Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemandu Wisata Gunung Perlu Tingkatkan Kompetensi Hadapi New Normal

Kompas.com - 16/06/2020, 12:08 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F.

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mendorong pemandu wisata gunung di Indonesia untuk dapat meningkatkan kompetensi. Hal ini berguna menghadapi tantangan baru di era kenormalan baru di sektor pariwisata khususnya wisata alam.

Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusia Pariwisata Kemenparekraf/Baparekraf Wisnu Bawa Tarunajaya mengatakan, pandemi Covid-19 membawa perubahan mendasar atas kebutuhan wisatawan ke depan.

Kebutuhan tersebut mengutamakan faktor kebersihan, kesehatan, dan keamanan dalam berwisata.

Baca juga: Indonesia Kini Punya 1.005 Pemandu Gunung Bersertifikasi Resmi

Terlebih nantinya diperkirakan akan banyak wisatawan yang memilih aktivitas di alam seperti hiking dan aktivitas gunung lainnya.

"Kita tidak bisa menghindari keberadaan Covid-19, tapi setelah ini pariwisata pasti akan booming. Terutama dalam aktivitas berbasis alam, mereka akan lebih memilih pariwisata yang berkelanjutan," kata Wisnu Bawa Tarunajaya, saat membuka acara pelatihan pemandu wisata gunung dan instruktur pemandu wisata gunung secara daring, Senin (15/6/2020), seperti dikutip dari siaran pers yang diterima Kompas.com.

Oleh karena itu, ia berharap pelatihan yang diikuti oleh 150 orang peserta ini benar-benar memberikan manfaat dan dapat meningkatkan kompetensi para pemandu wisata gunung dan instruktur pemandu wisata gunung.

Salah satu pemandu gunung bersertifikasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) sedang memandu turis mendaki Gunung Ijen di Banyuwangi.Dok. APGI Salah satu pemandu gunung bersertifikasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) sedang memandu turis mendaki Gunung Ijen di Banyuwangi.

Pemerintah dalam hal ini Kemenparekraf/Baparekraf berkomitmen untuk terus memfasilitasi pengembangan sumber daya manusia di bidang pariwisata.

Termasuk melanjutkan program dari pelatihan ini dengan melakukan sertifikasi kepada para pemandu wisata gunung dan instruktur pemandu wisata gunung.

"Kita harus solid dan bersatu, bersama-sama menciptakan kualitas layanan. Indonesia punya keindahan alam dan gunung yang tidak kalah dengan negara-negara lain, karena itu harus didukung dengan sumber daya manusia yang baik," kata Wisnu.

Pelatihan pemandu wisata gunung dan instruktur pemandu wisata gunung digelar atas kerja sama Kemenparekraf/Baparekraf dengan Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI).

Pelatihan pemandu wisata gunung akan berlangsung selama lima hari ke depan dengan berbagai materi pelatihan.

Mulai dari kompetensi umum, kompetensi khusus, serta kompetensi inti pemandu I, II, dan III.

Sementara pelatihan instruktur pemandu wisata gunung akan berlangsung mulai 22 Juni hingga 25 Juni 2020.

Baca juga: Setelah Pandemi Corona, Pendaki Gunung Diusulkan Pakai Jasa Pemandu

Program pelatihan yang akan diberikan diantaranya menyusun program pelatihan, mendesain media pembelajaran, merencanakan penyajian materi pelatihan, dan melakukan pelatihan tatap muka.

"Saya sangat berharap para peserta dapat mengikuti pelatihan ini dengan antusias, totalitas, dan berintegritas. Gunakan kesempatan ini sebaik mungkin untuk menyegarkan kembali, meningkatkan kompetensi, atau malah menambah kompetensi baru melalui berbagai pelatihan," kata Wisnu.

Sementara Cecilia Enny Yashita selaku Ketua UMUM APGI di kesempatan yang sama mengatakan, melalui kegiatan ini diharapkan banyak terjadi interaksi antara para peserta dengan narasumber sangat berkompeten di bidangnya.

"Pakai kesempatan ini untuk bertanya apa saja yang ingin diketahui tentang pemanduan gunung di Indonesia," kata Cecilia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com