Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pariwisata Korea "Booming", Indonesia Perlu Tiru 7 Hal Ini

Kompas.com - 16/10/2018, 08:34 WIB
Aprillia Ika

Penulis

KOMPAS.com - Minat masyarakat Indonesia untuk berlibur ke Korea terus meningkat. Dari catatan Korea Tourism Organization (KTO), jumlah wisatawan Indonesia ke Korea naik 12 persen per Juli 2018 dibanding tahun sebelumnya.

Terhitung dari Januari-Juli 2018 jumlah wisatawan Indonesia ke Korea Selatan mencapai 139.839 orang. 

Kompas.com mendapatkan kesempatan dari KTO untuk menjelajahi restoran halal dan sejumlah destinasi wisata di Korea Selatan beberapa waktu lalu. 

Berikut sejumlah rangkuman bagaimana Korea Selatan memajukan pariwisatanya, yang bisa ditiru oleh Indonesia.

1. Penggunaan teknologi dan presentasi digital

Sebuah meja peraga digital cara penyajian makanan dalam empat musim di Korea di Museum Kimchikan di Insadong, Seoul. Pengunjung museum bisa berinteraksi dan membuat makanan dengan teknologi digital yang apik. KOMPAS.com/APRILLIA IKA Sebuah meja peraga digital cara penyajian makanan dalam empat musim di Korea di Museum Kimchikan di Insadong, Seoul. Pengunjung museum bisa berinteraksi dan membuat makanan dengan teknologi digital yang apik.

Saat masuk ke imigrasi bandara Incheon, petugas akan men-scan paspor kita. Lalu, ada sebuah mesin yang tiba-tiba bisa berbahasa Indonesia dan menyuruh kita menempelkan jari ke mesin tersebut.

Sepertinya ini sederhana, namun bagi petugas akan sangat menghemat waktu untuk meminta kita melakukan hal tersebut. Dengan teknologi tersebut, turis dari berbagai negara serasa disambut di Korea.

Penggunaan teknologi lain yang perlu ditiru adalah teknologi presentasi digital. Hal itu dirasakan Kompas.com saat mengunjungi museum Kimchikan di Insadong, Seoul. Museum ini sempit dengan enam lantai.

Baca juga: 4 Tips Mengurus Visa Bagi yang Belum Pernah ke Korea Selatan

Uniknya, cara membuat kimchi dipaparkan ke sebuah meja, seolah-olah meja tersebut layar. Lalu kita bisa membuat kimchi di atas layar tersebut. Sangat sederhana dan mengasyikkan bahkan bagi anak-anak. Tentunya, anak-anak Korea harus belajar mengenai kimchi ini karena sudah menjadi makanan khas mereka.

Cerita-cerita mengenai sejarah makanan, alat-alat yang digunakan, dan sebagainya di musem kimchi tersebut juga dikemas secara digital dengan presentasi yang menarik. Ada pula bonus mencicipi aneka kimchi.

Sebagai tambahan informasi, di Museum Kimchikan Insadong buka dari selasa-Minggu jam 10 pagi sampai jam 6 sore. Biaya tiketnya 5.000 won untuk dewasa dan 3.000 won untuk anak-anak (1 won=Rp 14)

2. Sewa hanbok

Salah satu rental hanbok di depan Istana Gyeongbok di Seoul, Korea Selatan. Penyewaan hanbok ini mulai 5.000 won (1 won=Rp 14). KOMPAS.com/APRILLIA IKA Salah satu rental hanbok di depan Istana Gyeongbok di Seoul, Korea Selatan. Penyewaan hanbok ini mulai 5.000 won (1 won=Rp 14).

Hal kedua yang menarik adalah maraknya penyewaan hanbok atau pakaian khas Korea di berbagai tempat. Para turis juga tak risih jika menggunakannya berjalan-jalan ke beberapa tempat. Rental hanbok ini tarifnya mulai 5.000 won sampai 50.000 won per dua jam.

Andaikata Indonesia dengan banyaknya suku dan budaya juga memberikan sajian wisata serupa, yakni rental pakaian adat, di sejumlah tempat wisata populernya, mungkin akan jadi daya tarik tersendiri, bukan?

3. Tempat wisata di mal

Teddy Bear Museum (Teseum) di Seoul, Korea Selatan. Merupakan tempat wisata yang instragammable bagi turis. KOMPAS.com/APRILLIA IKA Teddy Bear Museum (Teseum) di Seoul, Korea Selatan. Merupakan tempat wisata yang instragammable bagi turis.

Tidak hanya Dubai yang punya wisata di Mal, Korea juga punya. Uniknya, wisata di mal ini sekali lagi menggunakan teknik digital yang canggih. Wisata di mal ini juga tidak memerlukan tempat yang besar, namun sangat atraktif bagi orang dewasa hingga anak-anak.

Misalnya saja, Aqua Planet 63 di gedung 63 Square di Hawha, Seoul. Wisata ini sederhananya adalah wisata aquarium, berisi semua binatang laut. Aquariumnya kecil-kecil namun dengan papan yang informatif dan dukungan tata lampu yang apik.

Kemudian ada pertunjukan putri duyung yang juga menarik perhatian. Dua penyelam menari-nari bersama ikan di akuarium yang sebenarnya tidak besar. Namun, dibalut dengan cerita tersendiri hingga banyak anak-anak Korea betah menonton pertunjukan mereka sampai akhir.

Wisata mal lain misal memanfaatkan ruang bawah tanah sebiah gedung untuk jadi Teddy Bear Museum (Teseum). Museum ini juga dilengkapi permainan Mirror Maze. Harga tiketnya 13.000 won untuk dewasa, sementara untuk tambahan permainan Mirror Maze harga tiketnya 14.500 won.

4. Toilet umum yang bersih

Salah satu yang tidak bisa dilupakan dari Korea adalah kebersihannya, bahkan sampai ke toilet umumnya. Pengalaman Kompas.com, rata-rata toilet umum di Korea bersih dan tidak berbau.

Hanya sayangnya sering tidak ada tisu atau bidet penyiram. Jadi kita harus siap sedia tisu sendiri.

Di Indonesia, toilet di tempat wisata sering kurang diperhatikan sehingga menjurus ke jorok. Ini jadi PR tersendiri.

5. Turis tidak buang sampah sembarangan

Di Korea, rata-rata jalanan sangat bersih walaupun orang masih boleh makan sambil berjalan. Misalnya saja di daerah sangat ramai turis seperti di Myeongdong, Everland, ataupun di Nami Island. Kebersihannya patut diacungi jempol. Di Nami Island, ada banyak petugas kebersihan yang sigap membersihkan daun yang berguguran.

Namun yang patut dipuji adalah bagaimana pemerintah Korea bisa membuat turis asing dari berbagai negara mematuhi budaya bersih negara ini. Sehingga para tuis pun tidak berlaku jorok dengan membuang sampah sembarangan, meludah sembarangan, merokok sembarangan dan sebagainya.

6. Sarana Tax Refund Nyaman

Informasi lokasi tax refund di bandara Incheon, berdekatan dengan mesin scan mandiri. Mesin scan mandiri etaknya di terminal 1 bandara Incheon, sebelum pengunjung masuk ke imigrasi.  KOMPAS.com/APRILLIA IKA Informasi lokasi tax refund di bandara Incheon, berdekatan dengan mesin scan mandiri. Mesin scan mandiri etaknya di terminal 1 bandara Incheon, sebelum pengunjung masuk ke imigrasi.

Pemerintah Korea Selatan memberikan tax refund bagi turis yang berbelanja di atas 30.000 won dalam satu struk. Rata-rata toko di Korea Selatan sudah memiliki sarana immediate tax refund bagi para turis yang berbelanja.

Tapi jika belum ada, turis tinggal menunjukkan paspor dan mendapatkan struk dengan QR code. Lalu, struk tersebut ditukarkan di bandara untuk mendapatkan pengembalian uang.

Uniknya di Korea, setiap orang bisa dengan mudah melakukan tax refund karena sudah ada alat khusus yang bikin gampang proses tersebut.

Mesin scan paspor dan scan QR code struk belanja di atas 30.000 won di Bandara Incheon, untuk memudahkan tax refund. Alat ini menyediakan menu bahasa Indonesia. KOMPAS.com/APRILLIA IKA Mesin scan paspor dan scan QR code struk belanja di atas 30.000 won di Bandara Incheon, untuk memudahkan tax refund. Alat ini menyediakan menu bahasa Indonesia.
Kamu tinggal menuju mesin di area bandara Incheon, lalu scan paspor sampai mesin memindai dengan sempurna. Berikutnya, scan QR code di struk di tempat yang disediakan. Mesin ini bahkan punya menu bahasa Indonesia. Jadi jangan takut tidak bisa menggunakannya.

Nantinya uang kembalian akan diberikan di dalam bandara sesudah kamu melewati Imigrasi. Areanya ada di sekitar gate 26 dan 27, lalu naik satu lantai.

Tempat pengambilan uang tax refund di lantai 4F, antara gate 26-27 di bandara Incheon terminal 1. KOMPAS.com/APRILLIA IKA Tempat pengambilan uang tax refund di lantai 4F, antara gate 26-27 di bandara Incheon terminal 1.

 

Tersedia sarana refund yang lapang, dan ada banyak counter untuk menghindari antrian. Hasil kembalian bisa digunakan untuk ngopi-ngopi selama menunggu boarding pesawat.

 

7. Menggelar wisata halal

Turis Indonesia yang rata-rata merupakan turis muslim, bersama turis Malaysia, sebenarnya tidak besar di Korea. Turis terbesar ke Korea masih China dan Jepang, yang notabene bukan merupakan negara berpenduduk muslim besar. Jumlah turis Indonesia juga masih kalah dibandingkan Thailand dan Filipina. 

Namun yang patut diapresiasi adalah bagaimana pemerintah Korea tetap berupaya perangkul turis muslim ke negaranya.

Tempat wisata Petite France di Gyeonggi, Korea Selatan, sudah memiliki mushala khusus turis muslim yang ingin beribadah dengan tenang dan nyaman. KOMPAS.com/APRILLIA IKA Tempat wisata Petite France di Gyeonggi, Korea Selatan, sudah memiliki mushala khusus turis muslim yang ingin beribadah dengan tenang dan nyaman.

Misal dengan menyediakan informasi makanan halal, serta membuka mushala dan masjid untuk tempat beribadah. 

Pengalaman Kompas.com dan rombongan selebgram hijab saat mengunjungi tempat wisata Petite France, yakni ditanya apa yang kurang dari mushala yang mereka sediakan untuk turis muslim.

Sangat menyenangkan tentunya bagi kami untuk memberi masukan kepada pengelola tempat ini untuk emmperbaiki fasilitas ibadah bagi turis muslim. 

Nah, jika kamu masih memerlukan informasi mengenai wisata ke Korea Selatan, kamu bisa buka website KTO Indonesia di https://www.visitkorea.or.id/ atau kunjungi Instagramnya di @ktoid.

Ikuti juga perkembangan program-program wisata ke Korea serta mengikuti jejak mereka yang pernah ke Korea di #AkudanKorea serta di #KeKoreaAja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com