Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengalaman ke Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Masuk ke Ruang Bawah Tanah

Kompas.com - 01/08/2023, 12:01 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejarah mencatat bahwa sebelum Indonesia merdeka, perumusan naskah proklamasi dilaksanakan di rumah kediaman Kepala Kantor Penghubung antara Angkatan Laut dan Angkatan Darat Jepang saat itu bernama Laksamana Muda Tadashi Maeda.

Sebagian besar masyarakat mungkin mengetahui bagaimana bunyi naskah proklamasi dan siapa tokoh yang terlibat ketika merumuskannya. 

Namun tidak semua masyarakat Indonesia tau pasti bagaimana rupa lokasi perumusan naskah proklamasi saat itu. 

Baca juga: Sejarah Singkat Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Dibangun sejak 1920

Lokasi perumusan naskah proklamasi bisa dilihat di rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda yang saat ini difungsikan sebagai Museum Perumusan Naskah Proklamasi.

"Sebagian besar konstruki bangunan musuem ini serupa dengan bentuk rumah Laksamana Muda Tadhasi Maeda saat itu," kata petugas Museum Perumusan Naskah Proklamasi Ides kepada Kompas.com di Lokasi, Minggu (31/7/2023).

Kompas.com berkesempatan mampir ke Museum Perumusan Naskah Proklamasi di Jalan Imam Bonjol Nomor 1, RT 9/ RW 4, Menteng, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat pada Minggu (31/7/2023) sekitar pukul 10.00 WIB.

Konstruksi bangunan khas Eropa

Gedung Museum Perumusan Naskah Proklamasi ini bergaya khas Eropa. Terkesan sederhana, tetapi nampak megah dan klasik.

Saat masuk ke dalam musuem, Kompas.com langsung disambut dengan ruang lantai satu yang nampak luas.

Baca juga: 6 Aktivitas di Museum Perumusan Naskah Proklamasi

Museum ini terdiri dari dua lantai, lantai dasar khusus menceritakan mengenai proses perumusan naskah proklamasi. Sementara di lantai dua, khusus memajang barang-barang peninggalan pada masa itu.

Ruang pengesahan naskah proklamasi.Kompas.com/Suci Wulandari Putri Ruang pengesahan naskah proklamasi.

"Bangunan ini memang dirancang sebagai kantor sekaligus tempat tinggal. Ini dapat dilihat dari lantai dasar yang lapang, ini dulu tempat berkumpulnya pemuda Indonesia menunggu perumusan naskah proklamasi," kata Ides.

Setiap ruangan di lantai dasar bisa dilihat secara leluasa ketika pengunjung baru masuk ke dalam museum. Hal ini karena setiap ruangan terbuka lebar dan tidak dipisah oleh pintu.

Ruangan di lantai dasar

Lantai dasar museum dibagi menjadi empat ruangan, yakni ada ruang pertemuan, ruang perumusan, ruang pengetikan, dan ruang pengesahan.

"Di ruang pertemuan ini lah Laksamana Maeda menerima Bung Karno, Bung Hatta, dan Ahmad Soebardjo dalam persiapan perumusan naskah proklamasi," katanya.

Di ruangan ini terdapat meja dan kursi bergaya klasik, nampak tua tapi masih kokoh. Di ruangan pertemuan juga terdapat sebuah lencana asli yang dipajang di dalam kotak kaca.

Baca juga: 8 Tempat Bersejarah di Surabaya yang Bisa Dikunjungi Saat 17 Agustus

Menurut informasi dari Ides, lencana asli ini dulu ditemukan di dekat pohon yang ada di depan gedung museum.

Pindah ke ruang perumusan, di sini terdapat meja panjang lengkap dengan diorama perumusan naskah proklamasi yang melibatkan Bung Karno, Bung Hatta, dan Ahmad Soebardjo. 

Pengunjung di Museum Perumusan Naskah Proklamasi.KOMPAS.com/SUCI WULANDARI PUTRI Pengunjung di Museum Perumusan Naskah Proklamasi.

Di ruangan ini juga terdapat pajangan rancangan naskah proklamasi yang pada saat itu masih belum direvisi.

Selajutnya di ruang pengetikan, terdapat diorama Sayuti Melik yang sedang mengetik naskah proklamasi menggunakan mesin tik ditemani oleh B.M Diah di sebelahnya.

Mulanya, Kompas.com mengira bahwa proses pengetikan naskah proklamasi hanya melibatkan Sayuti Melik saja. Namun faktanya, pada saat proses pengetikn, Sayuti Melik ditemani oleh B.M Diah.

Baca juga: Panduan Lengkap ke Museum Perumusan Naskah Proklamasi

"B.M diah itu jurnalis dari kaum muda pada masa itu. B.M Diah lah yang memungut bekas kertas pengetikan yang diremuk oleh Sayuti Melik. Kertas itu sekarang menjadi arsip," kata Ides.

Di ruang pengesahan terdapat meja panjang lengkap dengan kursi yang mengisi setiap sisinya. Ukuran ruangan ini cukup besar dibanding tiga ruang sebelumnya.

Kata Ides, di ruangan inilah naskah proklamasi yang sudah direvisi ditandatangani oleh Bung Karno dan Bung Hatta. Replika naskah proklamasi hasil revisi tersebut juga dipajang di bagian dinding ruangan.

Melihat ruang persembunyian bawah tanah

Selain menelusuri ruang di lantai satu, Kompas.com juga mencoba masuk ke dalam ruang persembunyian yang ada di bawah tanah.

Pengunjung di pintu ke ruang bawah tanah, Museum Perumusan Naskah Proklamasi.Kompas.com/Suci Wulandari Putri Pengunjung di pintu ke ruang bawah tanah, Museum Perumusan Naskah Proklamasi.

"Saya tidak tau pasti kapan ruang persembunyian ini dibangun, apakah saat Jepang masuk ke Indonesia, atau setelahnya," kata Ides.

Ruang persembunyian bawah tanah ini berada di halaman belakang Museum Perumusan Naskah Proklamasi.

Baca juga: Cara ke Museum Perumusan Naskah Proklamasi di Jakarta Naik Transportasi Umum

Di permukaan tanah, akses menuju ruang bawah tanah tampak seperti sumur biasa. Untuk masuk ke bawah tanah, harus menggunakan tangga.

Ruang bawah tanah di Museum Perumusan Naskah Proklamasi.Kompas.com/Suci Wulandari Putri Ruang bawah tanah di Museum Perumusan Naskah Proklamasi.

Beruntungnya Kompas.com masuk saat siang hari. Jadi, penerangan di dalam ruangan bisa terbantu dengan cahaya matahari yang masuk dari celah lobang di atas permukaan.

Ruangan bawah tanah ini hanyalah sebuah ruangan biasa, lantai beralas semen dan tidak ada barang-barang peninggalan yang dipajang.

Kesan pengunjung

Rasa penasaran dengan museum ini juga dirasakan oleh pengunjung lain yang datang ke museum.

Intan, pengunjung asal Serang mengatakan bahwa dirinya kerap berkunjung ke museum-museum bersejarah. Ia mengatakan dirinya ingin tau bentuk ruang bawah tanah di Museum Perumusan Naskah Proklamasi.

"Aku memang suka jalan ke museum seperti Museum Sumpah Pemuda dan Museum Sasmitaloka," kata Intan kepada Kompas.com di lokasi, Minggu (30/7/2023).

Ia melanjutkan, kedatangannya ke Museum Perumusan Naskah Proklamasi hari itu karena mengisi waktu yang kebetulan sedang berada di daerah Jakarta.

Pengunjung di Museum Perumusan Naskah Proklamasi.Kompas.com/Suci Wulandari Putri Pengunjung di Museum Perumusan Naskah Proklamasi.

Hilda, pengunjung asal Menteng Atas, Jakarta Selatan menuturkan bahwa saat ia masuk ke dalam ruangan museum, suasana khidmat perumusan naskah proklamasi masih ia rasakan.

"Suasana khidmatnya masih terasa, ekspektasi saya rumah Laksamana Maeda ini besar, tapi nyatanya minimalis," kata Hilda kepada Kompas.com di lokasi, Minggu (30/7/2023).

Kompas.com dan pengunjung yang datang ke museum hari itu tidak bisa naik ke lantai dua, karena lantai sedang dipersiapkan untuk acara pameran.

Jadilah setelah berkeliling di lantai dasar dan melihat ruang bawah tanah, Kompas.com memutuskan untuk keluar dari museum sekitar pukul 13.30 WIB. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com