KOMPAS.com - Kota Makassar mempunyai sejumlah masjid yang megah dan unik, salah satunya adalah Masjid Raya Makassar. Tempat ibadah sekaligus destinasi wisata religi ini, berlokasi di Jalan Bulusaraung, Gaddong, Kecamatan Bontoala, Kota Makassar.
Selain arsitektur bangunan yang megah, Masjid Raya Makassar mempunyai beragam daya tarik. Masjid ini merupakan salah satu saksi sejarah perjuangan masyarakat Makassar melawan penjajah Belanda.
Baca juga:
Lahan tempat berdirinya masjid megah ini, awalnya adalah sebuah tanah lapang milik orang Belanda bernama Het Gouvememet Van Nederlansche. Kemudian, lahan tersebut berpindah kepemilikan ke warga Makassar yang kemudian mewakafkannya untuk dibangun sebuah masjid.
Kompas.com merangkum fakta Masjid Raya Makassar sebagai berikut:
Salah satu masjid terindah di Indonesia Timur ini, merupakan saksi sejarah perjuangan masyarakat Makassar melawan penjajah. Usaha untuk membangun masjid besar ini pun selalu mendapatkan halangan dari pihak penjajah.
Melansir dari situs Dunia Masjid, setelah dibuka pada Agustus 1949, masjid ini digunakan untuk menghimpun kekuatan umat Islam untuk melawan penjajah. Sebelumnya, masyarakat Makassar dipecah belah sehingga tidak bisa menghasilkan kekuatan melawan Belanda.
Di balik kemegahannya, ternyata desain awal Masjid Raya Makassar cukup unik, yakni berbentuk menyerupai badan pesawat terbang, berdasarkan informasi dari situs Dunia Masjid.
Bangunan masjid ini pertama kali dirancang oleh arsitek Muhammad Soebardjo, setelah memenangi sayembara yang digelar panitia pembangunan Masjid Raya Makassar.
Inspirasi bentuk pesawat terbang tersebut, datang dari pengamatannya terhadap masyarakat Makassar yang tengah dihantui ketakutan karena pesawat pengebom B-29 selalu melayang-layang di atas kota.
Selang 30 tahun kemudian, bangunan Masjid Raya Makassar mulai rapuh, sehingga mengalami beberapa kali renovasi.
Baca juga:
Setelah beberapa kali renovasi, kini desain bangunan Masjid Raya Makassar menyerupai masjid-masjid di Timur Tengah dengan sentuhan arsitektur mediteranian. Masjid ini memiliki tiga warna dasar, yakni krem, hijau, dan hitam.
Menariknya, 80 persen bahan bangunan Masjid Raya Makassar berasal dari Sulawesi Selatan. Daya tarik lainnya adalah dua buah menara dengan tinggi masing-masing 47 meter dan 66,66 meter, yang melambangkan jumlah ayat Al Quran.
Dari sisi interior, jemaah bisa menyaksikan kaligrafi menghiasi dinding dan langit-langit Masjid Raya Makassar. Sementara, bagian atas mihrab berhias kaligrafi Asmaul Husna yang terinspirasi dari ornamen di Cordoba, Spanyol.
Lihat postingan ini di Instagram
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.