Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengaruh Selat Malaka bagi Sriwijaya, Jalur Perdagangan yang Jadi Rebutan

Kompas.com - 31/07/2021, 11:11 WIB
Kistin Septiyani,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

Sumber iPusnas

KOMPAS.com - Kerajaan Sriwijaya menjadi salah satu kerajaan besar di Indonesia. Nama Sriwijaya kini sering digunakan dalam berbagai merek dagang, bahkan nama institusi di Tanah Air.

Kejayaan Kerajaan sriwijaya di masal lalu tak bisa terlepas dari peran Selat Malaka. Perairan yang memisahkan pulau Sumatera dengan Semenanjung Malaka ini menjadi jalur perdagangan penting sampai saat ini.

Baca juga: Menelusuri Jejak Sejarah di Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya

Jalur Sutera maritim

Pada masa kejayaannya, Sriwijaya menguasai hampir seluruh wilayah Asia Tenggara, salah satunya adalah Selat Malaka.

Dilansir dari "Arti Penting Selat Malaka dan Selat Bangka bagi Sriwijaya dalam Memperlancar Perdagangan antara China, India, dan Arab" karya Ida Suryani, Selat Malaka disebut sebagai salah satu jalur perdagangan besar di wilayah Asia.

Jalur perdagangan pada masa Kerajaan Sriwijayakemdikbud.go.id Jalur perdagangan pada masa Kerajaan Sriwijaya

Selat ini bahkan masuk ke dalam Jalur Sutera maritim yang dilewati para pedagang dari beragam negara. Jalur Sutera maritim merupakan jalur perairan yang dimulai dari China dan Indonesia melalui Selat Malaka dan India.

Jalur ini juga menjadi jalan menuju Teluk Persia melalui Syria ke Laut Tengah. Dari sini juga ada yang ke Laut Merah melalui Mesir dan kembali berakhir di Laut Tengah.

Baca juga: Sejarah Kemunduran Kerajaan Sriwijaya dan Bangkitnya Kerajaan Malayu

Selat Malaka, jalur pelayaran dan perdagangan

Dalam sejarah kemaritiman, Selat Malaka merupakan jalur pelayaran dan perdagangan yang sangat penting. Selat ini menjadi jalan lintas para pedagan yang melewati bandar-bandar besar di sekitar Samudera India dan Teluk Persia.

Selat Malaka disebut sebagai pintu gerbang jalan perdagangan barat dan Selatan China. Selat Malaka juga menjadi pintu gerbang dalam jalur perdagangan timur menuju China.

Perebutan Selat Malaka

Sebelum jatuh ke tangan Sriwijaya, Selat Malaka merupakan wilayah kekuasaan Kerajaan Malayu. Selat ini menjadi persinggahan utama dalam jalur pelayaran dan perdagangan antara India dan China.

Candi Muaro Jambi yang menjadi candi perpaduan Hindu-Buddha se-Asia Tenggara juga merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya Eddy Purwanto/NurPhoto via Getty Images Candi Muaro Jambi yang menjadi candi perpaduan Hindu-Buddha se-Asia Tenggara juga merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Peran penting dari Selat Malaka inilah yang dipercaya menjadi motif penyerangan Kerajaan Sriwijaya terhadap Malayu.

Meski tak diketahui secara pasti kapan serangan Sriwijaya dilancarkan, namun pada 685 Malayu telah jatuh di bawah kekuasaan Sriwijaya.

Baca juga: Menjejaki Peninggalan Kerajaan Sriwijaya di Bukit Siguntang

Dengan begitu, Selat Malaka pun jatuh ke tangan Sriwijaya. Kerajaan ini juga berhasil memperluas wilayah kekuasaannya hingga hampir ke seluruh penjuru Asia Tenggara.

Pajak Selat Malaka dan kejayaan Sriwijaya

Dalam catatan I-Tsing disebutkan bahwa kesejahteraan rakyat Sriwijaya berada jauh di bawah Malayu.

Namun sejak berhasil menguasai wilayah Selat Malaka, kehidupan perekonomian Kerajaan Sriwijaya mengalami peningkatan yang sangat pesat.

Dalam masa kejayaannya, Sriwijaya memperkuat armada laut untuk menguasai alur pelayaran dan perdagangan. Mereka juga membangun beberapa kawasan strategis sebagai pangkalan armadanya.

Kerajaan Sriwijayaindonesia.go.id Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya juga melakukan pengawasan ketat pada kapal-kapal yang melewati wilayah kekuasaannya.

Mereka memungut cukai yang tinggi dari para pedagang dan pelaut yang singgah serta berlayar di atas Selat Malaka. Pajak yang tinggi ini diperkirakan memicu pertikaian antara Sriwijaya dan Dinasti Cola.

Serangan Dinasti Cola terhadap Sriwijaya pada tahun 1017 dan 1025 menjadi puncak dari pertikaian dua kerajaan ini. Serangan itu menuntun Sriwijaya pada masa keruntuhannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com