Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkawan dengan Ratusan Burung Air di Kampung Blekok Situbondo

Kompas.com - 26/02/2019, 14:16 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

"Sudah belasan tahun masyarakat sini bekerja sebagai pengrajin souvenir dari kayu dan kerang yang dikirim ke Bali, Jogya, Surabaya dan kota besar lainnya. Bermacam-macam ada gantungan kunci, hiasan meja dan di setiap rumah kita bisa melihat aktivitas mereka," jelas Ranti Seta.

Menurutnya, aktivitas masyarakat dan juga kekayaan sumber daya alam di kampung Blekok adalah kesatuan yang menarik untuk para pengunjung yang datang ke kampung tersebut. Bahkan setiap minggu, masyarakat sekitar membuat even yang menarik yang didatangi oleh banyak pengunjung Ia mencontohkan bazar kuliner lokal yang di gelar minggu lalu.

"Yang jual makanan yang masyarakat sekitar. Jadi ada pemasukan juga buat mereka," jelasnya.

Sementara itu Maseri (50), warga setempat, kepada Kompas.com mengatakan dengan adanya wisata berbasis konservasi Kampung Blekok memberikan banyak perubahan bagi masyarakat sekitar salah satunya ada tambahan pemasukan serta perubahan perilaku.

"Kalo pemasukan ekonomi pasti ada perubahan. Ada yang jualanan makanan dan souvenir atau sewakan perahu. Tapi perubahan besar ya bagaimana kita ikut menjaga lingkungan dan melestarikan mangrove," jelas lelaki yang bergabung di pokdarwis Kampung Blekok.

Pengunjung di kampung blekok SitubondoKOMPAS.com/IRA RACHMAWATI Pengunjung di kampung blekok Situbondo

Dia mengatakan saat masih kecil, banyak masyarakat sekitar banyak yang menebang pohon mangrove karena dianggap mengganggu aktivitas mereka saat melaut dan mencari ikan. Namun sekarang mereka sudah tahu pentingnya hutan mangrove bagi masyarakat yang tinggal di pesisir.

"Minimal ketika ada badai. kita terhindar dari angin laut, selain itu banyak hasil laut seperti kerang dan ikan di sekitar mangrove yang bisa kita manfaatkan," katanya.

Ia mengatakan sejak lama masyarakat sekitar sudah melarang orang untuk berburu dan membunuh burung ada di kawasan Dusun Pesisir, dan larangan tersebut berlaku hingga saat ini.

Jembatan kayu sepanjang 480 meter di Kampung Blekok SitubondoKOMPAS.com/IRA RACHMAWATI Jembatan kayu sepanjang 480 meter di Kampung Blekok Situbondo

 

Masyarakat juga membuat penangkaran burung blekok untuk merawat anakan burung blekok yang jatuh saat terjadi badai. Menurutnya saat terjadi badai, banyak burung dewasa dan anakan yang mati karena jatuh.

"Jika bulan Januari Februari, masih musim burung bertelur. Nanti di bulan April, jumlah burung yang datang dan pergi jumlahnya terlihat lebih banyak. Itu alasan kita untuk membatasi penggunaan drone di wilayah sini agar tidak mengganggu aktivitas burung serta larangan membuang sampah khususnya sampah plastik di wilayah kampung Blekok," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com