Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

White Island Meletus, Simak Sistem Peringatan dan Penanganan Selandia Baru

Kompas.com - 19/12/2019, 20:02 WIB
Nabilla Ramadhian,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Wisatawan mancanegara yang ke Selandia Baru kerap kali mengunjungi gunung berapi andesit aktif White Island. 

Namun naas, pada Senin (9/12/2019), White Island yang setiap tahunnya dikunjungi oleh lebih dari 10.000 turis meletus dan menyebabkan setidaknya enam orang meninggal, dan lebih dari 10 orang terluka parah.

Para ilmuwan mengatakan gunung berapi tersebut tercatat lebih aktif dari biasanya selama beberapa minggu terakhir. Akan tetapi, White Island masih belum terlihat adanya indikasi akan meletus.

Maka dari itu, letusan yang terjadi sangat mengejutkan pariwisata Selandia Baru. Seorang ahli gunung berapi dari Monash University bernama Raymond Cas mengatakan bahwa White Island adalah bencana yang telah menunggu untuk terjadi selama bertahun-tahun.

“Saya selalu merasa bahwa itu adalah hal yang sangat membahayakan untuk membawa sekelompok turis ini mengunjungi pulau gunung berapi menggunakan kapal dan helikopter,” kata Cas seperti dikutip dari CNN, Rabu (18/12/2019).

Baca juga: 5 Aktivitas Musim Dingin Paling Seru di Selandia Baru

Bagaimana sistem peringatan Selandia Baru bekerja

Beberapa minggu sebelum terjadi letusan, jasa pemantau gunung berapi Selandia Baru bernama GeoNet menaikkan tingkat siaga menjadi tingkat dua di White Island.

Di Selandia Baru, seluruh gunung berapi memiliki tingkat 0 – 5. Jika sebuah gunung berapi memiliki tingkat 0, maka gunung tersebut dinyatakan tidak memiliki aktivitas vulkanik. Sementara tingkat dua berarti gunung memiliki aktivitas vulkanik rendah yang sedang terjadi.

Jika sebuah gunung berapi memiliki tingkat 3 – 5, maka gunung tersebut sedang mengalami letusan.

Tingkat peringatan GeoNet cukup menjabarkan seperti apa bencana yang akan terjadi jika gunung meletus.

Akan tetapi, sistem tersebut tidak memberitahu para pengunjung bagaimana untuk bertindak ketika letusan terjadi.

Meski tingkat peringatan GeoNet sangat membantu, namun masih terdapat satu masalah. Gunung berapi seperti White Island masih dapat meletus walaupun memiliki tingkat siaga 1.

White Island, Selandia  Baru.Dok. Reuters White Island, Selandia Baru.

 

Ketika White Island meletus, White Island Tours, sebuah agen perjalanan di Kota Whakatane saat itu sedang membawa 38 turis mancanegara berkunjung ke gunung berapi tersebut.

Berdasarkan pedoman internal perusahaan yang dikatakan oleh Kepala White Island Tours Paul Quinn, mereka masih bisa membawa turis ke White Island meskipun gunung memiliki tingkat siaga dua.

Ia juga mengatakan bahwa saat itu tidak ada tanda yang menunjukkan bahwa gunung akan meletus.

Sebagai agen perjalanan, White Island Tours dapat membuat kebijakan mereka sendiri mengenai apakah mereka dapat mengunjungi pulau ketika terdapat tanda-tanda gunung berapi sedang aktif.

Baca juga: Ini Kebudayaan Suku Maori yang Dikunjungi Jokowi di Selandia Baru

Akan tetapi mereka tidak bebas begitu saja. Sebab mereka juga harus mengikuti standar kesehatan dan keselamatan Selandia Baru yang telah ditetapkan oleh WorkSafe sebagai badan regulator kesehatan dan keselamatan kerja di Selandia Baru. 

WorkSafe untuk standar kesehatan dan keselamatan

Pada Selasa (10/12/2019), kepolisian Selandia Baru mengatakan bahwa mereka sedang melakukan penyelidikan atas kunjungan turis ke White Island yang berujung kematian dan cedera serius. 

Sementara untuk melakukan penyelidikan tindak kriminal, mereka mengatakan bahwa masih terlalu dini untuk mengkonfirmasi apakah mereka juga akan melakukan tersebut atau tidak.

Melihat akan hal tersebut, kini terdapat dua penyelidikan yang sedang terjadi terkait dengan letusan gunung berapi White Island. Penyelidikan dari pihak kepolisian, dan penyelidikan dari WorkSafe.

Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, mengatakan bahwa WorkSafe akan mengulas kembali peraturan mereka.

“Apakah para operator memenuhi ekspektasi yang harus dipenuhi dalam kesehatan dan keselamatan? Pertanyaannya mungkin adalah apakah kerja mereka memadai, dan apakah WorkSafe sudah melakukan tugasnya?” kata Ardern seperti dikutip dari NZHerald.

CEO WorkSafe, Phil Parkes, mengatakan bahwa mereka akan menyelidiki apakah mereka cocok untuk tujuan tertentu. Menurutnya, hanya berada di pulaunya saja tidak memenuhi syarat sebagai wisata petualang di bawah regulasi sekarang.

Baca juga: 4 Cara Liburan Ramah Lingkungan di Selandia Baru

Parkes mengatakan bahwa untuk pergi dan pulang dari White Island, mereka harus memenuhi peraturan terkait transportasi. Helikopter akan diregistrasikan di Otoritas Penerbangan Sipil Selandia Baru (CAA), sementara kapal berada di bawah pengawasan Maritime.

Maritime adalah badan yang mengatur seluruh aktivitas yang terjadi di laut Selandia Baru.

Untuk regulasi mengenai wisata petualang sendiri, Parkes mengatakan bahwa hal tersebut tergantung dengan aktivitas apa yang sedang terjadi di pulau tersebut.

Aktivitas itulah yang akan menetukan apakah kegiatan yang terjadi bisa masuk ke dalam wisata petualang atau tidak.

“Harus ada tempat untuk bekerja (bagi para operator), dan aktivitas berbayar. Jika operator membawa para turis ke pulau dan menyediakan pemandu wisata, maka mereka termasuk dalam regulasi yang sudah ada,” kata Parkes.

Regulasi terkait wisata petualang

Terkait dengan wisata petualang, Parkes mengatakan bahwa WorkSafe memiliki tambahan regulasi spesifik untuk kegiatan tersebut. Untuk para regulator, mereka dan perusahaan audit pihak ketiga harus melakukan pengecekkan terhadap prosedur kesehatan yang ada.

Sebab WorkSafe tidak secara langsung melakukan audit terhadap aktivitas perusahaan yang memiliki wisata petualang.

Parkes mengatakan bahwa White Island Tours adalah satu-satunya perusahaan pariwisata yang terdaftar dengan WorkSafe ketika bencana terjadi.

Baca juga: Tengah Berbulan Madu, Turis AS Jadi Korban Gunung Meletus di Selandia Baru

“Saya tidak ingin memberi komentar terhadap hal yang akan merugikan penyelidikan kami. Kita harus melihat siapa saja yang sedang berada di pulau, kegiatan apa yang sedang terjadi, bagaimana mereka mengatasi setiap resiko, bagaimana para operator tur tersebut bekerja dengan penyedia kendaraan. Itu semua adalah penyelidikan yang sangat rumit,” kata Parkes.

Ia juga mengatakan bahwa penyelidikan ini adalah penyelidikan terbesar yang dilakukan oleh WorkSafe. Tentunya penyelidikan tersebut juga akan memakan waktu hingga berbulan-bulan untuk menyaring seluruh informasi yang telah didapat.

Baca juga: Udara yang Sangat Dingin dan 4 Mitos Lain tentang Selandia Baru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com