Perlu diketahui bahwa ukuran dan spesies juga berpengaruh dalam tips menghadapi ular di jalur pendakian. Menurut Aji, ukuran ular yang lebih kecil akan lebih susah ditangani daripada ukuran yang besar.
“Maka dari itu gunakan alat bantu,” tambahnya.
Ukuran ular yang kecil akan lebih mudah melakukan pergerakan dan ular terkesan lincah. Hal ini perlu diwaspadai guna merespon keberadaan ular di sekitar jalur pendakian.
Tips keempat dari Aji, jika menemui ular yang masuk ke tenda, sebaiknya kita tidak membunuhnya. Bukan tanpa alasan, ular tersebut akan mengetahui jika dirinya terancam dan akan dibunuh. Hal ini justru akan memperburuk keadaan.
“Maka pindahkan dengan alat bantu dan bawa ke lokasi yang di luar area istirahat. Jangan dibunuh,” jelasnya.
Baca juga: Ciri-ciri Ular Berbisa dan Cara Pengobatannya Jika Tubuh Tergigit
Sebelum mendaki gunung, sebaiknya kita mengetahui informasi adanya ular di gunung yang akan didaki. Hal ini bisa kita tanyakan pada pemandu atau porter yang sudah berulang kali mendaki gunung tersebut.
“Tanya ke pemandu guide atau porter soal ular yang ada di sana. Mereka tahu soal itu, karena sering melintasi jalur pendakian,” ujar Aji.
Hal ini diperlukan agar kita tidak lagi panik ketika bertemu ular tersebut di jalur pendakian, karena sudah tahu informasi dan cara menghadapinya.
Sekadar informasi, Yayasan Sioux Ular Indonesia merupakan sebuah organisasi non-profit dan non-pemerintah yang bermula dari lembaga studi ular di Indonesia. Yayasan ini berdiri pada tahun 2008 yang diprakarsai oleh empat aktivis pramuka.
Baca juga: Pengen Naik Gunung? 3 Tips Supaya Dapat Izin Orangtua
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.