Tahun lalu, Indonesia sukses membuat UGG pada dua lokasi, yakni Rinjani Lombok NTB dan Ciletuh Sukabumi Jawa Barat.
“Seharusnya tahun ini (kami) mengusulkan 2 lagi, Geopark Belitung dan Geopark Kaldera Danau Toba,” ujar Menpar Arief.
Sebelumnya, Indonesia juga sudah memiliki Global Geopark, di antaranya Gunung Batur di Bali dan Gunung Sewu yang memanjang dari Selatan Yogyakarta, Jawa Tengah sampai ke Jawa Timur.
“Mengapa harus mendapatkan stempel UGG? Dalam framework, pengembangan destinasi itu selalu menggunakan konsep 3A—Atraksi, Akses dan Amenitas—jika ingin menjadi global player (maka harus menggunakan global standart),” katanya.
Pada konsep 3A khususnya akses, global standar itu diwujudkan dalam bentuk membangun International Airport pada banyak tempat.
Saat ini, kata Arief, hal itu sudah dilakukan oleh Presiden Jokowi sebagai bentuk komitmen terjadap Pariwisata Indonesia.
Amenitas ditandai dengan hadirnya hotel-hotel bintang 5 yang berkelas internasional. “Ketiga adalah atraksi yang juga harus kelas dunia,” tambahnya.
Kelas dunia yang dimaksud, lanjut Arief Yahya, adalah atraksi yang sudah mendapat stempel dunia. Contohnya, kata dia, siakui secara resmi dengan sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga terpercaya dunia, seperti UNESCO.
“Di banyak tempat di dunia, UGG itu selalu memberi dampak yang signifikan terhadap wisatawan. Branding-nya langsung mendunia karena diakui oleh UNESCO, lembaga dunia,” kata pria asal Banyuwangi itu.
Menurutnya, Danau Toba dan Belitung bisa semakin cepat mendunia jika atraksinya juga level dunia.
Selain itu, lebih mudah mempromosikan dan mengemasnya sebagai sebuah cerita, ketika sudah disahkan UNESCO. Itulah, mengapa Menpar Arief Yahya yang lulusan ITB Bandung, Surrey University UK, dan lulus Doktor Strategic Management Unpad ini serius untuk mempresentasikan potensi Geopark Indonesia.
Dalam pertemuan dengan Surya Rosa Putra Dubes Wakil Delegasi tetap RI untuk UNESCO di Paris, Menpar Arief Yahya didampingi Muh Noer Sadono, Staf Khusus Menteri Bidang Komunikasi, Hiramsyah S Thaib, Ketua Tim Percepatan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas, Yunus Kusumahbrata, Ketua Tim Percepatan Pengembangan Geopark, Alexander Reyaan, Asisten Deputi Pengembangan Wisata Alam dan Buatan, Ronald Pantun, Asisten Menteri Pariwisata dan Kasubbid Transportasi dan Konektivitas Pariwisata, Adhi Pradana, Staf Kemenpar.
Sementara dari KBRI hadir Agung Kurniadi, KUAI dan Wakil Kepala Perwakilan KBRI Paris Prof Surya Rosa Putra, Dewatap UNESCO, Rully F. Sukarno, Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI Paris, Djatu R. Primadini, Sekretaris I UNESCO, Silvia Meiryana P, Sekretaris II dan Protokol KBRI Paris, dan Evy Margaretha, Staf Teknis KBRI Paris juga UNESCO
Kemenpar dan KBRI bertemu dengan pihak UNESCO yang membidangi Global Geopark, Miguel Clusener-Godt sebagai Director Division of Ecological and Earth Science UNESCO Council.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.