Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Momen Nisfu Sya'ban di Jepara dan Kehadiran Kerupuk Puli

Kompas.com - 23/04/2019, 06:34 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

JEPARA, KOMPAS.com - Nisfu Sya'ban adalah peringatan pada tanggal 15 bulan kedelapan (sya'ban) dari kalender Islam. Hari ini juga dikenal sebagai Laylatul Bara'ah atau Laylatun Nisfe min Sya'ban di dunia Arab dan sebagai Shab-e-barat di Afghanistan, Bangladesh, Pakistan, Iran dan India.

Nama-nama ini diterjemahkan menjadi "malam pengampunan dosa", "malam berdoa" dan "malam pembebasan", dan seringkali diperingati dengan berjaga sepanjang malam untuk beribadah.

Di beberapa daerah, perayaan Nisfu Sya'ban biasanya secara turun temurun sekaligus dijadikan momentum untuk mengenang leluhur.

Baca juga: Yuk, Nikmati Serunya Wisata di Kampung Ukir Jepara...

Seperti halnya di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, selain bentuk ungkapan syukur umat Islam kepada 'Sang Khalik" atas hari penuh berkah atau hari pengampunan dosa, masyarakat sekaligus menggelar festival Ratu Kalinyamat, nenek moyang mereka.

Kerupuk Puli Persatukan Muslim dan Non Muslim

Tak sampai di situ, ada yang begitu menarik dalam peringatan Nisfu Sya'ban yang berlangsung hampir di setiap wilayah di Kabupaten Jepara.

Warga membuat kerupuk puli di Balai Desa saat peringatan Nisfu Syaban di Desa Kendengsidialit, Kecamatan Welahan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Minggu (21/4/2019) siang.KOMPAS.com/PUTHUT DWI PUTRANTO Warga membuat kerupuk puli di Balai Desa saat peringatan Nisfu Syaban di Desa Kendengsidialit, Kecamatan Welahan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Minggu (21/4/2019) siang.
Masyarakat beramai-ramai membuat kuliner yang diyakini sebagai peninggalan Sunan Kalijaga, yang konon diciptakan untuk mempersatukan keanekaragaman saat itu.

Sebagai bagian dari Walisongo, Sunan Kalijaga saat syiar agama Islam selalu mengajarkan toleransi antar umat beragama dalam kehidupan.

Cerita yang berkembang di Jepara, kala itu Sunan Kalijaga ingin mempersatukan umat Islam dan non muslim dengan momentum Nisfu Sya'ban. Saat itu seluruh warga yang hidup berdampingan dirangkul untuk beramai-ramai memasak "kerupuk puli" atau "gendar" yang puncaknya dinikmati bersama-sama.

Kerupuk puli atau gendar adalah salah satu cemilan ringan di Jawa Tengah yang lazimnya disantap sebagai lauk pelengkap saat kita makan nasi. Pada umumnya, kuliner ini terbuat dari adonan nasi yang diberi bumbu rempah dan penambah rasa.

Untuk menambah kekenyalan kadangkala ditambahkan bleng, tetapi jika tidak menggunakan bleng bisa ditambahkan tepung tapioka agar adonan mentahnya menjadi kenyal dan padat.

Setelah adonan ditumbuk halus dan merata kemudian diiris tipis dan dijemur sampai kering. Setelah rampung penjemuran, kerupuk mentah ini bisa digoreng dan siap dihidangkan.

Warga mengarak kerupuk puli sepanjang 15 meter saat peringatan Nisfu Syaban di Desa Kendengsidialit, Kecamatan Welahan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Minggu (21/4/2019) malam.KOMPAS.com/PUTHUT DWI PUTRANTO Warga mengarak kerupuk puli sepanjang 15 meter saat peringatan Nisfu Syaban di Desa Kendengsidialit, Kecamatan Welahan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Minggu (21/4/2019) malam.
Panjang 15 Meter Habiskan 200 Kilogram Beras

Satu diantara contoh peringatan Nisfu Sya'ban yang meriah yakni di Desa Kendengsidialit, Kecamatan Welahan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Minggu (21/4/2019).

Saat pagi hingga sore, ibu-ibu setempat berjibaku membuat kerupuk puli sepanjang 15 meter di Balai Desa setempat. Mulai dari memasak beras, memberi obat bleng, menumbuk dan menggorengnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com