"Dulunya beliau mengajarkan agama Islam di sebuah surau yang sekarang berada di kawasan Desa Gondanglegi Wetan. Saat ini, surau telah dirubah menjadi Masjid Al-Kautsar," tutur dia.
Nama Gondanglegi adalah nama yang kerap dilekatkan dengan Mbah Sogol. Sebab menurut Fattah, ketika membuka hutan buah gondang yang biasanya rasanya pahit, ketika dimakan oleh Mbah Sogol seketika berubah menjadi manis.
"Peristiwa itu kemudian tersebar ke telinga masyarakat dan menjadikan nama kawasan itu menjadi Gondanglegi," tuturnya.
Baca juga: 7 Tempat Wisata Malang Dekat Stasiun, Bisa Jalan Kaki
Sementara itu, Mbah Sogol sendiri disebut-sebut sebagai salah satu pasukan perang Pangeran Diponegoro yang lari ke kawasan Malang Selatan.
Ia datang mengikuti jejak seorang bangsawan asal Klaten, Jawa Tengah bernama Raden Arimbi yang dinikahi oleh Bupati Malang pertama, Ki Ageng Gribig.
"Nama aslinya Jaloed. Beliau kemudian dijuluki Mbah Sogol karena selama hidupnya di kawasan Gondanglegi kerap memasak menggunakan media ruas bambu, kemudian berasnya dimasukkan ke dalam bambu lalu dibakar," katanya.
Lihat postingan ini di Instagram
"Gunungan ruas bambu yang berisi makanan itu adalah simbol penghormatan kepada beliau. Isi ruas bambu itu isinya bermacam-macam, seperti pala pendem dan nasi," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.