"Kalo pemasukan ekonomi pasti ada perubahan. Ada yang jualanan makanan dan souvenir atau sewakan perahu. Tapi perubahan besar ya bagaimana kita ikut menjaga lingkungan dan melestarikan mangrove," jelas lelaki yang bergabung di pokdarwis Kampung Blekok.
Dia mengatakan saat masih kecil, banyak masyarakat sekitar banyak yang menebang pohon mangrove karena dianggap mengganggu aktivitas mereka saat melaut dan mencari ikan. Namun sekarang mereka sudah tahu pentingnya hutan mangrove bagi masyarakat yang tinggal di pesisir.
"Minimal ketika ada badai. kita terhindar dari angin laut, selain itu banyak hasil laut seperti kerang dan ikan di sekitar mangrove yang bisa kita manfaatkan," katanya.
Ia mengatakan sejak lama masyarakat sekitar sudah melarang orang untuk berburu dan membunuh burung ada di kawasan Dusun Pesisir, dan larangan tersebut berlaku hingga saat ini.
Masyarakat juga membuat penangkaran burung blekok untuk merawat anakan burung blekok yang jatuh saat terjadi badai. Menurutnya saat terjadi badai, banyak burung dewasa dan anakan yang mati karena jatuh.
"Jika bulan Januari Februari, masih musim burung bertelur. Nanti di bulan April, jumlah burung yang datang dan pergi jumlahnya terlihat lebih banyak. Itu alasan kita untuk membatasi penggunaan drone di wilayah sini agar tidak mengganggu aktivitas burung serta larangan membuang sampah khususnya sampah plastik di wilayah kampung Blekok," pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.