Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/07/2021, 11:11 WIB
Andi Hartik,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Pelaku wisata di Kota Batu, Jawa Timur pasrah dengan kebijakan pemerintah terkait Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

Hal ini merespons wacana perpanjangan masa PPKM Darurat yang harusnya berakhir pada 20 Juli 2021.

"Yang jelas, kami mengikuti apa pun kebijakan pemerintah," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batu Sujud Hariadi, Jumat (16/7/2021).

Baca juga: Pengelola Hotel di Kota Malang Berharap Solusi Selain PPKM Darurat

 

Jika masa PPKM Darurat berakhir pada 20 Juli mendatang, pihaknya siap membuka kembali aktivitas wisatanya dengan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah.

Namun jika masa PPKM Darurat diperpanjang, pihaknya tetap akan mengikuti aturan menutup aktivitas wisata.

"Andai pemerintah sudah menilai pandemi menurun dan wisata bisa buka lagi seperti kemarin, kita siap operasional kembali. Tetapi bila sebaliknya, kami pun patuh," katanya.

Dampak PPKM Darurat bagi wisata Kota Batu

Sujud mengakui bahwa PPKM Darurat ini makin memperburuk sektor pariwisata di Kota Batu. Akibatnya, pihaknya harus merumahkan karyawannya untuk sementara waktu.

"Tapi yang pasti kasihan adalah karyawan yang harus unpaid leave, sementara dirumahkan tanpa gaji. Perusahaan sudah menanggung kerugian dari awal pandemi tahun kemarin," katanya.

Baca juga: PPKM Darurat Diperpanjang Sampai Akhir Juli 2021

Direktur Taman Rekreasi Selecta itu mengatakan, pihaknya belum memikirkan untung selama terdampak pandemi. Sebab, untuk biaya operasional dan gaji karyawan pihaknya masih kesulitan.

Taman Rekreasi Selectaselectawisata.id Taman Rekreasi Selecta

"Yang penting ada uang untuk bayar gaji karyawan walau separuh atau sepertiga gajinya dan menutup biaya operasional yang mendesak untuk dibayarkan. Bila ada biaya yang masih bisa diutang, kita tidak bayar dulu," jelasnya.

Pihaknya bersyukur ada bantuan insentif dari Pemerintah Kota Batu untuk diberikan kepada karyawan sektor pariwisata yang dirumahkan sementara. Pihaknya berharap, ada kebijakan pembebasan pajak bagi usaha pariwisata.

"Harapan kami pembebasan pajak daerah mulai tahun 2020 sampai dengan akhir tahun 2021 untuk perusahaan biar tidak terlalu dalam kerugian," jelasnya.

Baca juga: PPKM Darurat, PO Bus Legendaris Ini Hentikan Sementara Operasionalnya

Sujud mengajak kepada semua masyarakat untuk seluruh anggota PHRI Kota Batu untuk mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah kasus Covid-19 terus melonjak.

"Yang pasti kami mengajak seluruh anggota PHRI dan seluruh masyarakat untuk menaati prokes dengan baik agar pandemi ini segera berlalu," jelasnya.

PPKM Darurat resmi diperpanjang

Meski demikian, diberitakan Kompas.com, Jumat (16/7/2021), penerapan PPKM Darurat akhirnya resmi diperpanjang sampai akhir Bulan Juli 2021.

Keputusan itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy.

Flora Wisata San Terra Malanginstagram.com/florawisata.santerra Flora Wisata San Terra Malang

“Tadi rapat kabinet terbatas yang saya ikuti waktu saya di Sukoharjo (Jawa Tengah), sudah diputuskan Bapak Presiden dilanjutkan sampai akhir Juli PPKM ini,” kata dia, Jumat.

Adapun, sebelumnya Presiden Jokowi meresmikan kebijakan PPKM Darurat pada 1 Juli 2021. Kebijakan tersebut berlaku pada 3-20 Juli 2021 untuk Pulau Jawa dan Pulau Bali.

Baca juga: Taman Langit Malang, Wisata Spot Foto Kekinian Berlatar Gunung Banyak

 

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk sebagai koordinator PPKM Darurat Jawa-Bali.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

5 Tips Berkunjung ke Jembatan Akar di Yogya, Datang Siang

5 Tips Berkunjung ke Jembatan Akar di Yogya, Datang Siang

Travel Tips
Harga Tiket dan Jam Buka Jembatan Akar di Yogyakarta

Harga Tiket dan Jam Buka Jembatan Akar di Yogyakarta

Travel Update
Perayaan Tahun Baru 2024 di Shibuya di Jepang Diperketat

Perayaan Tahun Baru 2024 di Shibuya di Jepang Diperketat

Travel Update
Sandiaga Usulkan Bebas Visa Kunjungan untuk 20 Negara, Termasuk China

Sandiaga Usulkan Bebas Visa Kunjungan untuk 20 Negara, Termasuk China

Travel Update
Garuda Indonesia dan Citilink Siapkan 1,8 Juta Kursi Saat Nataru

Garuda Indonesia dan Citilink Siapkan 1,8 Juta Kursi Saat Nataru

Travel Update
5 Tempat Wisata Anak di Bandung, Liburan Seru Penuh Edukasi

5 Tempat Wisata Anak di Bandung, Liburan Seru Penuh Edukasi

Jalan Jalan
Jadwal Kereta Wisata Ambarawa Saat Nataru, Bisa Mampir Stasiun Tuntang ala 'Gadis Kretek'

Jadwal Kereta Wisata Ambarawa Saat Nataru, Bisa Mampir Stasiun Tuntang ala "Gadis Kretek"

Hotel Story
Libur Nataru, Pelni Labuan Bajo Tambah Rute dan Kuota Penumpang

Libur Nataru, Pelni Labuan Bajo Tambah Rute dan Kuota Penumpang

Travel Update
Kereta Uap Harry Potter Terancam Ditutup Akibat Alasan Keamanan

Kereta Uap Harry Potter Terancam Ditutup Akibat Alasan Keamanan

Travel Update
Bandara Komodo di Labuan Bajo Naik Status Jadi Bandara Internasional

Bandara Komodo di Labuan Bajo Naik Status Jadi Bandara Internasional

Travel Update
4 Wahana Perosotan Pelangi di Bogor, Bisa Meluncur di Kebun Teh 

4 Wahana Perosotan Pelangi di Bogor, Bisa Meluncur di Kebun Teh 

Jalan Jalan
Kaleidoskop Aturan Baru untuk Turis di Bali Sepanjang 2023

Kaleidoskop Aturan Baru untuk Turis di Bali Sepanjang 2023

Travel Update
PHRI Bantul: Pemesanan Hotel untuk Libur Akhir Tahun Sudah 70 persen

PHRI Bantul: Pemesanan Hotel untuk Libur Akhir Tahun Sudah 70 persen

Travel Update
LRT Sumsel Perpanjang Jam Operasi Saat Malam Tahun Baru, hingga Pukul 01.00

LRT Sumsel Perpanjang Jam Operasi Saat Malam Tahun Baru, hingga Pukul 01.00

Travel Update
Tren Slowcation Diprediksi Banyak Dicari Tahun Depan, Apa Itu?

Tren Slowcation Diprediksi Banyak Dicari Tahun Depan, Apa Itu?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com