Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjelajahi Gua Sunyi di Hulu Cileungsi

Kompas.com - 07/11/2018, 15:32 WIB
Fikria Hidayat

Editor

KOMPAS.com - Pagi di pengujung musim kemarau saat itu bersiap disambut hujan. Matahari yang harusnya sudah bersinar tampak tertutup mendung. Cuaca begini sudah biasa di Bogor. Justru menguntungkan buat 35 orang yang saat itu memulai trekking menuju kawasan karst di Desa Karang Tengah, Babakan Madang, Sabtu (27/10/2018).

Usai melintasi jalan desa yang disemen, kaki kemudian melangkah di jalan setapak berupa tanah bergelombang di perbukitan. Jalan sekilas tampak keras, namun sebenarnya adalah jenis lempung yang rapuh jika kering dan licin, lembek jika terkena air.

Sepanjang sisi jalan terhampar kebun singkong. Beberapa petani ngored, membersihkan rumput di kebun, sebagian lagi memanen pandan dan sereh. Kebun ini menggantikan tanaman kopi yang dulunya ada di antara hutan pinus. Kini hutan pinus tidak selebat dulu.

Tak terasa sudah satu jam trekking sejauh 3.5 kilometer. Peserta jalajah Geotrek Matabumi akhirnya tiba di kawasan karst yang tersingkap di celah bukit.

Di kawasan itu terdapat labirin-labirin yang membelah bentang karst, jika dilewati seakan membawa kita ke berkelana ke era jurassic. Juga terdapat gua alami dengan bentukan interior yang menawan, ada stalaktit, stalagmit, serta sungai bawah tanah yang jernih.

Kars yang tersingkap di celah bukit ini dinamai Gua Garunggang. Dalam bahasa Kawi, garunggang itu bermakna kosong, hampa, atau sunyi. Tak jauh dari gua, berjalan sedikit ke lembah terdapat aliran sungai yang menjadi bagian hulu Cileungsi.

Baca juga: Menyelami Jejak Laut Dangkal nan Eksotis di Hulu Cileungsi Bogor


Fosil

T Bachtiar dalam poster panduan untuk peserta geotrek ke Gua Garunggang dan hulu Cileungsi di Babakan Madang, Bogor, Sabtu (27/10/2018), menulis bahwa kawasan karst ini terbentuk akibat dari proses pelarutan batu kapur yang sangat intensif.

Menurutnya, gua di kawasan karst Gunung Guha ini digolongkan ke dalam Formasi Klapanunggal, yang merupakan endapan batu gamping terumbu padat dengan fosil organisme foraminifera besar dan fosil hewan moluska. Ketebalan karst mencapai 500 meter.

“Bukti bahwa batuan di gua adalah karbonat (batu gamping), yang dulunya mengendap di dasar laut, akan bereaksi dengan larutan asam,” ujar T Bachtiar, sambil meneteskan larutan HCL di atas serpih batu.

Batuan gua berumur Miosen Awal, yaitu antara 22,5 – 17 juta tahun yang lalu, yang mengendap di laut dangkal Pantura Jawa masa lalu. Dalam perkembangannya, laut dangkal di sini dipengaruhi oleh apa yang terjadi di daratan, yang mengendapkan lumpur di atas terumbu ini.

Serpih batu gamping yang bereaksi ketika ditetesi larusan asam, saat geotrek Matabumi di Gua Garunggang, Desa Karang Tengah, Babakan Madang, Bogor, Sabtu (27/10/2018).KOMPAS.com / FIKRIA HIDAYAT Serpih batu gamping yang bereaksi ketika ditetesi larusan asam, saat geotrek Matabumi di Gua Garunggang, Desa Karang Tengah, Babakan Madang, Bogor, Sabtu (27/10/2018).

Dinamika bumi telah mengangkat kawasan ini secara evolutif mulai 17 juta tahun yang lalu. Pada saat proses pengangkatan ini, batuan yang terangkat mendapat pengaruh panas dan dingin serta curah hujan, yang mengawali kehidupan tumbuhan dari mulai yang sederhana kemudian disusul pohon yang rimbun.

Air hujan yang ditangkap dedaunan, diresapkan melalui akar-akarnya, akan mengubah batu gamping di sini bercelah dan berlabirin. Proses pelarutan terus berlangsung. Celah menjadi rongga yang berkembang semakin membesar menjadi gua, dengan bentukan-bentukan di dalamnya yang menarik seperti sungai bawah tanah, ruangan besar nan gelap, dihiasi stalaktit dan stalagmit.

Kawasan Gua Garunggang sudah mengalami proses alam yang dinamis dan telah berlangsung puluhan juta tahun lamanya. Dia menjadi bagian eksotisme kawasan hulu Sungai Cileungsi yang terus berubah.

Meskipun kawasan tengah hingga muara Cileungsi telah rusak tercemar limbah, masih ada kebaikan di bagian hulu, yang wajib dijaga agar tetap menjadi ruang laboratorium alam buat generasi nanti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com