KOMPAS.com – Ketua Ikatan Cendikiawan Pariwisata Indonesia Azril Azahari mengatakan, paradigma pariwisata di Indonesia mengalami pergeseran akibat pandemi Covid-19.
“Sekarang pariwisata sudah bergeser menjadi customized tourism. Lebih personalized dan sanitized. Di sini pariwisata tidak lagi masif tapi personal, small sized. Lebih ke special interest,” tuturnya.
Hal tersebut dia ungkapkan dalam webinar World Tourism Day Indonesia bertajuk “Talkshow Indonesia Tourism Outlook 2021 & Beyond”, Rabu (27/1/2021).
Baca juga: Pengembangan Wisata di Kawasan Konservasi, KLHK: Menuju Pariwisata Berkualitas
Berdasarkan pemaparan Azril, sebelum tahun 1980-an, industri pariwisata lebih mengedepankan pariwisata berkuantitas dengan pendekatan keuntungan sebelum bergeser menjadi pariwisata alternatif pada 1980-2000.
Pada periode tersebut, pariwisata mulai memajukan sosial dan budaya melalui pendekatan masyarakat. Kemudian, paradigma kembali bergeser pada pariwisata berkualitas pada 2000-2020.
Pariwisata berkualitas disebutkan oleh Azril memiliki pendekatan ramah lingkungan yang membuat industri pariwisata berkelanjutan.
Kendati demikian, paradigma pariwisata tersebut bergeser pada krisis pandemi Covid-19 yang mementingkan kesehatan, higienitas dan kebersihan, sanitasi, serta keamanan.
Baca juga: Luhut Sampai Turun Tangan, Ini Pentingnya Kualitas WC di Tempat Wisata
Adapun, paradigma tersebut bergeser menjadi customized tourism atau pariwisata yang disesuaikan. Dalam hal ini, wisatawan cederung akan bepergian dengan grup kecil dan berwisata berdasarkan apa yang diminati.
“Kita (lihat) juga pariwisata sains dan teknologi akan berkembang berikutnya. Misal di hotel dengan robot cleaner. Teknologi tinggi akan berkembang pesat di pariwisata,” ujar Azril.
Pertimbangan untuk pembuatan kebijakan
Melalui paradigma pariwisata yang bergeser, Azril mengatakan bahwa hal tersebut dapat digunakan sebagai bahan pertibmangan dalam pembuatan kebijakan-kebijakan terkait industri pariwisata mendatang.
Dia melanjutkan, hal tersebut penting lantaran jika melihat dari kondisi saat ini, industri pariwisata termasuk di Indonesia sangat terdampak oleh pandemi Covid-19.
Baca juga: 9 Jenis Wisata Petualangan yang Paling Unggul, Ada Budaya dan Kuliner
“Dulu setiap krisis ekonomi, pariwisata tetap berjalan. Tapi sekarang bukan ekonomi, tapi ke pandemi. Wabah. Pergeseran bisa jadi bahan pertimbangan,” ucapnya.
Jika paradigma pariwisata dijadikan pertimbangan, sambung Azril, tidak hanya industri pariwisata yang dapat berjalan namun juga ekonomi, serta keselamatan masyarakat termasuk wisatawan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.