Sementara itu, Ketua Kopdit Pintu Air, Yakobus Jano mengungkapkan Indonesia kaya akan tradisi dan budaya yang diwariskan para leluhur.
Ia mengatakan, tradisi dan budaya merupakan identitas bangsa yang perlu dijaga dan dilestarikan agar tidak mati dan hilang.
"Sejak berdirinya Koperasi Pintu Air sampai sebesar ini tidak terlepas campur tangan para leluhur. Karena itu, untuk menghargai leluhur, kita melestarikan tradisi ini pada setiap acara apa pun, termasuk dalam peresmian gedung ini. Sebagai makhluk berbudaya, kita harus melakukan ritual adat dalam kegiatan ini," ungkap Yakobus.
Ia menjelaskan, selain ritual adat, dalam kegiatan peresmian gedung Kopdit Pintu Air, semua anggota koperasi dari 47 cabang di Indonesia wajib mengenakan kain tenun ikat masing-masing daerah.
"Pesannya adalah Indonesia ini berbeda tetapi satu. Bhinneka Tunggal Ika itu harus berada dalam kebersamaan secara konkret. Tidak bisa hanya kata-kata. Kata-kata boleh bersatu, tetapi faktanya tetap berseberangan. Bagi saya, koperasi ini bukan hanya sebagai wadah ekonomi, tetapi juga sebagai corong pemersatu bangsa. Jadi, ini adalah Indonesia. Kita memakai busana kain tenun ikat masing-masing daerah sebagai wujud nyata dari Bhinneka Tunggal Ika," kata Yakobus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.