Ketut memberi contoh saat isu wabah kolera terjadi. Saat itu, salah satu agen perjalanan wisata di Bali terbiasa mengandalkan pasar Jepang.
“Market-nya 100 persen Jepang. Ketika terjadi kolera itu, tamu Jepang habis. Baru habis itu mereka (travel agent tersebut) masuk ke market lain. Expanding market sih," ceritanya.
"Saya juga begitu, sasaran utama saya Thailand dan Vietnam, tapi saya juga tetap masuk ke India, Eropa, dan pasar lokal juga,” katanya.
Hal senada disampaikan Budijanto. Menurut dia, selain mengikuti perkembangan kasus virus corona ini ke depannya, ia juga berharap pemerintah setempat bisa mulai memetakan dan menyusun rencana untuk menghadapi wisatawan China yang akan masuk ke Indonesia.
Walaupun sudah ada beberapa maskapai penerbangan yang membatalkan penerbangan dari dan ke China, sejauh ini Indonesia belum mengeluarkan larangan bagi wisatawan China untuk bisa masuk ke Indonesia.
Sebelumnya, Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali telah memasang dua alat thermal scanner atau pemindai suhu tubuh. Penggunaan alat tersebut telah dipasang di Pintu 16 dan 17 Terminal Kedatangan Internasional Bandara Ngurah Rai.
Aktivasi dan penggunaan secara intensif telah dilakukan sejak tanggal 4 Januari 2020. Pemindai suhu tubuh tersebut akan memindai suhu tubuh penumpang yang baru datang dan jika ada yang memiliki suhu tubuh di atas 38 derajat celsius maka orang tersebut akan diisolasi dan dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Baca juga: Wabah Virus Corona, Disneyland Hong Kong dan Ocean Park Ditutup
Jumlah turis China terus menurun
Jumlah wisatawan China di Bali dalam beberapa tahun terakhir ini sebenarnya terus menurun. Dilansir dari South China Morning Post, jumlah wisatawan China yang mengunjungi Bali pada 2019 menurun 35 persen dari tahun lalu.
Data kunjungan wisatawan mancanegara menunjukkan, posisi China telah digantikan oleh Australia untuk jumlah wisatawan terbanyak di Bali. Sebelumnya wisatawan China menempati posisi pertama.
Hal tersebut tecermin dari data statistik jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali melalui Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
Seperti dikutip dari Tribun Bali, dalam data tersebut tercatat pada tahun 2018, jumlah wisatawan China yang masuk ke Bali melalui Bandara Ngurah Rai berjumlah 1.380.687 jiwa.
Namun, pada tahun 2019, tercatat 1.230.133 wisatawan China yang datang ke Bali melalui Bandara Ngurah Rai.
Sementara itu, wisatawan asal Australia yang masuk ke Bali melalui Bandara Ngurah Rai tercatat sebanyak 1.230.133.
Penurunan ini diprediksi adalah akibat dari perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Pada 2018, Pemerintah China masih memberikan insentif untuk perjalanan warganya.
Namun, kini insentif tersebut telah dihilangkan yang berdampak pada jumlah wisatawan China yang pergi ke luar China.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.