Ia mengatakan, aneka produk kain tenun yang dijual di galeri itu juga merupakan hasil kerja sama dengan UKM di luar kota.
Sementara itu, untuk lembaran kain tenun dibeli dari langsung di penenun dari ujung perbatasan Flores Timur sampai di perbatasan Paga Ende.
"Konsep keduanya, tempat ini jadi tempat display buat teman-teman UKM yang ada di luar kota, kecamatan desa. Mungkin mereka tidak punya tempat untuk jualan, bisa dititip di sini," ungkap Sonya.
Ia mengaku memulai bisnin kain tenun ikat sejak tahun 2011. Inspirasinya muncul pada tahun 2010.
"Waktu itu banyak mengunakan batik. Dari situ muncul, mengapa tidak buat dari kain tenun ikat Sikka saja," kata Elis.
Ia mengungkapkan, bisnis kain tenun itu juga bertujuan untuk mempromosikan dan melestarikan kain tenun ikat Sikka. Setiap penjualan kain tenun dijelaskan filosofi dari setiap motifnya.
"Setiap orang yang datang beli itu, saya jelaskan arti motifnya," ungkap Sonya.
"Di medsos orang bisa melihat motif yang dijual. Selama ini, semua motif diminati pembeli," kata Sonya.
Ia menerangkan, harga kain tenun ikat termahal itu mencapai Rp 1.300.000. Yang mahal-mahal itu kain dengan motif asli dan terbuat dari pewarna alam.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan