Pada masa kolonial juga, Indonesia pernah menjadi salah pemasok kakao terbesar di dunia. Dari merek Tjoklat saja, ada 63 juta cokelat batangan diproduksi per tahun. Nama merek 'Tjoklat' juga diambil dari Bahasa Melayu, asal dari kakao Hindia Belanda.
Pasca kemerdekaan, aneka merek cokelat lokal berkembang di Tanah Air. Cokelat lantas tak hanya dapat dinikmati kaum elit, tetapi semua kalangan masyarakat hingga saat ini. Tentunya dengan berbagai varian harga yang sesuai dengan komposisi cokelat.
Selera cokelat juga berganti bentuk sejak era tersebut, dari yang tadinya cairan diminum kini menjadi camilan yang dikunyah.
Sampai saat ini Indonesia menjadi pemasok biji kakao ke tiga terbesar di dunia dan terkenal dengan kualitas kakao unggulan. Namun konsumsi cokelat masyarakat Indonesia terbilang rendah, hanya 500 gram per kapita, setiap satu tahun.
Budidaya kakao kurang diminati petani Indonesia karena dilihat kurang menguntungkan, padahal ada manfaat kesehatan dalam konsumsi cokelat dan tentunya dampak ekonomi dari hulu ke hilir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.