Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Putu Radar Bahurekso
Consultant, Corporate Communications and Public Affairs at Klareco Communications

Consultant, Corporate Communications and Public Affairs at Klareco Communications

Melihat Peluang Pariwisata Pasca-Pandemi

Kompas.com - 04/01/2021, 16:47 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Berdasarkan berita yang dirilis Kompas.com, Ketua dari Ikatan Cendikiawan Pariwisata Indonesia Azril Azhari mengatakan, salah satu hal yang menjadi pertimbangan masyarakat ketika berwisata adalah soal kebersihan yang sesuai standar protokol kesehatan.

Di samping terkait kebersihan, faktor harga juga masih menjadi pertimbangan masyarakat ketika berwisata. Penerapan protokol kesehatan tentu membuat penyedia layanan wisata melakukan pengeluaran lebih, di sisi lain daya beli masyarakat juga turun akibat situasi ekonomi yang sedang terganggu.

Menarik kembali minat dan kepercayaan masyarakat untuk berwisata

Bagi sebuah bangsa yang kagum dan bangga akan alamnya yang elok, rakyatnya yang majemuk, dan ragam budaya yang beragam, sektor pariwisata bisa dikatakan menjadi salah satu sektor yang sangat penting bagi Indonesia.

Dalam menarik kembali minat dan kepercayaan masyarakat, setiap aktor dalam sektor pariwisata harus mampu bersinergi dengan baik. Mulai dari sisi penerapan kebijakan, konten promosi, hingga komunikasi kepada masyarakat.

Kali ini, pemerintah perlu sigap dalam mengambil kesempatan untuk memperkenalkan dan mempromosikan kawasan wisata domestik yang selama ini kurang menjadi destinasi favorit. Terlebih lagi di saat kita melihat kemungkinan penerbangan luar negeri butuh waktu yang lebih lama untuk pulih.

Situasi seperti ini juga bisa digunakan oleh komunitas maupun para pelaku usaha untuk kembali menata dan membersihkan kawasan wisata tempat mereka berada. Situasi sepi pengunjung bisa dimanfaatkan untuk kembali mengatur sistem-sistem pendukung wisata seperti misalnya penjualan tiket, pembersihan sampah, penataan kawasan parkir, ketersediaan internet, dan lain sebagainya.

Dari sisi pihak pemilik usaha, konsumen perlu diyakinkan dengan baik bahwa tempat mereka telah menerapkan protokol kesehatan dengan baik sehingga aman untuk dikunjungi. Di sisi lain, para pemilik usaha juga bisa menimbang dalam menerapkan paket promosi yang disesuaikan dengan daya beli masyarakat.

Dengan mendorong sektor pariwisata untuk kembali bergeliat, maka beberapa sektor lain pun akan turut kembali bernafas seperti misalnya sektor kuliner, sektor seni dan budaya, sektor transportasi, sektor migas, sektor energi, dan tentunya juga sektor UMKM.

*Tulisan ini adalah opini pribadi dari penulis dan tidak mewakili opini maupun pendapat dari institusi tempat penulis bekerja maupun tempat tulisan ini dipublikasikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com