Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[WAWANCARA KHUSUS] Pariwisata Tumbuh Pesat, Menpar Sebut Vietnam Unggul secara Geografis

Kompas.com - 28/02/2019, 22:09 WIB
Vitorio Mantalean,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Di kancah Asia Tenggara, pertumbuhan pariwisata Indonesia terbilang unggul. Tahun lalu, misalnya, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI menyebut bahwa pertumbuhan pariwisata Indonesia selama 2017 sebesar 22 persen.

Akan tetapi, Indonesia rupanya punya saingan ketat di region ASEAN, yakni Vietnam. Negara tersebut sukses mengungguli pertumbuhan pariwisata Indonesia dengan capaian 29 persen.

Padahal, jika ditilik dari lain sisi, Indonesia telah berulang kali memenangkan penghargaan bidang pariwisata di kancah global.

Lantas, mengapa Vietnam berada di atas bisa menungguli pariwisata Indonesia?

Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya menyebut jika Vietnam diuntungkan secara geografis. Ia menyebut, posisi Vietnam jauh lebih dekat dengan China, Jepang, Korea, hingga Rusia bila dibandingkan dengan Indonesia.

“Akhirnya customer yang kemampuan belanjanya tinggi dan sedang, misalnya Cina, Jepang, dan Korea, kesitu semua. Ke kita nggak bisa,” ungkap Arief dalam wawancara khusus KompasTravel di Kementerian Pariwisata, Jakarta beberapa lalu.

“Jadi kalau kita kalah dengan Vietnam karena apa? Karena posisinya. Akibatnya, biaya transportasi jauh lebih mahal,” imbuhnya.

Kemudahan akses tersebut Arief bandingkan seumpama wisatawan Nusantara, “Pariwisata itu kan kedekatan jarak. Kalau dekat akan murah. Wisatawan China ke Vietnam itu jadi seperti wisatawan nusantara di Indonesia.”

Ia menambahkan, “Dari Rusia ke Vietnam, bisa 2,5 jam. Sementara dari Rusia ke Indonesia, bisa 7 jam. Kurang dekat itu.”

Melihat keunggulan Vietnam, Arief terlihat yakin jika ketertinggalan Indonesia di belakang Vietnam diakibatkan posisi geografis yang kalah strategis. Ia mengklaim bahwa sejumlah aspek di luar posisi geografis yang membuat Vietnam unggul dapat ia lakukan pula.

“Yang lain bisa saya tiru. Kalau soal deregulasi, kita sama dengan Vietnam. Deregulasi bisa ditiru. Persoalan akses itu sudah bisa kita lawan,” tutur Arief.

Bila mengambil contoh turis Australia, Vietnam mencatatkan pertumbuhan wisatawan yang lebih tinggi dibandingkan Indonesia. Menurut data statistik kunjungan wisatawan mancanegara dari Vietnam National Administration of Tourism,kunjungan wisatawan Australia ke Vietnam meningkat sekitar 4,5 persen (386.934 wisatawan).

Sementara itu, dari data Badan Pusat Statistik Indonesia, pertumbuhan kunjungan wisatawan Australia ke Indonesia pada tahun 2018  yaitu 3,52 persen dibandingkan dengan 2017.

Menanggapi data tersebut, Arief menyebut kunjungan wisatawan asal Australia ke Vietnam merupakan diaspora Vietnam yang berdomisili di Negeri Kanguru tersebut.

“Orang Vietnam yang hidup di Australia itu ada sekitar 1 juta. Saya menduga bukan orang asli Australia yang ke Vietnam. Beda kalau orang China atau Jepang,” pungkasnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com