Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Hotel di Kota Batu Tutup Sementara

Kompas.com - 22/07/2021, 19:30 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F.

Editor

Sumber Antara

KOTA BATU, KOMPAS.com - Sepuluh hotel di Kota Batu, Jawa Timur, menghentikan sementara kegiatan operasional selama masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

"Untuk hotel yang menghentikan operasional, bertambah. Saat ini, untuk yang besar-besar sudah mulai banyak yang berhenti operasional, kurang lebih ada sepuluh hotel besar," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batu Sujud Hariadi, di Batu, Jawa Timur, Kamis (22/7/2021) kepada Antara.

Ia menuturkan jumlah hotel yang memilih untuk menghentikan sementara kegiatan operasional, bertambah sejak PPKM digelar pada 3 Juli 2021.

Sujud menjelaskan alasan manajemen hotel menghentikan sementara kegiatan operasional karena selama masa PPKM tidak banyak tamu yang menginap.

Jika hotel terus dibuka, lanjutnya, biaya operasional akan membengkak, tanpa adanya pemasukan. Oleh karena itu, manajemen hotel memutuskan untuk menghentikan operasional dan para karyawan dirumahkan sementara.

"Karena, jika diteruskan operasional, sementara tidak ada tamu, dan karyawan tetap masuk, mereka akan merugi. Selain karyawan, juga ada pemasok bahan makanan yang menyuplai kebutuhan," katanya.

Baca juga: Pelaku Wisata di Kota Batu Pasrah Jika PPKM Darurat Diperpanjang

PHRI Kota Batu menaungi kurang lebih 70 hotel dan restoran yang beroperasi di wilayah tersebut. Dari 70 hotel yang tergabung di PHRI tersebut, ada kurang lebih sebanyak 28 hotel besar dengan jumlah karyawan yang cukup banyak.

Selain hotel-hotel besar yang menghentikan sementara kegiatan operasional mereka, lanjutnya, untuk hotel-hotel kecil yang ada di wilayah Kota Batu, sebagian kecil masih tetap beroperasi. Hotel-hotel kecil, relatif tidak memiliki jumlah karyawan yang banyak.

"Sebetulnya mereka masih buka. Namun, saya tidak tahu ada tamu atau tidak. Karena biaya operasional untuk hotel yang kecil tidak terlalu besar, ada yang ditunggu oleh pemiliknya sendiri," ujarnya.

Secara garis besar, menurut Sujud, kondisi usaha hotel dan restoran di Kota Batu saat ini merupakan yang paling berat. Dampak ekonomi sesungguhnya tidak hanya dirasakan oleh sektor hotel dan restoran saja, akan tetapi juga pada sektor usaha lain yang terkait.

Kota Batu sebagai kota wisata memiliki keterkaitan pada masing-masing sektor perekonomian. Jika kunjungan wisatawan meningkat, maka hotel dan restoran akan kembali hidup, termasuk juga para pedagang kaki lima, termasuk penjual oleh-oleh.

Taman Langit Gunung Banyak, Kota Batu, MalangDok. TAMAN LANGIT GUNUNG BANYAK Taman Langit Gunung Banyak, Kota Batu, Malang

"Jadi, ketika kami tidak beroperasi, banyak pihak yang juga terdampak. Namun di sisi lain, kami menyadari bahwa di Kota Batu saat ini harus menerapkan PPKM," katanya.

Ia mengharapkan upaya pemerintah untuk menekan penyebaran COVID-19 bisa segera terlaksana, dan sektor-sektor usaha bisa kembali beroperasi.

Meskipun nantinya sektor hotel dan restoran belum mampu pulih 100 persen, diharapkan pelaku usaha mampu untuk bertahan.

Baca juga: Itinerary Wisata Seharian di Kota Batu Bersama Anak

"Ketika nanti kami sudah diperbolehkan beroperasi, kita bisa memutar otak untuk bagaimana bertahan sebelum akhirnya pulih," katanya.

Hingga saat ini, tercatat sebanyak 2.156 kasus konfirmasi positif COVID-19 di Kota Batu. Dari total tersebut, sebanyak 1.738 orang dilaporkan telah sembuh, 168 orang dinyatakan meninggal dunia dan sisanya berada dalam perawatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com