks Masjid Menara Kudus, Jawa Tengah, Kamis (20/9/2018).

Nasi Uyah Asem sendiri berupa nasi dengan lauk daging yang dimasak bumbu uyah asem dibungkus dengan daun jati.

Nampak masakan khas ini masih diminati oleh masyarakat dari berbagai daerah di Tanah Air. Terbukti mereka rela antre berlama-lama demi mendapatkan nasi berkat tersebut. Antrean mengular cukup panjang dan melelahkan karena mereka harus bergiliran satu per satu dalam tradisi yang digelar saat 10 Muharram itu.

Sementara untuk menghindari antrean yang terlalu lama, panitia buka luwur membagi dua antrean berbeda, antara perempuan dengan laki-laki. Panitia juga memajang papan pengumuman yang berisi rute antrean.

Baca juga: Mengintip Penjamasan Keris dan Tombak Peninggalan Sunan Kudus

Berdasarkan pantauan, sejumlah warga tampak antusias menyantap nasi uyah asem. Sejumlah warga juga ada yang menyisakan hidangan tersebut untuk campuran pakan ternak dengan harapan ternak tidak mudah terserang penyakit.

Sri Atmini (36), warga Mojokerto, Jawa Timur mengaku sengaja datang jauh-jauh ke Kudus mengikuti tradisi Buka Luwur Sunan Kudus untuk "Ngalap Berkah".  Selain berkesempatan berziarah ke Makam Sunan Kudus, ia meyakini dengan menyantap nasi uyah asem bisa mendatangkan keberkahan.

"Tiga kali ini saya ikuti ritual buka luwur Sunan kudus dan alhamdulilah rezeki lancar," kata Atmini.

Baca juga: Nasi Pindang Khas Kudus, Makanan Bangsawan yang Kini Merakyat...

Slamet Prayitno (38), warga Desa Sambung, Kecamatan Undaan, Kudus, membawa pulang nasi berkat dari tradisi buka luwur untuk campuran pakan ayam ternak miliknya. "Tradisi ini sudah saya nanti-nanti," ujarnya.

Ketua Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus, M Nadjib Hassan, menjelaskan nasi berkat buka luwur yang dibagikan untuk umum berjumlah 29.032 bungkus.  Nasi berkat tersebut berupa nasi dan daging dengan olahan uyah asem, dibungkus dengan daun jati dan diikat tali agel.

Selain nasi berkat untuk umum, juga dibagikan berkat keranjang untuk tamu undangan sebanyak 2.498 keranjang. ?Baik berkat umum maupun keranjang diolah dari 11 ekor kerbau dan 84 ekor kambing.

Daging dan nasi yang dibagikan tersebut berasal dari swadaya masyarakat.

Selain mendapatkan bantuan uang, kata dia, panitia juga mendapatkan bantuan berupa beras, kerbau, dan kambing serta bumbu-bumbuan.

Jumlah bantuan kerbau yang diterima sebanyak 11 ekor kerbau dan 84 ekor kambing, sedangkan beras yang dimasak sebanyak 6.760 kilogram dari total beras bantuan sebanyak 12.126 kg. 

Sementara kebutuhan kain mori untuk mengganti mori yang terpasang di Makam Sunan Kudus sejak satu tahun yang lalu, sebanyak 15.032 meter mori dan 110 meter gorden, yang kesemuanya telah dibuat dan dipasang seluruhnya.

Ribuan warga berebut Nasi Uyah Asem yang disediakan pada tradisi Buka Luwur (Kelambu) Makam Sunan Kudus, di kompleks Masjid Menara Kudus, Jawa Tengah, Kamis (20/9/2018).?? Nasi Uyah Asem sendiri berupa nasi dengan lauk daging yang dimasak bumbu uyah asem dibungkus dengan daun jati.?KOMPAS.com/PUTHUT DWI PUTRANTO Ribuan warga berebut Nasi Uyah Asem yang disediakan pada tradisi Buka Luwur (Kelambu) Makam Sunan Kudus, di kompleks Masjid Menara Kudus, Jawa Tengah, Kamis (20/9/2018).?? Nasi Uyah Asem sendiri berupa nasi dengan lauk daging yang dimasak bumbu uyah asem dibungkus dengan daun jati.?
Buka luwur, kata dia, ritual kolosal yang pada tahun ini melibatkan ribuan 1.175 perewang dan 10.095 masyarakat tercatat memberikan bantuan pada Buka Luwur tahun ini. 

Ia menegaskan ritual khusus ini dinamakan buka luwur dan bukan kaul sebagaimana lazimnya di tempat lain, karena memang hingga saat ini belum ditemukan tanggal pasti wafatnya Sunan Kudus.

Makna utama pelaksanaan buka luwur, kata dia, untuk meneladani sosok dan perjuangan Kangjeng Sunan Kudus yang menyebarkan Islam dengan jalan damai serta mengembangkan kebudayaan lokal. 

"Selain itu, buka luwur juga menjadi media refleksi untuk melestarikan peninggalan Kanjeng Sunan Kudus, terutama ajaran toleransi yang saat ini sangat dibutuhkan masyarakat," pungkasnya.

Acara ini dihadiri ratusan undangan khusus dari ulama, tokoh masyarakat, instansi pemerintahan, serta perwakilan anggota Perhimpunan Pemangku Makam Auliya’ (PPMA) Se-Jawa.

Ulama yang hadir di antaranya adalah KH. Syaroni Achmadi, KH. M. Ulil Albab Arwani, KH. Arifin Fanani, KH. Hasan Fauzi, KH. Noor Halim, Habib Umar al-Muthahar dan sederet ulama lainnya, dari Kudus dan sekitarnya.

Pada upacara Buka Luwur ini dilakukan pembacaan doa Yaumul Asyuro yang dipimpin oleh KH. Syaroni Achmadi, dilanjutkan dengan pemasangan luwur ranjam di cungkup makam Sunan Kudus, dan ditutup dengan tahlil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com