Meski belum diumumkan, banyak pihak yang menyampaikan harapan kepada Kabinet Kerja Jilid 2 mampu bekerja lebih baik.
Para pelaku industri pariwisata nasional dari bidang penerbangan, MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition), dan perhotelan masing-masing mengemukakan pendapat akan kriteria menteri pariwisata ideal dan harapan padanya.
"Menteri pariwisata yang terpilih diharapkan dapat lebih bekerja sama dengan pemerintah daerah yang potensial sebagai destinasi wisata baik lokal maupun mancanegara," kata Sekjen Asosiasi Maskapai Penerbangan Sipil Nasional (INACA) Tengku Burhanuddin dihubungi Kompas.com, Jumat (18/10/2019).
Tengku menilai selama ini Menteri Pariwisata lebih fokus terhadap promosi dan menyalahkan maskapai penerbangan tidak mau terbang.
"Bagaimana mau terbang kalau destinasi belum siap, harus ciptakan destinasi siap contohnya seperti Bali. Jangan selalu minta bandara internasional di mana-mana padahal destinasinya belum siap," kata Tengku.
Ia berharap Menteri Pariwisata 2019-2024 dapat berkerja sama dengan hotel dan maskapai dengan baik.
Di industri MICE, Vice Chairman dari Indonesia Convention And Exhibition Bureau, Hosea Andreas Runkat berharap Menteri Pariwsata yang baru tidak hanya paham pariwisata dari segi wisata (leisure), tetapi juga paham dari segi MICE.
Menurutnya, MICE punya kekuatan bisnis cukup besar di industri pariwisata. Daya beli turis MICE mencapai 1 banding 5 sampai 1 banding 7, jika dibandingkan turis leisure.
Hal serupa juga disampaikan oleh Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Indonesia Congress & Convention Asosiaciation (INCCA) Iqbal Alan Abdullah.
Ia menilai pada periode lima tahun belakang, industri MICE kurang diperhatikan. Baru satu tahun belakang ketika ada IMF-World Bank Annual Meeting 2018, MICE baru diperhatikan.
"Selama ini MICE tidak dilihat sebagai pasar yang strategis. Padahal MICE ini bisa mendatangkan uang besar dalam waktu singkat," kata Iqbal dihubungi Kompas.com, Jumat (18/10/2019).
Apalagi, lanjutnya, Indonesia sebenarnya aktif dalam pergaulan luar negeri sehingga sebenarnya dapat menjadi keuntungan dari segi MICE.
Iqbal berharap MICE dapat dijadikan ujung tombak pariwisata oleh menteri pariwisata periode 2019-2024.
"Kalau perlu jadikan namanya Kementerian Pariwisata dan MICE, atau paling tidak tambahkan MICE dalam struktur organisasi, biar (kebijakan) tegas," jelas Iqbal.
Sementara itu, Ketua Umum DPP Indonesian Hotel General Manager Association, Arya Pering, berharap terjalin hubungan lebih erat antara Kementerian Pariwisata dengan Asosiasi Profesi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam memajukan industri pariwisata.
"(Idealnya) mau menerima ide ataupun saran, melibatkan asosiasi profesi dalam perencanaan, penerapan, dan menjalankan suatu program," kata Arya saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (19/10/2019.
https://travel.kompas.com/read/2019/10/19/211336327/menteri-pariwisata-yang-ideal-itu-seperti-apa-ini-kata-para-pelaku-pariwisata