Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Wisata di NTT Wajib Pungut Sampah

Kompas.com - 12/10/2018, 14:43 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Marius Ardu Jelamu, berpesan kepada para pelaku wisata di wilayah NTT, agar wajib memungut sampah terutama sampah plastik di mana pun.

Hal itu sebut Marius, bertujuan untuk mendukung pengembangan pariwisata di wilayah NTT.

"Sampah dipungut, selain menjaga kebersihan juga wajib menjaga keramahtamahan untuk kenyaman wisatawan," kata Marius di hadapan para pelaku wisata dalam Pelatihan Dasar Sumber Daya Manusia Pariwisata di Restoran Nelayan Kupang, Kamis (11/10/2018).

Baca juga: Dari Sedotan sampai Kulkas, Temuan Sampah di Laut Indonesia

Marius mengatakan, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat sudah memberikan contoh dalam memungut sampah-sampah plastik.

Menurutnya, dalam kegiatan apa pun gubernur selalu membawa botol air mineral dari rumah.

Karena itu, lanjutnya, sebagai masyarakat dan pelaku wisata harus menjaga kebersihan terutama di lokasi wisata atau destinasi wisata.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Marius Ardu Jelamu, saat berpose dengan para pelaku pariwisata di Kota Kupang, Kamis (11/10/2018).KOMPAS.com/SIGIRANUS MARUTHO BERE Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Marius Ardu Jelamu, saat berpose dengan para pelaku pariwisata di Kota Kupang, Kamis (11/10/2018).
Negara-negara Eropa dan lainnya, lanjut Marius, sudah mengampanyekan kebersihan sampah plastik.

Baca juga: Angkut Sampah di Bunaken, Turis Asal Inggris Dapat Penghargaan

Dalam tataran global, Indonesia sebagai negara terbesar kedua pemasok sampah plastik setelah China.

Menurutnya, menjaga kebersihan seharusnya sudah menjadi citra diri dan harga diri.

"Saya harapkan sosialisasi pada hari ini di sekolah kita, di rumah kita masing-masing harus menjaga kebersihan dan keramahtamahan di manapun kita berada," ujar Marius.

Baca juga: Sampah, Sumber Masalah di Labuan Bajo

Pemprov NTT, menurut Marius, telah menjadi sektor pariwisata sebagai program unggulan yang didukung dengan sektor-sektor lainnya seperti pertanian, peternakan, kelautan dan perikanan dan sektor lainnya.

Taman Nasional Komodo di Pulau Rinca, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.KOMPAS.com/SILVITA AGMASARI Taman Nasional Komodo di Pulau Rinca, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Karenanya, ke depan penataan infrastruktur di lokasi wisata menjadi prioritas utama.

"Sarana prasarana dari berbagai daerah harus dibangun mulai jalan provinsi, kabupaten dan jalan negara harus bagus untuk mendukung program pariwisata," kata Marius.

Ia menambahkan, saat ini banyak desa-desa yang telah menjadi obyek wisata, sehingga dalam pengelolaanya membutuhkan SDM yang andal.

Pariwisata ke depan telah menjadi industri yang akan terus bersaing dengan daerah atau wilayah lainnya.

Sementara itu, guru SMKN 3 Kupang, Yohanes Pawe, mengatakan, dalam pengembangan pariwisata perlu ada penyiapan SDM untuk mendukung program pariwisata.

Danau Kelimutu di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, Selasa (2/6/2015).KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Danau Kelimutu di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, Selasa (2/6/2015).
Menurutnya, untuk lokasi destinasi wisata di Pulau Komodo, Manggarai Barat harus memperhatikan keberlanjutan dan kenyamanan kehidupan komodo.

"Saya melihat ini sudah sangat bagus, tapi ketika ke Labuan Bajo saya punya rasa pesimis, karena komodo unik dan bisa punah kalau tidak diperhatikan secara baik," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com