Berdasarkan berita yang dirilis Kompas.com, Ketua dari Ikatan Cendikiawan Pariwisata Indonesia Azril Azhari mengatakan, salah satu hal yang menjadi pertimbangan masyarakat ketika berwisata adalah soal kebersihan yang sesuai standar protokol kesehatan.
Di samping terkait kebersihan, faktor harga juga masih menjadi pertimbangan masyarakat ketika berwisata. Penerapan protokol kesehatan tentu membuat penyedia layanan wisata melakukan pengeluaran lebih, di sisi lain daya beli masyarakat juga turun akibat situasi ekonomi yang sedang terganggu.
Bagi sebuah bangsa yang kagum dan bangga akan alamnya yang elok, rakyatnya yang majemuk, dan ragam budaya yang beragam, sektor pariwisata bisa dikatakan menjadi salah satu sektor yang sangat penting bagi Indonesia.
Dalam menarik kembali minat dan kepercayaan masyarakat, setiap aktor dalam sektor pariwisata harus mampu bersinergi dengan baik. Mulai dari sisi penerapan kebijakan, konten promosi, hingga komunikasi kepada masyarakat.
Kali ini, pemerintah perlu sigap dalam mengambil kesempatan untuk memperkenalkan dan mempromosikan kawasan wisata domestik yang selama ini kurang menjadi destinasi favorit. Terlebih lagi di saat kita melihat kemungkinan penerbangan luar negeri butuh waktu yang lebih lama untuk pulih.
Situasi seperti ini juga bisa digunakan oleh komunitas maupun para pelaku usaha untuk kembali menata dan membersihkan kawasan wisata tempat mereka berada. Situasi sepi pengunjung bisa dimanfaatkan untuk kembali mengatur sistem-sistem pendukung wisata seperti misalnya penjualan tiket, pembersihan sampah, penataan kawasan parkir, ketersediaan internet, dan lain sebagainya.
Dari sisi pihak pemilik usaha, konsumen perlu diyakinkan dengan baik bahwa tempat mereka telah menerapkan protokol kesehatan dengan baik sehingga aman untuk dikunjungi. Di sisi lain, para pemilik usaha juga bisa menimbang dalam menerapkan paket promosi yang disesuaikan dengan daya beli masyarakat.
Dengan mendorong sektor pariwisata untuk kembali bergeliat, maka beberapa sektor lain pun akan turut kembali bernafas seperti misalnya sektor kuliner, sektor seni dan budaya, sektor transportasi, sektor migas, sektor energi, dan tentunya juga sektor UMKM.
*Tulisan ini adalah opini pribadi dari penulis dan tidak mewakili opini maupun pendapat dari institusi tempat penulis bekerja maupun tempat tulisan ini dipublikasikan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.