Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringati Haul Leluhur Setiap 10 Muharram, Warga Gondanglegi Malang Gelar Arak-Arakan

Kompas.com - 09/08/2022, 07:07 WIB
Imron Hakiki,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

"Dulunya beliau mengajarkan agama Islam di sebuah surau yang sekarang  berada di kawasan Desa Gondanglegi Wetan. Saat ini, surau telah dirubah menjadi Masjid Al-Kautsar," tutur dia.

Nama Gondanglegi adalah nama yang kerap dilekatkan dengan Mbah Sogol. Sebab menurut Fattah, ketika membuka hutan buah gondang yang biasanya rasanya pahit, ketika dimakan oleh Mbah Sogol seketika berubah menjadi manis.

"Peristiwa itu kemudian tersebar ke telinga masyarakat dan menjadikan nama kawasan itu menjadi Gondanglegi," tuturnya.

Baca juga: 7 Tempat Wisata Malang Dekat Stasiun, Bisa Jalan Kaki

Sementara itu, Mbah Sogol sendiri disebut-sebut sebagai salah satu pasukan perang Pangeran Diponegoro yang lari ke kawasan Malang Selatan.

Ia datang mengikuti jejak seorang bangsawan asal Klaten, Jawa Tengah bernama Raden Arimbi yang dinikahi oleh Bupati Malang pertama, Ki Ageng Gribig.

"Nama aslinya Jaloed. Beliau kemudian dijuluki Mbah Sogol karena selama hidupnya di kawasan Gondanglegi kerap memasak menggunakan media ruas bambu, kemudian berasnya dimasukkan ke dalam bambu lalu dibakar," katanya.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)

"Gunungan ruas bambu yang berisi makanan itu adalah simbol penghormatan kepada beliau. Isi ruas bambu itu isinya bermacam-macam, seperti pala pendem dan nasi," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Travel Update
6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com