Mengutip laman resmi Bank Indonesia, para pedagang Portugis yang datang ke Nusantara turut serta membawa Real Spanyol yang nantinya menjadi mata uang paling terkenal saat itu.
“Dalam tata niaga pada abad ke-18, Real Spanyol sangat digemari para pedagang, termasuk masyarakat Nusantara. Terkenal untuk transaksi internasional,” ungkap Winarni.
Seiring berjalannya waktu, Belanda yang sudah mulai membentuk Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) dan mengusir Portugis dari Nusantara mulai memunculkan lembaga keuangan.
Hal ini karena mereka memiliki kepentingan dalam perdagangan internasional. Winarni mengatakan, VOC mendirikan De Bank van Leening pada 1746 yang nantinya berubah menjadi De Bank Courant en Bank van Leening.
Baca juga: 5 Warkop di Indonesia yang Berdiri Sejak Masa Penjajahan Belanda
Kemudian pada 1828, gedung De Javasche Bank (DJB) didirikan. DJB merupakan cikal bakal Bank Indonesia. Saat ini, gedung tersebut dimanfaatkan sebagai Museum Bank Indonesia.
“Waktu itu, DJB bertindak sebagai bank sirkulasi yang juga mencetak uang untuk kalangan di Nusantara,” pungkas Winarni.
Adapun beberapa uang yang dicetak oleh VOC adalah doit, bonk, guilder, rijksdaalder, dan ropij Jawa. Uang-uang tersebut digunakan untuk menggaji karyawan, digunakan oleh penduduk setempat, dan membayar rempah-rempah.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.