Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tapak Tilas Gedung Stovia, Saksi Dibentuknya Organisasi Budi Oetomo

Kompas.com - 16/05/2023, 12:31 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tidak semua perlawanan kepada penjajah Hindia Belanda bisa dilakukan dengan angkat senjata. Bisa juga dengan cara yang lebih halus dan tersembunyi, yakni menggunakan kecerdasan otak.

Hal inilah yang dilakukan oleh para pelajar kedokteran yang menempuh pendidikan di School tot Opleiding van Inlandsche Artsen atau akrab dengan nama Stovia.

"Dokter lulusan Stovia akhirnya banyak yang jadi tokoh perjuangan karena mereka tahu kondisi di lapangan dan mereka bisa terjun langsung menolong masyarakat yang membutuhkan," kata Educator Museum Kebangkitan Nasional Titis Kuncoro Wati kepada Kompas.com, Jumat (12/5/2023)

Baca juga: Panduan lengkap ke Museum Kebangkitan Nasional

Semua pelajar laki-laki di Stovia selama menempuh pendidikan kedokteran wajib tinggal di asrama hingga lulus.  Tinggal bersama di asrama tentu menguatkan rasa senasib sepenanggungan bagi pelajar Stovia.

Maka, kata Titis, dari gedung Stovia ini lah munculnya semangat perjuangan melawan penjajah hingga dibentuknya organisasi Budi Oetomo.

"Di asrama, para pelajar saling bertukar cerita dan menyadari bahwa mereka sama-sama punya keinginan untuk melawan penjajah," katanya.

Gedung Stovia

Gedung Stovia yang saat ini dijadikan sebagai museum dulunya merupakan kawasan sekolah sekaligus asrama bagi pelajar kedokteran. Kawasan ini dulunya terdiri dari ruangan kelas, ruangan asrama sesuai tingkatan, ruang guru, kantin, ruang olahraga, dan laboratorium.

Kawasan Museum Kebangkitan Nasional.KOMPAS.com / Suci Wulandari Putri Kawasan Museum Kebangkitan Nasional.

Jauh sebelum adanya teknologi yang membentuk para tenaga medis, pelajar yang bersekolah di Stovia menggunakan beberapa alat manual untuk menunjang pendidikan. 

Beberapa di antaranya ada mesin pemecah kepala, mesin pemberi napas buatan, dan sejumlah alat peraga untuk kebutuhan pengajaran. Replika alat-alat ini bisa kini bisa dilihat di Museum Kebangkitan Nasional.

Mulanya, kata Titis, sekolah kedokteran Stovia dulunya bergabung dengan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD). Hal ini karena sebagian besar pengajar di STOVIA merupakan dokter di sana.

Baca juga:

"Dulu, Stovia ini di RSPAD, cuma karena sudah tidak kondusif. Alhasil, Stovia dipindahkan ke sini (lokasi Museum Kebangkitan Nasionaol)," kata Titis.

Dibentuknya Organisasi Budi Oetomo

Meski organisasi Budi Oetomo didirikan pada 20 Mei 1908 dan setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional, tanggal ini hanyalah simbolis dari perjuangan.

"Tanggal 20 Mei 1908 itu titik puncak perlawanan para pelajar Stovia. Perjuangan  pelajar Stovia sebenarnya sudah dilakukan sejak mereka di asrama," kata Titis.

Logo organisasi Budi Oetomo.KOMPAS.com / Suci Wulandari Putri Logo organisasi Budi Oetomo.

Titis menceritakan, jauh sebelum organisasi Budi Oetomo lahir, mulanya Soetomo bertemu dengan Dokter Wahidin yang sedang melakukan penggalaman dana untuk pendidikan pelajar di Stovia.

Pada saat itu Soetomo mengungkapkan kekagumannya kepada Dokter Wahidin, hingga terjadilah suatu perbincangan yang menghasilkan konklusi bahwa Dokter Wahidin dan Soeteomo punya misi yang sama untuk memperjuangkan kemerdekaan.

Baca juga:

Jadilah setelah Soetomo meneruskan pendidikan kedokteran di Stovia, ia mulai mengajak pelajar lainnya untuk sama-sama berjuang melawan pemerintah Hindia Belanda.

"Ayah Soetomo dulu meminta anaknya (Soetomo) untuk masuk sekolah kedokteran. Kalau kakek Soetomo menghendaki agar Soetomo masuk Osvia (Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren) saja, yaitu sekolah pamong praja," kata Titis.

Beberapa organisasi yang muncul setelah dibentuknya Budi Oetomo.KOMPAS.com / Suci Wulandari Putri Beberapa organisasi yang muncul setelah dibentuknya Budi Oetomo.

Bukan tanpa alasan, ayah Soetomo meminta Soetomo untuk melanjutkan pendidikan kedokteran agar Soetomo bisa menolong langsung masyarakat yang membutuhkan. Sementara, para pejabat pemerintah tidak bisa melawan birokrasi yang sudah ada.

Organisasi Budi Oetomo dibeantuk di ruangan anatomi, karena ruangan anatomi merupakan ruangan yang cukup besar pada masa itu untuk menampung para pelajar.

Setelah dibentuknya Budi Oetomo, barulah terbentuk organisasi perjuangan di berbagai bidang. Itulah alasan Budi Oetomo disebut juga sebagai Ibu Perhimpunan.

"Ketika bicara tentang kebangkitan nasional, itu tidak berhenti di 20 Mei 1908, tapi harus kita bawa sampai sekarang," pungkas Titis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE Meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE Meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com