Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Itenarary Seharian di Kawasan Pasar Lama Tangerang

Kompas.com - 15/01/2023, 15:09 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pasar Lama Tangerang dikenal sebagai salah satu kawasan yang cukup digemari karena menyimpan banyak sejarah seputar peranakan Tionghoa. 

Menurut sejarah, orang Tionghoa diperkirakan sudah ada sejak 1407 di Tangerang. Sejak saat itu orang Tionghoa mulai bersosialiasai  dan melakukan pernikahan dengan pribumi.

Baca juga:

Oleh karena itu, tak jarang di kawasan Tangerang banyak terdapat bangunan bernuansa Tionghoa, seperti yang ada di sekitar Pasar Lama Tangerang.

Pada Rabu (11/01/2023), Kompas.com berkesempatan untuk menjelajahi kawasan Pasar Lama Tangerang.

Perjalanan ke Pasar Lama dilakukan menggunakan moda transportasi kereta api KRL Communiter Line.

Sekitar pukul 10.00 WIB, Tim Kompas.com berangkat dari Stasiun Palmerah menumpangi kereta api menuju Stasiun Tanah Abang.

Stasiun Tangerang, stasiun terdekat dari kawasan Pasar Lama Tangerang. DOK. KOMPAS.COM/ SUCI WULANDARI PUTRI CHANIAGO Stasiun Tangerang, stasiun terdekat dari kawasan Pasar Lama Tangerang.

Di Stasiun Tanah Abang perjalanan berpindah ke peron tiga untuk menunggu kereta tujuan Kampung Bandan. Dari Stasiun Tanah Abang, tim Kompas.com turun di Stasiun Duri untuk selanjutnya berpindah kereta ke Peron lima.

Di Stasiun Duri, perjalanan dilanjutkan dengan menumpangi kereta tujuan akhir Stasiun Tangerang. Saldo Kartu Uang Elektronik (KUE) yang terpotong saat melakukan tap out di Stasiun Tangerang yakni Rp 9.000.

Baca juga: 5 Tips ke Pasar Lama Tangerang, Bikin Rencana Perjalanan

Setelah keluar dari Stasiun Tangerang, tim Kompas.com memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke kawasan Pasar Lama Tangerang dengan jalan kaki.

Jarak antara Stasiun Tangerang dan gerbang Pasar Lama Tangerang cukup dekat, yakni sekitar 600 meter.

Keliling kawasan Pasar Lama Tangerang

Suasana Pasar Lama Tangerang pada siang hari.DOK. KOMPAS.COM/ SUCI WULANDARI PUTRI CHANIAGO Suasana Pasar Lama Tangerang pada siang hari.

Tim Kompas.com sampai di kawasan Pasar Lama Tangerang sekitar pukul 12.30 WIB. Cuaca siang itu sangat cerah dan terik, sehingga pilihan berteduh sejenak sembari membeli camilan untuk pengganjal perut menjadi pilihan pertama.

Dikarenakan waktu berkunjung ke Pasar Lama sejalan dengan menyambut tahun baru Imlek, maka selain menjajakan makanan, pedagang juga nampak menjual pernak pernik khas Imlek di sepanjang trotoar kawasan Pasar Lama Tangerang. 

Salah satu camilan yang Kompas.com beli di kawasan Pasar Lama Tangerang yakni singkong keju goreng. Ukuran singkong yang disajikan termasuk besar dan nampak mengembang renyah.

Baca juga: 5 Tips Kulineran di Pasar Lama Tangerang, Butuh Budget Berapa?

Harga seporsi singkong keju di sini berkisar mulai dari Rp 15.000.

Setelah bertanya kepada pedagang dan penjaga parkir di kawasan Pasar Lama Tangerang, tim Kompas.com disarankan untuk mencoba salah satu asinan buah yang cukup terkenal di Pasar Lama.

Akan tetapi sepanjang perjalanan di kawasan Pasar Lama, tim Kompas.com tidak menemukan keberadaan asinan yang dimaksud. Sehingga tim Kompas.com memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke tempat selanjutnya, Klenteng Boen Tek Bio.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

 

Mampir ke Klenteng Boen Tek Bio

Klenteng Boen Tek Bio di kawasan Pasar Lama Tangerang.DOK. KOMPAS.COM/ SUCI WULANDARI PUTRI CHANIAGO Klenteng Boen Tek Bio di kawasan Pasar Lama Tangerang.

Klenteng Boen Tek Bio berada di dalam kawasan Pasar Lama Tangerang. Klenteng ini merupakan klenteng tertua di Tangerang yang dibangun sejak 1684.

Cukup mudah menemukan keberadaan Klenteng Boen Tek Bio karena warna merahnya yang mencolok serta arsitekturnya yang unik.

Baca juga: 3 Tempat Wisata Bersejarah di Pasar Lama Tangerang

Saat tim Kompas.com berkunjung ke Klenteng Boen Tek Bio, masyarakat sekitar dan pengurus klenteng nampak sibuk melakukan persiapan perayaan ulang tahun Klenteng Boen Tek Bio yang akan diperingati pada esok hari, Kamis (12/01/2023).

Pengunjung Klenteng Boen Tek Bio sedang mengambil air untuk diberi keberkatan.DOK. KOMPAS.COM/ SUCI WULANDARI PUTRI CHANIAGO Pengunjung Klenteng Boen Tek Bio sedang mengambil air untuk diberi keberkatan.

Ada pengunjung klenteng yang sedang sembahyang, mempersiapkan barongsai, serta ada pengunjung klenteng yang datang dengan tujuan minum air untuk diberkati.

Berkunjung ke Museum Benteng Heritage

Usai melihat jama'ah klenteng beribadah, sekitar pukul 14.30 WIB tim Kompas.com berpindah ke Museum Benteng Heritage. Jaraknya cukup dekat dengan Klenteng Boen Tek Bio, yakni sekitar 70 meter.

Tampak depan Museum Benteng Heritage sekilas seperti rumah tua, terbuat dari kayu, berwarna gelap, dengan hiasan relief di beberapa sisi.

Baca juga: Sejarah Museum Benteng Heritage, Museum Tionghoa Pertama di Indonesia

Pada awalnya ada sedikit keraguan saat akan masuk ke dalam ruangan, karena tidak ada papan nama atau plang yang menunjukkan keberadaan sebuah museum di sana.

Tampak depan Bangunan Museum Benteng Heritage,DOK. KOMPAS.COM/ SUCI WULANDARI PUTRI CHANIAGO Tampak depan Bangunan Museum Benteng Heritage,

Setelah bertanya ke warga sekitar, barulah diketahui bahwa rumah yang akan tim Kompas.com tuju memang benar merupakan Musuem Benteng Heritage.

Di ruangan depan museum, tim Kompas.com disambut oleh seorang pemandu museum bernama Martin. Mulanya Martin memberitahu seputar harga tiket masuk dan aturan yang harus dipatuhi saat masuk ke Museum Benteng Heritage.

Baca juga: Panduan Lengkap Wisata ke Museum Benteng Heritage Tangerang

Setelahnya tim Kompas.com diajak berkeliling di dalam museum sembari diberi informasi seputar sejarah serta barang koleksi peradaban Tionghoa di Tangerang.

 

Kulineran di Pasar Lama Tangerang

Suasana kawasan kuliner Pasar Lama Tangerang.DOK. KOMPAS.COM/ SUCI WULANDARI PUTRI CHANIAGO Suasana kawasan kuliner Pasar Lama Tangerang.

Cukup lama waktu yang tim Kompas.com habiskan saat berkunjung di Museum Benteng Heritage, yakni sekitar dua jam. 

Setelahnya, sekitar pukul 18.00 WIB tim Kompas.com mulai menjajal kuliner malam Pasar Lama Tangerang.

Baca juga: Wisata ke Pasar Lama Tangerang, Bisa Mampir ke 4 Tempat Ini

Kawasan kuliner ini berada di sepanjang jalan kawasan Pasar Lama Tangerang. Suasana pasar nampak semakin ramai ketika malam semakin larut.

Suasana kawasan kuliner Pasar Lama Tangerang.DOK. KOMPAS.COM/ SUCI WULANDARI PUTRI CHANIAGO Suasana kawasan kuliner Pasar Lama Tangerang.

Pengunjung dari beragam kalangan mulai datang untuk membeli aneka makanan yang jajakan.

Ada beberapa camilan tersedia. Kami, misalnya, membeli beberapa camilan seperti telur gulung, sempol, kentang spiral, dan segelas es kuwut bali.

Baca juga:

Usai menyantap seporsi nasi ayam bakar di warung tenda, sekitar pukul 21.00 WIB tim Kompas.com memutuskan untuk kembali pulang.  

Seperti saat berangkat, kami kembali menumpangi KRL Commuter Line dari Stasiun Tangerang menuju Stasiun Palmerah. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com