Menurutnya, MICE punya kekuatan bisnis cukup besar di industri pariwisata. Daya beli turis MICE mencapai 1 banding 5 sampai 1 banding 7, jika dibandingkan turis leisure.
Hal serupa juga disampaikan oleh Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Indonesia Congress & Convention Asosiaciation (INCCA) Iqbal Alan Abdullah.
Ia menilai pada periode lima tahun belakang, industri MICE kurang diperhatikan. Baru satu tahun belakang ketika ada IMF-World Bank Annual Meeting 2018, MICE baru diperhatikan.
"Selama ini MICE tidak dilihat sebagai pasar yang strategis. Padahal MICE ini bisa mendatangkan uang besar dalam waktu singkat," kata Iqbal dihubungi Kompas.com, Jumat (18/10/2019).
Apalagi, lanjutnya, Indonesia sebenarnya aktif dalam pergaulan luar negeri sehingga sebenarnya dapat menjadi keuntungan dari segi MICE.
Iqbal berharap MICE dapat dijadikan ujung tombak pariwisata oleh menteri pariwisata periode 2019-2024.
"Kalau perlu jadikan namanya Kementerian Pariwisata dan MICE, atau paling tidak tambahkan MICE dalam struktur organisasi, biar (kebijakan) tegas," jelas Iqbal.
Sementara itu, Ketua Umum DPP Indonesian Hotel General Manager Association, Arya Pering, berharap terjalin hubungan lebih erat antara Kementerian Pariwisata dengan Asosiasi Profesi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam memajukan industri pariwisata.
"(Idealnya) mau menerima ide ataupun saran, melibatkan asosiasi profesi dalam perencanaan, penerapan, dan menjalankan suatu program," kata Arya saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (19/10/2019.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.