Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unik, Museum Vagina Pertama di Dunia Bakal Buka di London

Kompas.com - 02/11/2019, 22:07 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Ni Luh Made Pertiwi F.

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Masih banyak stigma dan mitos yang melekat erat terhadap organ seksual dan reproduksi perempuan.

Hal ini jadi salah satu alasan munculnya Museum Vagina yang berharap bisa mengubah stigma dan mitos tersebut.

Seperti dikutip dari Lonely Planet, Berdirinya museum ini berawal dari inisiatif Florence Schechter.

Schechter memulainya dengan meluncurkan kampanye crowdfunding pada bulan Maret lalu untuk membangun museum pertama yang didedikasikan untuk vagina, vulva, dan anatomi gynaecology ini.

Florence Schechter, founder Museum Vagina. Florence Schechter, founder Museum Vagina.
Museum Vagina berawal sebagai sebuah pop-up museum yang melakukan pameran di seluruh Inggris.

Museum ini pertama kali membuka pameran di Edinburgh Fringe pada tahun 2017 lalu. Sepanjang perjalanannya, pameran ini terus meraih banyak perhatian dari masyarakat.

Hasilnya memuaskan, Schechter berhasil mengumpulkan 300.000 poundsterling. Ia pun ditawari tempat permanen di Camden Market, London Utara.

Museum ini pun jadi nyata dan akan dibuka pada November 2019.

Baca juga: Hari Museum, Generasi Milenial Diminta Cinta Museum

Awal mula Schechter terpikir untuk membuat sebuah museum khusus vagina adalah karena adanya museum yang didedikasikan untuk penis dan bagian anatomi lelaki, Icelandic Phallological Museum.

Maka dari itu, Schechter merasa “tak adil” bila tidak ada museum khusus vagina.

“Hanya ada satu cara untuk melihat perubahan di dunia, dan itu dengan melakukannya sendiri,” kata Schechter dilansir dari Lonely Planet Travel News.

“Aku berharap masyarakat bisa merasakan bahwa vagina, vulva, dan anatomi gynaecology bukanlah sesuatu yang memalukan. Mereka luar biasa dan bisa melakukan banyak hal keren. Tujuan utama dari museum ini adalah menghilangkan stigma untuk bagian tubuh ini,” lanjutnya.

Baca juga: 5 Cara agar Museum Tetap Relevan dengan Masyarakat

Museum ini nantinya akan berfokus pada penghilangan stigma dan rasa malu yang selama ini meliputi seksualitas wanita.

Caranya dengan mengadakan beragam pameran yang menjelaskan segala hal dari mulai anatomi dan masyarakat hingga menstruasi dan seks.

Hal ini merujuk pada hasil riset yang dilakukan oleh Eve Appeal, bahwa 65 persen masyarakat berusia 16-25 tahun merasa kesulitan untuk menggunakan kata “vagina” atau “vulva”.

Museum Vagina nantinya akan punya berbagai program acara yang diisi dengan seminar, panel, workshop, kelas, malam komedi, serta program kolaborasi dengan profesional di bidang medis untuk memberikan layanan yang lebih baik untuk mendukung komunitas trans dan interseks.

Baca juga: Borough Market, Pasar Berusia 1.000 Tahun Favorit Turis di London

Florence Schechter dan volunteer Jasmine Evans memegang aksesoris Museum Vagina. Florence Schechter dan volunteer Jasmine Evans memegang aksesoris Museum Vagina.
Selain itu, Museum Vagina juga berusaha untuk membahas berbagai isu penting yang punya andil langsung terhadap wanita.

Misalnya, consent, body image, dan intersektionalitas. Tidak hanya itu saja, Museum Vagina juga akan menjual berbagai merchandise menarik seperti crochet clitorises, pussy pendants, tote bag, dan stiker bertuliskan “vaginas are normal".

Adanya Museum Vagina ini juga ditanggapi dengan baik oleh Dr Alison Wright, wakil presiden Royal College of Obstetricians dan Gynaecologists.

Dr Wright menyebut museum ini sebagai aset yang luar biasa besar dalam mendorong percakapan terbuka soal kesehatan wanita.

Bagi kamu yang berminat untuk datang ke sini, Museum Vagina bakal dibuka pada 16 November 2019 mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com