Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencicipi Sate Kuda di Bantul

Kompas.com - 01/04/2019, 08:14 WIB
Markus Yuwono,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kuliner di Daerah Istimewa Yogyakarta seolah tidak ada habisnya untuk dibahas. Kali ini, mencoba kuliner dengan bahan dasar daging kuda yang merupakan salah satu makanan khas dari wilayah Kabupaten Bantul.

Salah satu warung yang terkenal dengan sate kuda terletak di Dusun Jembangan, Desa Segoroyoso, Kecamatan Pleret.

Salah satu yang menjual kuliner olahan kuda yakni warung 'Segoro Roso' di Dusun Jembangan. Jika dari arah kota Yogyakarta, langsung ke jalan Pleret, menuju ke jalan Segoroyoso. Setelah jembatan kali opak, terus lurus nanti menemukan warung makan Segoro Roso. Warung ini cukup ramai dikunjungi penikmat kuliner.

Baca juga: Kuliner Bebalung Kuda Masteng Khas Lombok Dipercaya Menambah Stamina

Di sana ada berbagai macam olahan daging kuda, mulai dari sate, tongseng, empal, hingga otak kuda pun dimasak.

Harganya untuk satu porsi sate kuda berisi empat tusuk ditambah nasi atau lontong sayur seharga Rp 25.000, untuk empal Rp 14.000 per plastik kecil, dan tongseng Rp 25.000.

Baca juga: Kenapa Sate Menggunakan Arang Lebih Nikmat?

Jika tidak suka sate daging kuda, warung ini menyediakan sate daging sapi. Karena memang di wilayah Segoroyoso terkenal dengan jagal sapi.

Penjual kuliner berbahan daging kuda, Mutjinem (63) sedang membakar sate kuda di Warung Segoro Roso, Dusun Jembangan, Desa Segoroyoso, Bantul, DI Yogyakarta, Minggu (31/3/2019).KOMPAS.com/MARKUS YUWONO Penjual kuliner berbahan daging kuda, Mutjinem (63) sedang membakar sate kuda di Warung Segoro Roso, Dusun Jembangan, Desa Segoroyoso, Bantul, DI Yogyakarta, Minggu (31/3/2019).
Ketika Kompas.com mencoba memesan sate kuda, penjual menanyakan apakah menggunakan nasi atau lontong.

Selain itu, bumbu yang berbeda untuk penyajian sate antara nasi dan lontong sayur. Untuk nasi, sate kuda dibumbu kecap dengan irisan cabai rawit, sementara untuk lontong sayur sate dibumbu kacang seperti sate ayam.

Baca juga: Sate Gebug di Kota Malang, Kuliner Legendaris Sejak Tahun 1920

Saat mencicipi daging kuda, memang terasa agak berbeda dengan daging kambing ataupun sapi. Daging kuda memiliki tekstur empuk sedikit pulen.

Pemilik Warung Segoro Roso, Mutjinem (63) mengatakan, dirinya sudah membuka warung  sejak 13 tahun silam, atau pascagempa 2006 lalu. Saat itu, belum ada penjual kuliner mengolah daging kuda. Padahal di sekitar Desa Segoroyoso, merupakan lokasi penyembelihan sapi dan juga kuda.

"Awalnya membuka warung ini berat mas, hanya habis 2-3 kg per hari. Lalu setelah 3 bulan, terus naik, sampai saat ini ya rata-rata 40 kg per hari," katanya saat ditemui di warungnya Minggu (31/3/2019).

Dia mengatakan, pelanggannya berasal dari berbagai daerah termasuk Jakarta dan sekitarnya. Paling banyak diminati pelanggannya adalah sate.

Sate kuda dengan lontong sayur di Warung Segoro Roso, Dusun Jembangan, Desa Segoroyoso, Kecamatan Pleret, Bantul, DI Yogyakarta.KOMPAS.com/MARKUS YUWONO Sate kuda dengan lontong sayur di Warung Segoro Roso, Dusun Jembangan, Desa Segoroyoso, Kecamatan Pleret, Bantul, DI Yogyakarta.
"Untuk bumbu sate memang dibedakan. Jika pelanggan ingin makan menggunakan nasi, bumbu satenya kecap. Jika lontong sayur, bumbu satenya menggunakan bumbu kacang," ucapnya.

Salah satu pengunjung asal kota Yogyakarta, Paradito mengatakan, dirinya baru pertama kali makan sate kuda. Diakuinya daging sate kuda memiliki keunikan tersendiri.

"Enak kok, empuk. Tetapi memang ada beberapa potongan yang alot, tapi gak banyak. Secara keseluruhan enak. Besuk kalau kesini lagi pengen mencoba tongsengnya," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com